15. CRESTFALLEN

9 3 0
                                    

Airis melangkahkan kakinya tergesa. Berusaha mencari jawaban atas apa yang tadi ia dengar. Elvan? Please bukan kamu!

"Eh, Yan? Elvan dimana? Kamu liat gak?" Airis bertanya pada Rian, teman sekelas Elvan. Tetapi, jawabannya hanyalah bahu yang diangkat.

Airis tak berhenti bertanya pada teman sekelas Elvan yang ditemuinya secara random di kantin.

"Oh, katanya dia mau ke rooftop sekolah, makanya dia gak ke kantin."
Dan, yeah! Akhirnya ada yang mengetahui keberadaan Elvan.

"Makasih ya Reno!" Airis segera bergegas menuju rooftop.

Air mata yang jatuh satu per satu karena hentakkan Airis ketika berlari segera dihapusnya.

Membuka pintu, angin cukup kencang menyambut. Airis mencari2 Elvan, selain bergelut dengan kecemasan, Airis pun bergelut dengan rambutnya yang diterpa angin.

Dan...

Airis menemukan sosok yang ia cari. Elvan. Yaa, Elvan memang ada di rooftop. Tapi, bukan rasa senang atau rasa lega yang terasa oleh Airis setelah menemukan Elvan. Melainkan perasaan geram.

Airis berlari menghampiri Elvan sambil menahan air mata yang sudah menumouk di pelupuk matanya.Airis kini melihat Elvan melepas pelukan perempuan yang juga sedang menangis sesegukan. Terlihat begitu nyaman dan, romantis.

Airis bergantian melihat Elvan lalu perempuan yang tak diketahui nya. Elvan menunjukkan ekspresi sedikit kaget, dan perempuan itu terlihat sangat kaget.

Awalnya hening. Hingga akhirnya Elvan membuka mulutnya.

"Udah, kamu ke kelas dulu, udah mau masuk!" Perintah Elvan, bukan pada Airis.

Perempuan itu mengangguk, "makasih kak." Lalu pergi menjauh, menghilang di balik pintu.

Kini tinggal Airis, Elvan dan rasa yang tak bisa digambarkan.

"Dia siapa?" Airis membuka mulutnya, mash berkata lembut.

"Bukan siapa2." Jawab Elvan enteng. Sebenarnya, Elvan hanya ingin memberi jeda untuk Airis agar lebih tenang.

"BOHONG!" Pekik Airis menahan tangis.

"Aku gak bohong. Dia adeknya Arion-"
"Wakil geng Harlow itu? Ralat! MANTAN wakil geng Harlow? Iya?"

Elvan cukup kaget, tetapi masih berusaha tenang agar tak memperburuk keadaan.

"JAWAB ELVAN!!" Airis mengguncangkan lengan Elvan.

"Maksud kamu apa soal geng Ha, apa? Aku gak ngerti Ris." Jawab Elvan.

Airis berdecak, "gausah pura2 gak tau El, gausah sembunyiin itu. Aku udah tau." Airis mendekatkan tubuhnya pada Elvan.

"Kamu pembohong Elvan!" Airis menekankan setiap katanya.

"KAMU BOHONG! JAHAT!! JAHAT!!!" Airis terus memukul dada bidang Elvan. Elvan terkejut dengan kata-kata Airis. Elvan mencoba menenangkan, mencekram pundak Airis, mengokohkannya agar tak tersedu-sedu.

"Ris, Airis, look at me! please!"
Tatapan mereka bertemu.

"Kamu gak usah jawab mereka kalo kamu malu akuin aku sebagai pacar kamu! Gak apa2 kok Ris." Ujar Elvan.

Airis menepis tangan Elvan.
"Bukannya minta maaf, kamu malah jelekkin nama baik kamu sendiri El!!" Pekik Airis.

"Aku harus gimana? Oke. Airis, aku minta maaf." Maaf Elvan, tapi tak digubris Airis.

"Ris, please." Elvan mencoba menggenggam tangan Airis, tetapi lagi2 ditepis.

"KAMU TUH NGERTI GAK SIH? AKU ITU PACAR KAMU! PACAR KAMU ELVAN!! KAMU EMANGNYA GAK BISA NGERTIIN PERASAAN AKU? AKU BUKAN MALU, BUKAN JIJIK SAMA KAMU. AKU KECEWA ELVAN! AKU KHAWATIR." Bentak Airis. Elvan mencoba menenangkan diri.

LMTTE ;  Love Me Till The End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang