21. Kapan bisa kayak dulu lagi?

167 34 3
                                    


Happy reading❤
*
*
*

(Kamar Zani guys)

"BANG ZANIII BANGUNN!" teriak Delia dengan suara cemprengnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BANG ZANIII BANGUNN!" teriak Delia dengan suara cemprengnya. Ia sudah berkali-kali berteriak di depan kamar abangnya namun sampai sekarang tak ada sahutan apapun dari dalam.

Tok...tok...

"BANGUNN BANG ZANI KATANYA MAU NGANTERIN LIA!" teriaknya lagi karena belum mendapat jawaban dari di depan pintu Zani.

Sedangkan orang yang diteriaki pun masih bergelayut di atas kasurnya tanpa mau menghiraukan suara cempreng yang meneriakinya sedari tadi.

"ABANGGG BANGUNN GAK AWAS LO YA," teriak Lia mengancam, karena belum dapat sahutan dari Abangnya.

Karena terusik dari tidurnya, Zani pun meringis bangun dari tempat tidur nya. Ia mendudukkan tubuhnya seraya mengumpulkan nyawa.

"10 menit," balasnya setelah itu tidak ada lagi yang memanggilnya dari luar.

Setelah mengumpulkan 100% nyawanya, akhirnya Zani beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Seperti yang Zani katakan? setelah 10 menit ia sudah siap dengan pakaian kantornya. Ia bergegas keluar kamar dan menyusuri tangga dengan santainya.

"Morningg..." ucap Zani saat sampai di meja makan tempat keluarganya berkumpul untuk sarapan bersama.

"Morning too!" balas Papa Mama Zani bersamaan. Tapi berbeda dengab Adik perempuannya yang menatap kesal ke arahnya.

"Lama!" teriaknya tepat di telinga Zani.

"Astaga Adek cempreng banget sih,"ujar Zani mengusap-usap telinganya yang terasa ngilu.

"Lia sih oh aja," ucapjya lalu memakan roti miliknya yang sudah diberi selai nutella.

"Emang kamu mau ngapain sh? Tumben berangkat pagi?" tanya Zani yang heran sama adiknya ini tumben-tumbenan mau berangkat pagi. Ia duduk di sampinh adiknya dan memakan roti miliknya yang sudah diberi selai cokelat kesukaannya.

"Lia tu ada ulangan bang, makanya mau cepet biar gak telat," jawabnya sambil memasukan potongan roti terakhir ke mulutnya.

"Yuk berangkat!" lanjutnya yang sudah selesai sarapan.

"Dadah Pa Ma Lia pergi dulu." ucapnya bersalaman kepada Papa dan Mamanya lalu berlari keluar dan menghilang di balik pintu.

Zani menghela napas pasrah. "Yaudah Pa! Ma! Zani pergi dulu ya nganter tu anak," ucap Zani berpamitan dan di angguki Papa Mamanya.

Setelah bersalaman ke Papa dan Mamanya, Zani berlari keluar menyusul Delia yang sudah duduk manis di dalam mobil.

Zani memasuki mobilnya dan melajukan dengan kecepatan standar membelah jalanan ibu kota pagi ini yang sudah mulai macet, karena memang banyak anak sekolah yang berangkat ke sekolahnya.

"Bang Kak Cici kemana ya? Ko gak pernah keliatan sih?" tanya Delia saat mereka sedang berhenti di lampu merah.

Selama Delia pulang ke indonesia ia memang tak pernah melihat Cici lagi makanya itu ia bingung kemana Cici.

"Lagi sibuk sama sekolah kayaknya," jawab Zani dan Delia hanya ber oh.

Setelah 20 menit di jalan, akhirnya mereka sampai di sekolah Delia di SD CEMPAKA. Ya Delia sekarang pindah di SD ini karena memang ini sekolah ternama dan sekolah elit.

"Makasih Bang!" ucap Delia mengecup singkat pipi Zani, lalu keluar dan berlari memasuki sekolahnya.

Setalah memastikan Delia memasuki sekolahnya dengan selamat, baru Zani melajukan mobilnya lagi menuju kantor karena memang pagi ini dia ada meeting.

*****

Di lain tempat Cici sudah duduk di kursinya. Bel masuk sudah berbunyi 20 menit yang lalu, tapi kelas Cici sedang jam kosong karena memang guru yang mengajar di kelasnya pagi ini sedang berhalangan hadir dan jadilah kelasnya sekarang ribut seperti di pasar.

Cici menoleh kebelakang dan mendapati Lisa yang sedang bergurau bersama teman sekelasnya tanpa menghiraukan keberadaan Cici.

"Kapan kita bisa kayak dulu Lis?" gumam Cici pelan. Ia menatap lirih ke arag Lisa, sungguh miris hubungan persahabatannya sekarang.

Ya memang Cici dan Lisa belum berbaikan, karena Lisa yang sama sekali tak pernah menghiraukannya dan malah menghindarinya membuat Cici bingung harus gimana.

Di sisi lain sebenarnya Lisa sedari tadi menyadari kalau Cici memperhatikannya tetapi ia pura-pura tidak tau.

"Sorry Cii," batin Lisa.

Lisa padahal mau meminta maaf kepada Cici, Ia mau kembali kayak dulu dengan Cici, tapi sekarang ia sedang menjalankan rencananya makanya ia harus tahan untuk menjauh dari Cici.

Kriinggg...

Bel istirahat baru saja berbunyi dan seluruh murid BRAWIJAYA sudah berhamburan keluar untuk ke kantin. Beda dengan Cici sekarang, ia malah memanfaatkan jam istirahatnya untuk tidur di perpustakaan.

Saat sudah berada di depan pintu perpustakaan ada seseorang yang memanggilnya...

"Kak Cici!"

"Eh Amel kenapa?" tanya Cici saat mengetahui bahwa orang yang memanggil dirinya adalah Amel.

"Hehe gak papa kok Kak... mau ke sini aja nemenin Kak Cici," jawan Amel seraya terkekeh.

"Loh kok tau kalo gue di sini?" tanya Cici heran, kan ia tidak memberitahu Amel kalo ia ke sini.

"Anuu... Amel ne... nebak aja, kan biasanya Kak Cici suka ke sini kalo istirahat," ucap Amel menggaruk tengkuk nya, hampir saja ia keceplosan.

"Ohh... yaudah yuk masuk!" ajak Cici dan diangguki Amel.

Di balik dinding tanpa Cici sadari ada seseorang yang memperhatikannya sambil tersenyum.

"Semoga lo gak kesepian Ci," gumam orang itu.


*****

Uhhh Lisa kenapa sih?
Dia manjauh dari Cici tapi care juga sama Cici... Penasaran gue?

Jangan lupa vote + komentar ya teman-teman😘

[PLL] Past And Love Life (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang