Part 5

1.1K 183 27
                                    

"Tuan, ada yang mencari tuan muda Sehun di depan." ujar paman Ahn, salah satu pekerja di rumah keluarga Oh.

Siwon mengernyit. Belum pernah ada orang yang hendak menemui putra bungsunya sepagi ini. Sehun sendiri bahkan belum keluar dari kamarnya.

Apa kini Sehun punya teman? Memang, sih, dari dulu Sehun punya teman. Tapi belum pernah ada yang ia bawa ke rumah. Singkatnya, teman Sehun hanya sebatas kenalan. Tidak dekat.

"Terima kasih, Paman Ahn. Aku menyusul."

Siwon yang penasaran benar-benar melihat seseorang yang tadi disebutkan paman Ahn. Ia bergegas keluar menemui orang itu. Tepat di depan gerbang, berdiri seorang laki-laki tinggi yang tengah bersandar di depan mobilnya. Salah satu tangannya ia masukkan ke dalam saku jaketnya dengan mulut tak berhenti mengunyah permen karet.

Siwon mendatanginya. Anak itu tersenyum ramah padanya. Tapi Siwon belum juga membalas. Ia justru menelisik laki-laki itu dari ujung kaki sama kepala. Dari penampilannya sih seperti anak band atau dancer.

Batin Siwon bertanya, inikah orang yang berhasil membuat anak bungsunya jatuh cinta? Benar selera Sehun seberantakan ini?

"Kau mencari Sehun, kah?" Siwon menembak.

Laki-laki itu mengangguk. Ia kemudian mengulurkan tangan, Siwon pun menyambutnya. "Namaku Chanyeol, Tuan. Park Chanyeol" katanya dengan gagah berani.

Pemberani. Point ini cukup lumayan di mata Siwon.

"Aku Oh Siwon, panggil aku paman Siwon jika kau benar-benar teman putraku."

"Baik, Paman."

"Kenapa kau mencarinya?"

"Aku ingin berangkat kuliah bersamanya. Apa kau mengizinkan?"

Sopan, meminta izin dahulu sebelum mengajak anaknya. Point Chanyeol bertambah.

"Tentu. Kalian satu kampus?"

"Ya, tetapi berbeda fakultas juga angkatan."

"Memangnya kau dari fakultas apa, Nak?" Siwon mulai berbicara santai. Memanggil Chanyeol dengan sebutan 'nak', mmbuatnya mulai merasa mendapat lampu hijau.

"Aku dari fakultas kedoteran, Paman."

"Kedokteran?" tanya Siwon kaget.

"Kak Chanyeol!" percakapan mereka terpotong sebab teriakan Sehun dari arah teras depan.

Sehun berlari kecil ke arah mereka. "Ayah, hari ini tak usah repot-repot mengantarku. Aku akan pergi bersama kak Chanyeol." kata Sehun sembari menggenggam tangan Chanyeol yang kini berada di sampingnya.

"Baiklah. Apa nanti pulang ayah perlu menjemputmu?"

"Tidak usah, Om. Aku akan mengantarnya pulang. Bahkan setiap hari aku bisa menjemput dan mengantarnya. Jangan khawatir." jawab Chanyeol cepat.

"Yasudah, kalau begitu pergilah. Hati-hati dalam membawa putraku, Park. Jangan berani menciumnya."

"Take it easy, Sir." ucap Chanyeol.

Berbanding terbalik dengan Sehun yang justru kurang nyaman dengan kata-kata Ayahnya. "Ah, Ayah berlebihan!"

Chanyeol tertawa mendengar gerutuan anak itu. Ia kemudian mengusap pelan rambut lembut Sehun. Sehun berdebar? Tentu. Sangat dahsyat.

***

"Kau tahu, aku sebenarnya sangat canggung saat didatangi ayahmu tadi." ujar Chanyeol. Saat ini mereka di kantin kampus dengan banyak pasang mata yang memandang mereka heran. Bahkan sejak dari parkiran tadi, mereka sudah mencuri perhatian banyak anak kampus.

