10. Orang tua Amel

201 73 8
                                    


Happy reading❤
*
*
*


Setelah sampai di panti Cici, Lisa dan Amel masuk ke dalam rumah. Ya selepas melihat sunset di pantai tadi mereka memutuskan untuk pergi makan sebentar, lalu setelahnya pulang karena langit juga sudah mulai menggelap.

Hari ini lisa berniat untuk menginap di panti, karena katanya malas sendirian di rumah. Orang tua nya lagi ada tugas kerjaan di luar kota. Lisa memang lumayan sering menginap di sini saat orang tua nya tidak di rumah, katanya sih biar gk sepi.

Ceklek...

"Assalamualaikum," ucap mereka serempak

"Waalaikumsalam," jawab orang yang ada di dalam.

Yang ternyata tidak hanya Bu Sila sendiri di sini, ada sepasang suami istri yang mungkin mau adopsi anak lagi, ya Cici sudah hafal kalau ada suami istri yang ke sini pasti akan mengadopsi anak.

"Pa..papa Mama," ucap amel terbata-bata saat melihat sepasang suami istri itu.

"Kok Amel manggil papa mama?" Batin Cici bertanya-tanya.

"Amel," balas sepasang suami istri itu yang melihat keberadaan putrinya yang sudah tumbuh dewasa.

"Mama kangen banget sama kamu sayang," ucap wanita paruh baya yang menyebut dirinya mama.

"Amel juga kangen mama," ujar Amel lalu berhambur ke pelukan sang Mama.

"Mama papa udah bebas kok gak ngasih tau Amel?" tanya Amel lalu mereka mengangguk.

Cici menautkan alisnya bingung dengan cerita di depannya ini. Ya karena memang dia belum tau masalah keluarga Amel. Bukan karena Amel gak ngasih tau tapi karena Cici juga gak pernah menanyakan masalah keluarga Amel.

"Ini mama papa kamu Mel?" tanya Cici masih bingung. Amel menoleh setelah melepas pelukan dengan Mamanya.

"Iya kak, ini Mama Papa Amel," ujar Amel tersenyum. Cici semakin menautkan alisnya karena tidak mengerti maksudnya, kenapa Amel ada di panti kalo dia masih memiliki orang tua? Itu pertanyaan Cici yang masih ada di benaknya. 

Amel terkekeh melihat eksperi Cici yang bingung. "Kak jadi ini itu Mama Papa Amel, mereka baru bebas dari penjara. 10 tahun lalu Amel dititipin di sini selama Mama Papa di penjara," jelas Amel, Cici yang mendengar itupun mengangguk paham.

"Maafin Papa sama Mama ya sayang," ucap Mama Amel sambil memeluknya.

"Iya Ma gak papa, yang penting sekarang Mama Papa udah di sini," ucap Amel tersenyum.

"Ets! tapi ingat gak boleh jahat lagi, anggap ini pelajaran buat kita," lanjut Amel dan orang tua Amel tersenyum seraya mengangguk.

"Siap tuan putri!" ucap Papa Amel terkekeh dan Amel pun ikut terkekeh.

"Yaudah sayang kamu ikut kami pulang ya" Ajak Mama Amel dan diangguki Amel tapi detik berikutnya raut wajahnya berubah sedih lalu menatap Cici yang sudah dianggap nya sebagai kakaknya sendiri. Ia sangat menyayangi Cici.

"Tapi kak Cici..." cicit Amel namun masih bisa didengar.

Cici tersenyum. "Gak papa dong Mel... kakak malah seneng akhirnya kamu ngumpul lagi sama keluarga kamu," ucap Cici paham dengan raut wajah Amel yang khawatir dengannya.

"Amel sayang kakak, makasih udah jadi kakak yang baik buat Amel selama Amel di sini!" ucap Amel memeluk Cici erat. Cici pun tak segan-segan membalas pelukan Amel yang sudah dia anggap Adik sekaligus sahabat untuknya.

"Kak Cici juga sayang Amel!" balas Cici lalu mengurai pelukannya dan mengecup singkat kening Amel.

"Ehemmm... sama Cici doang sayangnya? sama gue enggak?" sindir Lisa yang sedari tadi diam sambil memasang wajah cemberut. Amel terkekeh lalu memeluk Lisa.

"Sayang kak Lisa juga kok! Makasig ya udah jadi kakak dan sahabat buat Amel," ucap Amel lalu memeluk Lisa erat dan dibalas pelukan juga oleh Lisa.

*****


Cici masih bergelayut dengan pikirannya, ntah kenapa ia selalu merasa sedih dan iri saat ada anak panti yang diadopsi atau ketemu sama orang tua mereka, tidak seperti Cici yang sampai sekarang belum menemukan orang tua atau yang mau mengadopsi nya.

Setelah Amel pergi bersama orang tuanya tadi,  Cici langsung masuk ke kamar. Lisa yang sedari tadi menemani Cici di kamar pun mulai bosan karena Cici hanya diam saja sambil melamun. Lisa paham apa yang dipikirkan Cici saat ini. Karena tak tega melihat Cici yang melamun terlalu lama akhirnya Lisa membuka suara.

"Cii! udah dong jangan sedih lagi," ucap Lisa membuyarkan lamunan Cici.

"Kapan ya Lis gue bisa ketemu sama orang tua gue? atau sekedar ada sepasang suami istri yg mau adopsi gue... gue pengen banget punya orang tua," ungkapnya lirih. Lisa langsung memeluk Cici untuk sekedar menenangkan Cici sahabatnya itu. Ia tau betul perasaan Cici sekarang.

"Sabar Cii... suatu hari nanti pasti lo bisa ketemu kok sama orang tua lo," ujar Lisa sambil mengusap punggung Cici yang di pelukannya.

"Gue selalu sabar kok Lis... nunggu keajaiban itu datang," ucap Cici terpaksa untuk tersenyum, walau senyum nya hanya sekilas.

Lisa tersenyum lalu mengarahkan tangannya ke bibir Cici dan membentuk senyuman di sana.

"Senyum nya yang lebar biar makin cantik," ucap Lisa terkekeh dan Cici hanya mencebik sebal, dia beruntung memiliki sahabat seperti Lisa yang paham bagaimana perasaannya. Dia sangat bersyukur persahabatannya dengan Lisa sangat erat dan dia tak akan mau sampai nanti persahabatannya hancur.


*****


Hai guys makasih ya udah baca cerita aku semoga suka ya😘

[PLL] Past And Love Life (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang