PART 7

280 30 3
                                    

Bugh....
Setelah memarkirkan mobilnya di parkiran kantor, gracio bergegas menuju lobby kantornya karena gerimis yang sedang melanda Jakarta sepagi ini.

"Selamat pagi pak gracio" 2 orang security kantor pusat dari natha group dengan sopan menyapa nya dan membuka kan pintu, gracio hanya mengangguk dan tersenyum ramah pada pegawainya. Begitupun juga dengan pegawai pegawai yang ia jumpai di tengah menuju ruangannya, hingga sampai pada ruangannya bertuliskan Room CEO.

Didepan ruanganya sudah ada seorang wanita cantik dibalik meja kerjanya dengan sigap memberikan hormat padanya saat melihat kedatangannya.

"Loe ngga usah formal banget kali nin.. kayak sama siapa aja"ucap gracio dengan kekehannya sembari mendudukkan pantatnya di kursi depan meja anin sekretarisnya.
"Ya... kan loe sekarang atasan gue, di kampus mungkin kita teman. Tapikan sekarang gue kerja sama loe kali" sahut anin juga ikut duduk di kursinya kembali sembari tangannya memgambil map dalam laci mejanya dan menyodorkan pada gracio.
"Sebagai sekretaris... gue udah catat jadwal loe dalam 2 minggu ke depan dan hari ini kayaknya lumayan padat. Jadwal loe meeting di luar 3 kali dan 1 kali di sini bertemu pa hartoyo membahas tentang kerjasama pembangunan resort di hotel mereka yang ada dibali....."
"Gila... sampai malam gini nin ? Huah... " gracio hanya bisa menghela nafas pasrah dengan tanggung jawab yang harus diembannya sekarang.
"Sabar.... namanya juga sebuah keharusan, aku yakin kamu oasti bisa. Semangat dong" seru anin menyemangati gracio.
"Oh ya... nih... aku bawaian kamu sarapan, nasi goreng ommelette sosis nugget" anin menyodorkan sebuah kotak bekal kehadapan gracio yang langsung disambut girang oleh gracio.
"Wah... tau aja sih nin, kalau aku masih laper... hehe" gracio langsung memakan sarapannya yang ke dua di hadapan anin.
" waktu kamu makan cuman set jam, sebentar lagi pak handoyo akan datang"gracio tak merespon ucapan anin, membuat anin hanya menggelemgkan kepalamya. Namun ia tahu gracio pasti mendengarkannya.

Saat ini gracio dan rombongan kerjanya tengah berada di sebuah proyek bangunan yang tengah berlangsung. Agenda nya hari ini salah satunya adalah meninjau proyek pembangunan properti di kawasan jakut, gracio bahkan tak sungkan untuk lamgsung terjun membaur dengan para  pekerja dan sesekali ikut mencoba. Kemudian dilanjutkan dengan pembukaan restoran cabang baru di kota bogor dan terakhir gracio menghadiri undangan acara syukuran Panti Asuhan Kasih Indah yang selalu diadakan dalam setiap tahunnya, selain untuk ajang silaturahmi juga melaporkan dana dana yang terpakai dari pada pemberian para donatur kepada panti asuhan mereka. Panti asuha kasih indah ini tidak hanya di huni oleh anak anak yatim, piatu atau terlantar saja. Tapi di sini juga di sediakan tempat untuk para orang2 tua yang hidup sebatang kara tidak ada sanak saudara, ada juga orang tua yang diserahkan ke panti ini oleh keluarganya karena tak sanggup untuk mengurus.
Kedatangan gracio disambut dengan hangat oleh mereka mereka yang ada di oanti ini, gracio bahkan bercengkram dengan para orang tua, mencoba memberikan hiburan sebisanya yang membuatnya miris dan kasian melihat mereka. Gracio juga memberi sedikit arahan serta pesan pada pengurus panti itu untuk bekerja dengan baik dan benar serta memperlalukan para orang tua maupun anak2 yang ada di panti dengan ikhlas dan kasih sayang yang tulus.

***

Jam 20.35 vino dan shani tengah berada di sebuah taman tepat didepan danau yang di tengah tengah danau banyak alat transportasi air bentuk bebek, ayam, burung berhiaskan lampu lampu kelap kelip yang juga banyak didatangi anak anak muda memadu kasih seperti mereka, sesuai dengan janji temu yang di sepakati oleh keduanya. Shani sebenarnya merasa aneh dengan vino, tidak biasanya vino memintanya bertemu seperti sekarang. Namun dia mencoba untuk berfikir positif mengingat malam ini adalah tepat tanggal jadi mereka yang ke tiga tahun.

Shani menatap vino dengan lekat tepat pada manik matanya, dapat dirasakannya mata itu tengah menatap gelisah karna sesekali vino menghindari tatapan matanya.
Shani menghela nafas lelah karena sudah setengah jam mereka di sini, vino masih tak berucap apapun seperti biasanya malah lebih banyak shani yang berbicara dan bertanya yang hanya dijawab seadanya oleh vino. Hingga  akhirnya shani yang memulai lebih dulu untuk kata tanggal jadian mereka kali ini.

MENANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang