SWEET TALK [I]
Rintik hujan menjadi saksi. Untuk pertama kalinya Elvan Keano mengizinkan perempuan naik diatas motornya, memakai jaket nya, memeluknya sedikit dari belakang.
Entah sudah kerasukan apa Elvan menjadi begitu, yang penting adalah Elvan terus memikirkan tentang bagaimana ia akan membonceng perempuan pada saat 3 jam pelajaran terakhir tadi, Elvan tak fokus dan tetap pada pemikirannya.
"Rumah lo dimana?" Tanya Elvan sedikit kencang, karena harus melebihi suara angin dan rintik hujan.
"Aku gak pulang ke rumah." Jawab Airis, membuat Elvan bingung.
"Terus?" Tanya Elvan lagi.
"STOOP!!"Elvan menekan rem kuat. Jantungnya berdetak kencang. Airis turun dari motor.
"Aku turun disini! Eh parkir dulu, hujannya gede!" Airis pun membantu Elvan memarkirkan motornya.
"Ayo masuk!" Ajak Airis, yang langsung diikuti Elvan.
Elvam duduk di kursi pojok caffe, sambil terus mengucek rambutnya, berharap dapat kering.
Yap, sekarang mereka berada di caffe.
Elvan membersihkan wajahnya, tangan, dan layar HPnya dengan tissue.
"Astaga! Handphone guee!" Kata Elvan melas melihat kondisi HPnya yang cukup basah, karena ia hanya menyimpannya dalam saku celana.
"Jan rusak lahh! Cacing-cacing gue ntar gimana? POU juga!" Elvan bicara sendiri.
"Ahh! Buset panas!" Elvan meniup lengannya yang tak sengaja menyentuh cangkir panas berisi cokelat hangat.
"Maaf, maaf!" Airis menyengir, lalu duduk dihadapan Elvan.
"Sebagai tebusan minuman yang aku minum tadi." Airis tersenyum.
Elvan menghentikan aktivitasnya meniup lengan dan beralih meniup cokelat hangat. Menyeruputnya sedikit demi sedikit.
"Gimana?" Tanya Airis. Elvan mengangkat alisnya.
"Rasanya gimana? Aku tadi sengaja lah, eksperimen dikit ama cokelat itu. Kalau jadi menu baru caffe enak gak?" Tanya Airis.
"Lo gak ngasih apa2 kan ke minumannya?" Kaget Elvan ketika mendengar kata eksperimen.
"Cuma dikasih cicak ama bisa ular aja, udah itu doang!" Canda Airis, sambil tersenyum kecil.
"Ohh, kirain dikasih Cinta." Gombal Elvan. Airis salting. "Apaan sih?"
"Eh! umm, nama lo siapa? Kita belom kenalan dari tadi." Elvan mengulurkan tangannya.
Airis menerima uluran tangan Elvan. "Airis."
Elvan mengangguk, "Elvan." sambil tersenyum.
Airis memerhatikan ke belakang Elvan. Lantas Elvan pun mengikuti arah pandang Airis. Ada anak kecil yang berdiro di depan pintu caffe dengan keadaan basah kuyup.
Airis beranjak dari duduknya.
"Mau kemana?" Elvan menarik lengan Airis."Bentar." Airis melepas genggaman tangan Elvan. Dan melangkah menuju kasir.
Airis tampak celingukan sebelum akhirnya mengambil satu buah roti dari etalase caffe.
"HEH!! NGAPAIN LO?" Salah satu pegawai caffe muncul dari dapur dengan wajah sinis.
Merebut roti yang ada di dekapan Airis. Airis hanya tertegun.
"Ini? Lo mau kasih ini lagi? IYA? JAWAB LO!!" Bentak pegawai caffe itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
LMTTE ; Love Me Till The End
Novela JuvenilLove Me Till The End? Yes, I will. Bukan saja love triangle, melainkan lebih dari itu. Seorang yang tadinya hidup dengan cinta, seketika merubah pikirannya menjadi 'hidup yang disia-sikan cinta.' Seorang yang tadinya tidak tau makna cinta, dikenal...