"Ayahku tidak segalak itu."

"Kata siapa?"

"Kakak tidak percaya?"

"Hun, aku sudah sering menghadapi ayah orang-oranh yang ku pacari. Semuanya sama."

"Wow! Sudah berapa orang yang kau pacari, kak Park?" tanya Sehun. Terkesan datar dari nada, tapi dingin di sisi makna.

"Hahaha, bukan itu poin dari yang ku ucapkan. Maksudku, ayah kalian sama-sama galak sebenarnya. Hanya saja, aku bisa menaklukannya."

"Ya, Bagaimana jika aku bertanya pada poin yang itu? Berapa banyak mantan yang kakak punya?"

"Tidak tahu. Sudahlah, bahas yang lain saja."

Sehun diam saja setelah itu. Menikmati susu blackcurrent kesukaannya.

Tiba-tiba tangan lebar Chanyeol terulur menyentuh tangan kirinya. "Kau tahu, aku tak pernah merasakan ini pada orang lain sebelumnya."

Sehun berdebar lagi. Ini kali kesekian ia beedebar hebat setelah mengenal Park Chanyeol.

"Hun, aku paham kau seorang alexithymia. Tapi apa kau merasakan yang sama denganku?"

"..."

"Ini cinta, Hun. Kau merasakannya?"

"Kak.."

"Hm?"

"Aku mungkin sudah merasakannya sejak kita pergi ke restoran jepang kemarin. Tapi, aku masih bingung bagaimana cara menunjukkannya padamu selain lewat kata-kata."

Chanyeol mencium lembut punggung tangan Sehun, "Aku tak peduli itu. Aku tak berharap kau menunjukkan rasa sayangmu. Yang penting kau bisa merasakannya saja sudah cukup."

"Kakak serius?"

Chanyeol mengangguk yakin, "Jadilah kekasih terakhir ku, Hun."

Sehun menjawab cukup lama. Mencoba meyakinkan hatinya. Sebab ini kali pertama ia berpacaran. Kemudian ia mengucapkan sebuah kalimat dalam satu tarikan nafas, "With pleasure, boy."

Beberapa orang di sekitar mereka mendengar apa yang baru saja mereka obrolkan. Reaksi mereka sama. Terkejut.

"Biasa saja, dong. Seperti tak pernah melihat orang pacaran saja." sindir Chanyeol yang risih dengan reaksi orang-orang di lingkungannya.

Mereka langsung cepat-cepat mengalihkan perhatian. Mereka masih tahu betul jika Chanyeol adalah mantan ketua geng Trex universitas mereka yang terkenal kejamnya. Tapi masih pada tempatnya. Mereka hanya akan kejam pada oknum-oknum yang memang merugikan orang banyak dan diri mereka sendiri. Rata-rata anggota mereka memiliki kemampuan beladiri yang memadai, terutama ketua dan mantan-mantan ketuanya.

"Sayang.." baru dua detik jadian, Chanyeol sudah memanggilnya sayang. Sialan, Sehun berdebar lagi.

"..." Sehun tak merespon lantaran masih belum mencerna kalimat sayang tadi benar-benar ditujukan untuknya. Itu benar-benar panggilan sayang dari pacarnya. Bukan dari pihak kelurganya lagi.

"Sayang?" ulang Chanyeol, "Hei? Kenapa melamun?"

"Ah-ha? I-iya, iya.."

"Ayo pergi!" ajak Chanyeol. Dia berdiri dengan tangan kanan menggenggam tangan kiri milik Sehun.

"Kemana?" tanya Sehun.

"Kemana pun tempat yang biasa dikunjungi oleh orang-orang berpacaran."

"Tapi aku masih ada satu jam kelas lagi."

"Kelasku kosong untuk satu jam terakhir.  Kalau begitu, aku akan menunggumu di depan kelas. Ayo!"

The First One • ChanHunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang