PART 9

636 32 6
                                    

6 bulan Kemudian

"Gila loe yo.... udah jadi ceo aja, anak sultan mah beda" ucap frans.

Saat ini gracio dan teman teman kuliahnya dulu tengah reunian di sebuah cafe and resto milik gracio natha group.

"Tapi tampang loe kok biasa aja ya yo, ngga ada sultan sultannya" sanggah mario dengan logat medoknya.

"Sialan loe mar,tampang boleh bohong. Tapi isi dompet ngga bisa d bohongi... hahaha" jawab gracio dengan muka tengil, yang langsung di pitting candaan oleh ronald di sampingnya.

"Oh ya... anin kok bisa jadi sekretaris loe?"tanya mario sambil matanya sesekali fokus ke handphonenya.

"Dari awal gue masuk perusahaan juga udah anin sekretaris gue, opa yang pilihkan"

"Ngga di jodohin juga loe sama anin"tanya frans.

"Ya...enggalah, gue sama anin temenan doang..ngga ada apa apa"

"Temenan tapi kok mesra ya ? Ni pipi juga udah pernah di kiss lagi sama anin, jangan jang..."

"Weh...weh... apaan loe mar ? Jamgan jangan apa, macem macem awas loe. Gue sama anin biasa aja, temenan dan dia sekretaris gue..udah itu aja, kalau dia nyium gue wktu itu gue juga ngga tau tiba tiba aja...katanya sih gemes" sahut gracio sementara ke tiga temannya hanya menaikan sebelah alis mereka tanda ragu untuk percaya.

"Terserah kalian..mau percaya apa ngga, yang jelas gue sama anin biasa aja. Gue masih setia tau, gue bakalan nunggu cinta pertama gue pulang" ucap gracio dnegan tegas.

"Hadeah... cio..cio... masih aja loe di perbudak cinta. Dari SMA loe suka sama dia sampai sekarang, masih aja pengecut. Gue kalo jadi elo udah gue bilang dari awal,mau di terima apa kaga. Yang pemting gue udah berani jujur, ketimbang kayak gini ngga ada kepastian. Takutnya nanti pulang, udah ditunggu tunggu sekian lama..eh... malah bawa bule dianya"sahut frans yang langsung mengundang tawa dari lainnnya.

Gracio bungkam mendengar apa yang dikatakan frans, karena memang ada benarnya apa kata frans. Gracio mulai gamang akan hatinya, banyak perkiraan perkiraan akan ketakutannya pada apa yang diucapkan frans barusan.

"Udah.... ngga usah di pikirin, kalau jodoh juga bakal ngga kemana" ronald menepuk pundak gracio mencoba menenangkan gracio.

"Tapi nyesek juga cerita loe yo... terjebak friendzone berkepanjangan ini mah hahaha" ledek mario lagi.

"Sialan loe pada" sungut gracio tak terima.

Pukul 11 malam gracio sampai dirumah yang langsung disambut tatapan tajam oleh mama shania.

" darimana aja kamu seharian ini"tanya mama shania sambil bersedekap dada memandang tajam ke arah gracio.

"Bandung.... habis reunian sama teman teman" jawab gracio malas karena tubuhnya sudah meronta minta di istirahatkan, saat gracio satu langkah naik anak tangga. Pertanyaan mama shania membuat langkahnya terhenti dan kembali berbalik menghadap mama shania.

"Kenapa tadi siang kamu tidak menemui chelsea ? Mama ngga enak kan jadinya sama tante rika"gracio mendesah lelah menghadapi mama nya yang saat ini dalam mode cerewet. Pasalnya sudah dalam beberapa bulan ini mama shania gencar mencoba mendekatkannya dengan beberapa anak teman temannya.

"Lupa ma... lagian mama ngapain sih kayak gini segala, udahlah ma... gracio capek"

"Mama cuma mau kamu dapat pacar terus nikah, selama ini mama ngga pernah di kenalin pacar atau temen cewek kamu. Cuman anin sama shani yang mama tau, dan itupun bukan pacar kamu. Padahal kalaupun salah satunya pacar kamu, mama seneng kok"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang