Pagi hari di kediaman rumah gracio, keluarga chaesara tengah sibuk melakukan rutinitas gotong royong di saat hari libur seperti sekarang. Boby yang saat ini tengah mencuci mobil, yori yang tengah menyiram tanaman dan bunga2, gracio yang dengan misuh misuh menyapu halaman sementara shania sibuk didapur menyiapkan sarapan.
"Huh....pagi pagi di bangunin cuman buat nyapu halaman gini, ngga tau orang lagi enak enakan tidur mimpi indah kali ya" sembari memunguti sampah sampah daun, gracio bersungut ria merutuki adiknya yori yang dengan tanpa dosa membangunkannya pagi pagi buta.
"Heleah ka cio mah, ngeluh terus..kan udah biasa emang kalo libur ya kita bakalan gotong royong gini, selalu aja gitu pura pura lupa"balas sang adik dengan jengkel.
"Bener tuh kata adik kamu, ngeluh terus ngga bosen apa? Hitung hitung belajar lah, biar ngga hanya bisa cuman tidur ngimpi doang"gracio tambah kesal merasa tidak ada yang membelanya di sini, sampai akhirnya suara decitan pagar mengalihkan kekesalannya karena kedatangan seseorang. Dengan sigap gracio langsung membuka kan dengan lebar itu pagar, tidak merasa dia langsung membuang begitu saja sekrop sampah daun yang di pegangnya tadi.
"Yah... ka cio kan,, udah cape cape mungutin d buang gitu aja.bener bener"celetukan yori membuat gracio sadar akan tugasnya sebelumnya, dia hanya bisa nyengir ngga jelas.
"Ci shani...ada apa tumben pagi sekali udah k rumah" tanya cio sembari kembali memunguti sampah yang di serakkannya tadi.
"Aku mau ngajak kamu jalan, mumpung aku lagi free hari ini"cio memdongak ke arah shani dengan mengerutkan keningnya tak percaya, karena tumbenan seorang shani ngajak jalan duluan.tanpa pikir panjang lagi gracio langsung mengiyakan dengan senang hati, menyuruh shani untuk tunggu sebentar sementra dia akan bersiap dahulu.
Sambil menunggu gracio selesai berbenah diri, shani berpamitan pada boby dan yori untuk masuk ke dalam rumah menemui shania yang tengah berkutat dengan peralatan masak didapur.
"Pagi tante"shani menyapa shania yang saat ini sedang meniriskan rebusan daging ayam, shania menoleh dan memberikan senyuman ramah pada shani.
"Lho... shani, sini... udah ketemu cio nya didepan?" Pertanyaan shania di balas dengan anggukan oleh shani.
"Tante mau bikin apa"
"Ini cio sm papanya kompakan pagi pagi mau dimasakin ayam rica-rica shan"sembari shania mengeluarkan pisau dapur dan mulai mengupas bawang putih dan merah.
"Sini...shani bantu tante, ngupas bawangnya"namun shania menggelengkan kepalanya tanda tidak mengijinkan,karena di lihat nya gracio sudah berdiri d ambang pintu dapur siap untuk memanggil shani.
"Dicariin d depan tau nya ci shani di sini, ayo jadi jalan kan?udah siap nih,dah wangi juga..ngga acem lagi kyak td pagi jd kang taman"shania hanya menggelemgkan kepalanya mendengar ke alayan anak sulungnya,sementara shani hanya bisa mengulum senyum akan tingkah laki2 tampan didepannya ini.
"Tante....maaf ya, ngga jd bantu..shani sama cio berangkat dulu"shani berpamitan pada shania, diikuti gracio begitupun juga dengan boby dan yori yang mereka temui didepan.
"Ci....kita mau kemana ? Mau naik motor apa mobil?"gracio menghentikan lamgkah shani yang sudah sampai dideoan pagar rumahnya.
"Kita ke taman komplek aja ya, jalan kaki... sama makan bubur disana, kamu belum sarapan kan?" Pertanyaan shani barusan mampu membuat cio melebarkan senyumannya dan mengangguk semangat, kapan lagi diperhatikan gini sama shani batinnya.
Sesampainya mereka di taman komplek, shani langsung memesan bubur ayam untuk nya dan cio tak lupa sebelum nya juga sudah membeli air mineral pada penjual lainnya yang ada di taman komplek ini. Cio dan shani duduk di bangku taman yang disediakan sembari menunggu pesanan bubur mereka jadi, gracio mengamati taman yang ada di komplek perumahan mereka memang ramai kalau hari libur seperti ini.
"So... ada apa ci shani ngajak aku ke sini, ada yg mau di omonginkah "setelah puas memandangi sekitar, cio mencoba bertanya pada shani untuk memulai obrolan mereka.
