Di rumah besar nan megah keluarga tanumihardja, keynal tengah duduk di depan meja makan fokus membaca koran pagi di temani kopi dan pisang goreng buatan istri bidadarinya. Sementara sang istri tengah menata sarapan pagi mereka, zein pun datang dan langsung duduk di samping keynal. Di susul shani yang juga sudah siap dengan jas dokternya serta tas tangannya yang di letakkan nya di kursi samping kosong.
"Ci... gimana koasnya di tempat mama gracio? Kalo udh selesai langsung mau stay di sanakah" pertanyaan keynal hanya di balas anggukan oleh shani sambil mulutnya mengunyah roti bakar yang di sediakan veranda.
"Iya pi.. opa natha sama tante shania udah teken perekrutan buat shani, dan lagian shani juga kerasan kok di sana. Ngga jauh juga dari rumah"
"Bentar lagi kan koas kamu selesai nih, mau buka praktik sendiri ngga ? Biar papi cariin tempat yang nyaman dan tepat"
"Ngga usah dulu pi,shani belum kepikiran mau buka praktik sendiri"keynal pun hanya manggut manggut mengiyakan dan tidak memperpanjang obrolan lagi.
Di parkiran rumah sakit mitranatha insan, shani dan vino baru saja keluar dari mobil. Ya tadi pagi vino menjemput shani di rumahnya dan mengantarkannya ke rumah sakit untuk rutinitas shani sebagai dokter koas yang di bimbing oleh dr.shania mamanya gracio.
Brum....brummm...
Gracio langsung menghentikan laju motornya tepat dihadapan shani dan vino, shani langsung mengelus dada akan olah gracio.
"Heehe...ci, selamat pagi" senyum lebar gracio ucapkan di hadapan shani.
"Aww...aww...aduduh..duh...sakit tau ngga sih lee"gracio mengaduh kesakitan karena cubitan di pinggangnya dari orang yang jadi penumpangnya di belakang motornya, seorang gadis cantik yang juga koas barengan shani langsung turun dari motornya gracio sembari merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan.
"Emang edan loe yo, bawa motor kayak orang gila"umpat nya.
"Lho...emang udah pernah dibonceng orang gila yak" sahut gracio dengan tengilnya.
"Iya....dan loe orang gilanya,yuk ah shan kita ke dalam bentar lagi kita ada ujian praktik operasi kan...lama lama gue di sini bisa bisa ni kepala anak songong yang gue bedah syarafnya, biar bener dikit" michele dengan kesal langsung menarik tangan shani meninggalkan gracio dan vino di area parkir rumah sakit, tak lupa shani melakukan kontak isyarat dengan vino untuk memghubunginya nanti sebelum dirinya benar benar masuk ke dalam.
"Dih... malah marah marah, bukannya terimakasih juga udah d anter, dasar ikan lele"sungut gracio sembari menghidupkan kembali motornya, tak lupa dia juga berpamitan dengan vino kekasih dari orang yang di cintainya diam diam itu.***
"Kok bisa sama cio sih tadi"tanya shani sembari mengambil pakaian operasi dan bersiap memakainya.
"Tau tuh anak...tiba2 aja datang ke rumah, dengan muka ramah nawarin ojek gratis.ya aku mau aja kan, males juga tadi bawa mobil..eh taunya malah bikin emosi"
"Nih ya shan... gue kalau bisa ngatur ngga bakal mau sepupuan sama tuh anak, bikin kesel... dari kecil emang udah biang onar,suka iseng jahil banget anaknya kalau udah ngumpul keluar..."
"Shani michelle ...ayo cepat sudah d tunggu dr.shania di ruang operasi"michele menghentikan ceritanya setelah adanya interupsi perawat senior yang mendatangi mereka.
Shani pov
Rasanya gugup sekali melangkah menuju ruang operasi, padahal ini adalah stase terakhir selama menjalani koas di sini.
"Semangat shani semangat, yok bisa yok" ucap ku dalam hati menyemangati diri, dari tempat aku berjalan sekarang dapat ku lihat tante shania, dr. Delon, dr.residen bella dan perawat siska yang memanggil kami barusan tengah berbincang hingga kami tiba dihadapan mereka dan memberikan sapaan hormat pada senior kami disini.
"Oke..karena shani dan michelle sudah datang kita mulai brieffingnya.. jadi pasien yang akan di tangani didalam itu adalah pasien yang mengalami kecelakaan hebat dan mengalami pendarahan otak yang parah. Shani, dr.delon ini adalah dokter ahli bedah syaraf di rumah sakit ini..kata cio kamu nantinya mau lanjut ke spesialis syaraf,mungkin dokter delon bisa dengan senang hati membagi ilmunya pada anak2 didik koas saya ini"
"Dengan senang hati dokter shania, bahkan 24 jam saya akan siapkan waktu khusus untuknya kalau perlu"sahut dr.delon antusias.
"Baiklah... karena sudah waktunya, saya percayakan untuk memimpin operasi kali ini pada dr.delon.. shani, michelle... ini adalah stase terakhir kalian di masa koas ini, perhatikan dgn benar karena ilmu praktik akan melekat dan mudah dipahami dari pada teori"
"Baik dok" setelah memberikan arahan shania pergi meninggalkan ke 5 orang tenaga medis yang bersiap tempur drngan alat operasi untuk menyelamatkan nyawa sang pasien.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENANTI
Romance"Aku tau aku adalah orang yang paling bodoh, selalu mensugesti diri dalam hening dan diam bahwasanya kamu akan kembali dan kita akan bersama lagi" SHANI VENAL TANUMIHARDJA "Maafkan atas kesalahan dan kebodohan yang aku buat, meninggalkan mu begitu s...