06:45 AM
Airis baru saja membuka kelopak matanya setelah menerima sinar matahari yang masuk dari jendela kamar. Airis membuka matanya perlahan dan melihat ke arah jam dinding dengan samar-samar yang kurang jelas. Mata Airis membulat lebar setelah menyadari jika dirinya bangun terlalu siang dari biasanya,Airis tersentak bangun dari kasurnya dan terburu-buru mandi.
Tidak ada waktu bagi Airis untuk dandan juga sarapan,Airis menghampiri mama papa nya untuk berpamitan dengan tergesa gesa.
"Mama kira kamu tidak akan masuk sekolah hari ini jadi tidak mama bangunkan" ucap Rhea menatap Airis khawatir.
"Gapapa ma,lagian ini salah aku juga bangun kesiangan" balas Airis dengan senyuman diwajahnya.
"Airis pamit dulu ya"
Airis menghentakan kaki nya sambil berlari kecil dan memasuki mobil,Airis jarang ke sekolah mengendarai mobil sendiri,biasanya Airis akan diantarkan oleh supir pribadi atau bareng bersama Elvan. Airis segera menancapkan gas dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Airis sangat nekat kali ini dan syukurnya jalan raya tidak padat dan macet seperti hari hari sebelumnya.
Airis memasukan mobilnya ke parkiran dan dirinya bernafas lega saat gerbang masih terbuka,namun tidak ada satu pun murid yang masuk selain Airis sendiri. Airis melihat ke jam yang ada di tangganya,waktu menunjukan pukul 07:20 tandanya Airis sudah telat total hari ini. Airis melangkah tergesa-gesa dan gugup,ia juga meruntuki dirinya sendiri karena bangun terlalu siang hingga menimbulkan kecerobohan lain yang ia lakukan.
Naasnya lagi hari ini adalah hari Senin dimana sekolah selalu melaksanakan aktivitas rutin Upacara Bendera. Airis semakin takut dan gugup menghadapi situasi saat ini. Airis melihat ke arah lapangan dan semua murid sudah berbaris rapi,bahkan sang Protokol Upacara sudah memulai upacaranya. Airis mendengus kesal dengan dirinya sendiri,ia juga bingung harus melakukan apa karena semuanya sudah telat.
"Airis? kamu telat?"
Airis tersentak kaget dengan suara dan tepukan yang mengenai pundaknya pelan,Airis menoleh pada sumber suara yang mana berasal dari Pak Cahyo,wali kelasnya sendiri.
"Maaf pak saya tidak akan mengulanginya lagi" Airis tertunduk,tidak berani menatap pria dihadapannya ini.
"Bapak memakluminya,ayok ikut baris ke lapang" ajak Pak Cahyo sembari tersenyum.
Airis mengikuti langkah kaki Pak Cahyo dan baris di barisan paling belakang dari kelasnya. Airis mencari keberadaan Niken yang ternyata jauh dari tempatnya berdiri. Miko menatap ke arah Airis bingung,ia juga memberi tatapan isyarat agar dirinya maju lebih mendekat,Airis menggelengkan kepalanya menolak. Saat masuk ke lapangan Upacara,Airis melewati barisan kelas laon. Semuanya melihat ke arah Airis bingung dan menatapnya tidak percaya,Airis tidak menghiraukan tatapan aneh mereka dan terus berjalan hingga sampai ditujuan.
***
Setelah moment naas menimpa Airis tadi pagi akhirnya kegiatan jam pembelajaran selesai setelah bel tanda istirahat dibunyikan. Airis masih menutup muka dengan tangannya sesekali menggesekan tangannya. Niken yang melihat Airis tampak seperti sedang frustasi pun menghampiri Airis kembali setelah beranjak dari duduknya untuk ke kantin.
"Lu masih stress gara-gara tadi kan? udah lah ke perpus aja yuk?" ajak Niken.
"Perpus?" tanya Airis sambil mengernyitkan dahinya dan raut wajah bingung.
Niken mengangguk perlahan,berusaha mencari letak kesalahannya dalam mengajak Airis ke perpustakaan,Airis tampak tidak setuju jika mereka akan pergi ke perpustakaan.
![](https://img.wattpad.com/cover/215824784-288-k280439.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LMTTE ; Love Me Till The End
Teen FictionLove Me Till The End? Yes, I will. Bukan saja love triangle, melainkan lebih dari itu. Seorang yang tadinya hidup dengan cinta, seketika merubah pikirannya menjadi 'hidup yang disia-sikan cinta.' Seorang yang tadinya tidak tau makna cinta, dikenal...