"Huft... aku cuman mau minta maaf sama kamu, karena kemaren sudah batalin janji gitu aja"shani menatap serius pada cio yang tersenyum seakan menunjukan kalo dia tidak apa2 dan tidak masalah sama sekali, padahal hatinya sudah bergejolak ingin mengeluarkan uneg2 kekecewaannya. Gracio memghela nafasnya dengan senyum ramah yang masih belum pudar, sampai shani dan gracio di kejutkan oleh tukang bubur yg dtaang.
"Ini mas...mba...buburnya"
"Oh...iya pa... terimakasih" shani mengambil mangkok bubur itu dari tangan penjualnya.
"Aku ngga apa2 kok ci, santai aja... ngga usah merasa bersalah gitu lah, aku ngga akan pernah bisa nyalahin ci shani biarpun ci shani memang salah dan sesalah apapun"shani mengerutkan dahinya heran, ciopun melanjutkan kata2nya karena melihat ekspresi shani yg seakan menuntut jawaban lebih.
" karena bagiku dan mungkin semua org ci shani ngga pernah salah, ci shani akan selalu benar. Karena ci shani SEMPURNA, jd aku takoot nyalahin ci shani" sahut gracio dengan tampang ceria, shani langsung tertawa keras dan puas mendengar celetukan gracio.
"Hahaha... kamu apaan sih cio, retjeh banget candaannya "
"Hufft.... padahal serius juga, selalu di anggap candaan kata2 aku,kapan sih aku bisa terlihat serius di mata ci shani" batin gracio sendu sambil memakan buburnya dengan sedikit kecewa.
"Yo....cio..." shani memegang lengan gracio saat tidak mendapati gracio yang diam melamun sembari lihatin mangkok buburnya di bawah, saat tersadar ciopun lamgsung meneguk minumannya dan kembali makan buburnya.
"Ngelamunin apasih"
"Ngga... tadi mikirin buburnya kok agak beda ya, apa ada bumbu rahasianya ya..enak banget, pa...pa... buburnya kok agak beda dari biasa nya bubur ya pa, kayak ada manis2nya" sempat membuat bingung penjual bubur,setelah mendengar kata takhit gracio baru beliau nggeh...
"Olah.... mas...tak kiraian apa, ada manis2nya kan mas habis minum le mineral macam iklannya itu lho ada manis2nya" gracio tertawa lepas sembari mengacungkan jempolmya pada si bapak pnjual bubur.
"Emm... cio..maaf ya sekali lagi, kamu tau kan kalau aku sm vino jarang banget bisa ad quality time spt kmren, karena dia org nya yg sibuk dan aku juga... jd pas kmren dia telp bilang mau temenin aku, aku seneng dong bahagia banget rasanya..kan jarang2 kita ketemu, dan juga kmren aku di ajak ketemu lagi sama papa dan mamanya vino. Orang tua nya nanyain kapan kami mau seriusin hubungan kam..."
"Uhukk..uhukk..."shani lamgsung menyodorkan minuman nya oada cio, sembari meneouk pundaknya dg lembut.
" cio....ngga apa2 kan, makannya pelan2 aja... ngga ada yg minta juga kok"
"Trus ci shani bilang apa" cio tidak menghiraukan tenggorokannya yang sakit gegara keselek tadi, karena rasa penasarannya akan jawaban shani pada ortu vino.
" ya... utk nikah sih aku sm vino belum siap, mungkin kami bakalan tunangan aja dlu" ada kelegaan sedikit...sedikit ya yg dirasakan cio, namun itu tidk akan bisa membuatnya tenang. Takut akan kehilangan org yg di cintainya diam diam itu.
Selama 2 jam pagi ini mereka habiskan di taman komplek, untuk bertukar cerita lebih tepatnya shani yang dengan semamgat bercerita tentang hubungannya dengan vino sementara gracio yang mendengarkan hanya dengan setengah hati tetap memasamg muka yang ramah,sekuat mungkin menutupi rasa cemburunya.Baru balik lagi...
Maaf ya
Banyak kesibukan...Stayhealty
#dirumahaja ya guys
Jaga jarak
Pakai masker keluar rumah
Cuci tangan
Dan patuhi aturan pemerintahBye...bye
KAMU SEDANG MEMBACA
MENANTI
Romance"Aku tau aku adalah orang yang paling bodoh, selalu mensugesti diri dalam hening dan diam bahwasanya kamu akan kembali dan kita akan bersama lagi" SHANI VENAL TANUMIHARDJA "Maafkan atas kesalahan dan kebodohan yang aku buat, meninggalkan mu begitu s...