Happy reading❤
*
*
*
Seorang gadis sudah rapi dengan pakaian seragamnya dan bersiap untuk pergi ke sekolah dan rutinitas paginya yaitu mengantar adik-adik pantinya ke sekolah, dia adalah Pricila Risa atau sering di panggil Cici."Morning adek-adek..udah pada siap ya?" saapa Cici dengan manisnya seperti pagi-pagi biasanya.
"Morning kakak!" sahut mereka serempak.
Cici tersenyum lalu mendekat ke arah meja makan di mana adik-adik pantinya berkumpul untuk sarapan, tapi ada yang kurang...
"Loh Lion mana kok gk ikut sarapan di sini?" tanya Cici saat melihat adik kecilnya yang manja itu tidak ada d meja makan bersama yang lain.
"Lagi ngambek katanya," ucap Amel cekikikan diikuti yang lainnya.
"Pasti kalian kerjain ya?" tanya Cici menatap curiga ke arah mereka dan yang ditatap hanya nyengir kuda.
"Hemm kalian ya. Yaudah kakak bujuk dulu deh," ucap Cici lalu beranjak untuk menemui Lion adik manjanya.
Nasib Lion itu sama seperti Cici, sama-sama di temukan di panti saat bayi. Sekarang Lion berumur 2 tahun, dia adalah anak terkecil di sini.
Cici berjalan kearah dapur karena biasanya saat Lion ngambek dia selaly kesini buat makan sambil ngumpet viar gak ketahuan kakak-kakaknya. Karena dia anak terkecil di sini makanya dia selalu di kerjain sama yang lain, kadang dia diejek cengeng, dijailin saat makan seperti sekarang dia diganggu sarapan sampai harus ngumpet.
"Dorrr." kaget Cici saat melihat Lion duduk di kolong meja.
"Adorrrr.....eh hihi tata Cici apain di cini?" ucap Lion terkekeh. Cici tersenyum hangat lalu menggendong Lion keluar dari kolong meja.
"Hemmm mau liat adek manja kakak ini lah." ucap Cici mencium pipi gembulnya gemas.
"Jangan ngambek lagi dong kan kakak-kakaknya cuma bercanda," bujuk Cici dan di angguki Lion dengan polos membuat Cici semakin gemas dengan anak itu.
Cici tersenyum lalu menciumi pipi gembul Lion dengan gemasnya.
"Kamu jangan nakal ya manja, jangan cengeng juga!" pesan Cici dan mencium pipi Lion lagi lalu keluar dengan Lion yang di gendongannya.
*****
Sekarang Cici lagi jalanin hukumannya si Bu Ratih, karena tadi dia telat 15 menit makanya sekarang dia dihukum. Dia lupa kalo hari ini Bu Ratih yang piket, kalo dia ingat mungkin dia bakal berangkat lebih pagi lagi jadi gak harus dihukum kayak sekarang.
Setelah dua jam pelajaran hukuman Cici akhirnya selesai, dia langsung berjalan menuju kelasnya dan mendudukan bokongnya di kursi kesayangannya.
"Telat lagi?" tanya Lisa yang duduk di samping Cici. Dia memasukan buku pelajaran yang tadi dipelajari dan mengeluarkan buku pelajaran berikutnya.
"Ya gitu deh," jawab Cici mengibas-ngibaskan tangannya ke wajah agar mendapatkan angin.
"Adik-adik lo?" tanya Lisa menyodorkan air minum yang dia bawa dari rumah ke arah Cici dan langsung diambil Cici.
"Enggak kok. Gue telat karena nganter delivery dulu tadi," jawab Cici sambil meneguk air yang diberikan Lisa tadi.
"Hemm Ci. Lo tahan banget kerja sambil sekolah. Salut gue!" ucap Lisa bertopang dagu melihat Cici.
"Ya mau gimana lagi. Gue kan tinggal di panti dan gue harus bisa hidupin diri gue sendiri tanpa bantuan Bu Sila lagi," ucap Cici tersenyum menerawang kebahagiaan anak yang seumurannya tanpa harus kerja banting tulang sepertinya.
"Aaa jangan melow deh. Gue gak suka," ucap Lisa memeluk Cici dan dibalas pelukan dari Cici.
"Thanks Lis. Lo udah mau jadi sahabat gue," ucap Cici disela-sela berpelukan mereka. Lisa yang mendengar itupun tersenyum hangat seraya melepas pelukan mereka.
"Gue bakal terus jadi sahabat lo Ci!" ucap Lisa tersenyum hangat lalu memeluk Cici lagi. Astatang kok jadi acara peluk-pelukan sih^^
"Oh ya. Gue pengen cerita nih!" ucap Lisa membuat Cici melepas pelukan mereka dan menatap penasaran ke arah Lisa.
"Apaan?" tanya Cici penasaran. Lisa menggaruk tengkuknya, dia bingung harus mulai dari mana menceritakannya.
"Anu...gue kok suka ya sama kak Zani dari pertama ketemu waktu itu," ucap Lisa semangat membuat Cici membulatkan matanya, bisa-bisanya Lisa suka sama sahabatnya? Tapi ya memang Zani itu memiliki pesona sendiri membuat dia disukai banyak cewek dan salah satunya adalah Lisa.
"Haa lo suka modelan Zani? tanya Cici tertawa membuat Lisa mendengus kesal.
"Serius elah Ci," kesal Lisa saat Cici malah tertawa.
"Oke oke. Terus lo mau apa?" tanya Cici serius dan menghentikan sejenak tawanya.
"Bantu gue deket dong!" pinta Lisa memohon.
"Caranya?" tanya Cici bingung harus membantu apa agar Lisa bisa deket sama Zani.
"Ya bantu biar lebih deket aja gitu. Gak pacaran juga gak papa kok," ucap Lisa masih memohon dengan tangan yang ditautkan di depan dada.
Cici menghela napas. "Yaudah oke. Taoi gue gak janji," ucap Cici menyetujui membuat Lisa tersenyum sumringah.
"Makasih sayang!" teriak Lisa memeluk Cici erat membuat Cici kehabisan napas.
"Njir gue gak bisa napas ini. Lo kekencengan," kesal Cici sesak napas karena ulah sahabatnya itu.
"Eh sorry. Gue seneng banget tadi," kekeh Lisa menggaruk tengkuknya. Cici mendengus kesal lalu menelungkupkan wajahnya di lipatan tangannya. Dia mau tidur sebentar karena sekarang guru yang mengajar di kelasnya sedang tidak hadir.
*****
Haii guys ini cerita pertama aku, gugup parah aku takut gak ada yang baca hehe^^
Jangan lupa vote, komen dan share ya biar banyak yang baca ceritanya😘
KAMU SEDANG MEMBACA
[PLL] Past And Love Life (Sudah Terbit)
Teen FictionSudah terbit-Tersedia di (Guepedia, Tokopedia dan Bukalapak) Saat dua insan yang berbeda jenis berteman baik pasti ada rasa yang terpendam antara keduanya, itulah yang dirasakan oleh Pricila dan Arzani yang sudah terjebak friendzone. Tapi, masalalu...