Prolog

2.9K 228 3
                                    

Chanyeol merilik sekali lagi pada pemuda dengan ekspresi datar yang duduk di sampingnya. Ingin mengajaknya berbicara, tapi bibir tipis milik pemuda yang tidak lebih tinggi darinya itu tak jauh beda daripada dua kertas yang dilem. Rapat sekali.

Dari penampilannya melambangkan bahwa ia anak yang cukup perfeksionis. Dengan balutan kaus putih pendek dan skinny jeans biru donker yang rapi. Rambut halus hitamnya ia sisir ke kanan meskipun beberapa poninya jatuh menutupi kening (tidak diberi gel sepertinya). Sneakersnya berwarna senada baju, yang tidak sedikitpun ada nodanya. Ia cukup bersih untuk ukuran anak laki-laki. Jangan lupakan kulit mulus pucatnya yang terlihat kontras dengan rambut serta alis dan matanya.

Suara panggilan dari ponsel, membuat Chanyeol terpaksa berhenti memerhatikan anak di sampingnya. Tsk, decaknya. Padahal ia lagi asyik-asyiknya memerhatikan boneka hidup di sebelahnya.

"Ya, Ibu?" jawabnya malas-malasan.

"..."

"Jaehyun ke rumah Johnny, bu. Mereka mengerjakan tugas katanya."

"..."

"Tenanglah, Bu. Nanti Jaehyun akan meneleponku jika sudah selesai dan dia akan pulang bersamaku."

"..."

"Baik, Bu."

Chanyeol mematikan ponselnya. Kemudian kembali melirik ke arah anak laki-laki dengan tampang datar namun hm cantik(?) tadi.

Sialnya, dia kecolongan. Anak itu sudah pergi. Chanyeol menelisik lingkungan sekitar mencoba mencarinya lagi (Ya, Chanyeol memang sepenasaran itu). Tapi kosong. Hanya ada sebuah mobil jenis range rover dengan warna putih susu yang tampaknya belum jauh dari halte tempatnya duduk sekarang. Mungkin itu mobil jemputan anak laki-laki tadi.

Chanyeol kembali tenggelam dalam kebosanan. Menunggu telepon dari adiknya yang sedang mengerjakan tugas di rumah Johnny. Omong kosong, pikir Chanyeol. Ia bukan tak tahu jika Johnny itu sudah kelas 3, sementara Jaehyun baru kelas 1. Kerja kelompok macam apa? Tapi ya sudahlah, Chanyeol juga pernah merasakan di posisi itu. Jadi ia mengiyakan saja apa yang adiknya itu katakan. Terlebih ayah mereka termasuk protektif pada Jaehyun. Makanya anak itu memlih Chanyeol menjemputnya daripada Johnny yang mengantarnya pulang.

Sedang asyik menunggu, mata Chanyeol tak sengaja menangkap sebuah buku cukup tebal yang tergeletak di sampingnya. Ia tak tahu pasti apa jenis buku tersebut. Hanya saja ia bisa melihat identitas sang pemilik tepat di belakang sampulnya. "Oh Sehun, Design Visual." Seberkas senyum mulai menghiasi wajahnya.

Chanyeol buru-buru memasukkan buku tersebut ke tasnya. Dia langsung melesat menuju parkiran dan mengambil mobilnya. Ia harus segera menjemput Jaehyun meskipun adik bungsunya itu belum meneleponnya. Entahlah, ia hanya ingin cepat sampai rumah juga tak sabar menunggu hari esok.

The First One • ChanHunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang