23. DARK MISSION

4 0 0
                                    

"Airis!"

Gadis pemilik nama tersebut segera terbangun dari tidurnya. Ia melihat sekeliling dengan kikuk dan menyipitkan matanya,namun beberapa detik kemudian ia terlonjak kaget setelah menyadari bahwa dirinya baru saja terlelap dikelas saat pelajaran berlangsung.

"Kamu sakit? ke UKS aja" perintah bu Deswi sambil berjalan menghampiri Airis.

Semua murid kini tertuju pada Airis yang gugup dan bingung,Airis menyumpah serapahi dirinya sendiri yang telah melakukan kecerobohan. Airis terbungkam dan tidak ada satu kata pun yang lolos dari bibirnya,Airis hendak menatap ke arah Niken yang kini menatapnya bingung sembari mengernyitkan dahinya.

"Vero,ayo antar Airis ke UKS" perintah bu Deswi yang kemudian hanya dibalas oleh anggukan dari Vero.

Vero segera membantu Airis bangun dari duduknya dan menuntun Airis keluar kelas.

"Ver,udah gapapa gua sendiri aja ke UKS nya" pinta Airis saat mereka baru sampai di koridor.

Vero menatap Airis tidak yakin,dan kemudian menghentikan langkah mereka berdua.

"Serius nih? yaudah gua tinggal ya"

Airis mengangguk meng'iya'kan setelah punggung Vero sudah menghilang dari tatapannya,Airis mengambil langkah menuju toilet sebelum ia merebahkan tubuhnya di UKS.

Suasana toilet yang sepi,mendukung Airis untuk melihat bayangannya sendiri pada kaca. Akhir-akhir ini tubuhnya selalu lelah bahkan malas untuk melakukan aktivitas apa pun,Airis seperti kehilangan sosok dirinya yang semangat dan ceria. Airis juga terkadang malas untuk berkumpul dan berbaur dengan lingkungan sekitar,dirinya belum pernah seperti ini sebelumnya.

Apakah akibat kandasnya hubungan Airis dengan Elvan membuat Airis berbeda sejauh ini?. Bahkan Airis adalah gadis yang tidak terlalu memikirkan soal cinta,cinta hanya membuat Airis bahagia sesaat kemudian menimbulkan rasa sakit yang berkelanjutan. Elvan juga nampak biasa saja setelah memutuskan hubungan dengan Airis.

Tapi bagi Airis,ia tidak dapat membohongi perasaannya sendiri,perasaan hati kecilnya yang masih berteriak menginginkan sosok lelaki yang mampu membuat Airis mengerti dan mengenal cinta sesungguhnya. Baiklah sepertinya perkataan barusan terdengar menjijikan dan alay untuk kalangan sekarang. Airis belum pernah merasakan hal ini sebelumnya,banyak lelaki yang mengejar Airis dan ingin memilikinya tapi Airis selalu berkata bahwa dirinya ialah milik tuhan bukan milik siapa pun mereka.

Setelah menghabiskan waktu di toilet dengan pikiran aneh yang menghantuinya,Airis mengambil air di tangannya kemudian membasahi wajah Airis. Airis kembali melihat ke arah cermin,dan baru kali ini Airis menyadari parasnya yang cantik,ia meraba permukaan wajahnya dan sangat mensyukuri dan mengagumi ciptaan tuhan yang diberikan kepada dirinya. Dari sini Airis mulai menyadari betapa pentingnya mencintai diri sendiri dan bersyukur akan apa yang ia miliki hingga saat ini.

Airis membuka knop pintu toilet dan menghentakan kakinya dengan santai menuju UKS. Dirinya berniat untuk membaringkan tubuhnya di kasur dan mengistirahatkan pikirannya yang berantakan. Airis melewati lapangan basket,dan sorot pandangnya tertuju pada Agam yang sedang dengan lincahnya bermain basket. Airis memandangi Agam cukup lama hingga Agam sadar dengan tatapan yang Airis berikan. Airis segera menyembunyikan wajahnya sebelum Agam mengetahui siapa yang baru saja menatapnya dengan intens. Kenapa Airis sangat malu dan Nervous? padahal hal itu sudah sangat tidak asing bagi Agam dan Airis.

Kakinya kembali menyusuri setiap inci lantai,hingga tepat saatnya Airis masuk ke tempat tujuan. Airis merebahkan tubuhnya di kasur UKS yang difasilitasi oleh sekolah. Meskipun dirinya tidak mengalami gejala sakit apa pun,tapi hal itu tidak menjadi penghalang niatnya untuk berbaring diatas kasur.

"Airis?"

Airis kembali terlonjak kaget dengan sahutan seorang lelaki,baru saja dirinya akan meluncur ke alam mimpi kini harus kembali ke alam nyata. Airis membuka matanya dan mendapati Elvan sambil membawa secangkir teh dan meletakannya di meja yang berada di samping Airis.

"Lu sakit? kenapa? capek ya ngurus OSIS" tanya Elvan.

Airis menggeleng dan bangun dari posisi terbaring,ia merasa tidak nyaman jika harus berbaring di dekat Elvan. Elvan kemudian duduk ditepi kasur dan memegang dahi Airis.

"Padahal gak panas,terus lu kenapa? bolos pelajaran ya?!"

"Ih apaan sih El,cuman ga enak perasaan aja"

"Banyak pikiran kali,coba sini cerita cerita ke gua"

Airis menghela nafas dan matanya kini menyorot wajah Elvan yang dapat diakui indahnya. Bisa saja Airis silau dengan tampilan Elvan yang makin hari makin membuatnya jatuh hati.

"Gapapa sih,gua juga gak ngerti sama diri gua sendiri"

Elvan lantas mengelus punggung Airis.

"Lu harus bisa jaga diri ris,jaga kesehatan dan jangan galauin gua terus,gua tau gua ganteng sampai lu gak bisa lupain gua kan?"

Airis menatap Elvan jengkel dan menepis tangan Elvan kasar,detik berikutnya Airis memukul lengan Elvan. Lelaki yang dipukulnya malah terkekeh tertawa lepas melihat Airis yang jengkel serta salting dengan apa yang barusan ia katakan.

***

"Woy mikotet"

"Nama gua miko oi gak pake tet!"

Elvan hanya tertawa renyah sambil menepuk pundak Miko. Keduanya kini sedang berjalan menuju parkiran sekolah saat mendengar bel tanda pulang berbunyi.

"Gua mau minta tolong sesuatu dong" pinta Elvan dengan tatapan serius.

Miko menghentikan langkahnya dan mengernyitkan dahinya,"Minta tolong apa?" tanya nya penasaran.

Elvan berdehem,"Bisa gak lu jadi mata mata Airis?" ucap Elvan dengan tatapan yang masih sama.

"Mata-mata? buat apa?" tanya Miko bingung,berusaha mencerna apa yang barusan sahabatnya katakan.

"Keknya gua gak enak badan,jadi besok gua bakal istirahatin badan gua dan gak sekolah buat beberapa hari" jelas Elvan yang dibalas anggukan tanda mengerti oleh Miko.

"Dan gua pengen lu pantau gerak gerik Airis yang menurut gua beda dari biasanya,gua takut Airis kenapa-napa karena gua masih sayang sama dia mik" lanjutnya.

Miko menganga tidak percaya jika Elvan sesulit itu melupakan perempuan,biasanya Elvan setelah putus langsung melupakan perempuan itu dalam waktu sekejap kemudian mendapatkan perempuan lain lagi. Ya Elvan memang sudah dicap International Playboy sejak dulu namun saat masuk SMA Elvan tobat dan menghapus sikap bodohnya itu.

"Jadi?" tanya Miko yang masih bingung.

"Lu emang bodo atau gimana sih mik? gua minta lu buat awasi dan pantau Airis doang udah gitu aja" Elvan mulai geram dengan kebodohan sahabatnya yang tidak sama sekali berubah dari kecil.

Miko lantas mengangguk-anggukan kepalanya terus menerus sambil menyunggingkan senyuman di bibirnya tanda mengerti. Mereka berdua kembali melangkahkan kakinya untuk segera pulang ke rumah.

"El?"

"Oi?"

"Gua nebeng mobil lu ya,motor gua rusak kemarin baru ke bengkel" pinta Miko dengan senyuman tulus di wajahnya.

Elvan bergidik ngeri setelah melihat permintaan Miko dengan senyum menjijikannya.

-To be continued-

LMTTE ;  Love Me Till The End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang