30 bulan kemudian.
Chanyeol resmi menyandang gelar dokternya. Sementara Sehun resmi menamatkan design visualnya. Mereka wisuda pada waktu yang bersamaan meskipun Chanyeol adalah senior Sehun. Tapi kuliah kedokteran memang memakan waktu yang lumayan lama dari jurusan lainnya.
Tentang janji Chanyeol pada Sehun sekitar dua setengah tahun lalu, ia tak lupa. Beberapa bulan yang lalu mereka resmi bertunangan. Dan sudah menyiapkan pernikahan itu dengan matang. Sesuai dengan pernikahan impian Sehun.
Mereka sudah sepakat akam langsung menikah setelah ini dan pindah ke Washington untuk menetap di sana. Chanyeol akan bekerja di rumah sakit milik kakeknya yang berada di sana. Sementara Sehun bebas menentukan pilihannya. Katanya, dia ingin melanjutkan studi S2nya.
Chanyeol mencopot toga Sehun. Mengusak rambut halus anak itu. "Kau berkeringat. Ayo ke mobil." ajaknya.
"Kak Park, sebentar lagi.." Sehun masih sungkan meninggalkan Jongin.
Jongin memang datang semata-mata untuk menyaksikan kelulusan Sehun. Dia sendiri belum lulus. Meskipun umur mereka sama, tapi Sehun masuk lebih dulu.
Awalnya Sehun meminta izin pada Chanyeol dan dengan ringan Chanyeol mengizinkan. Bagaimanapun, kenangan dua setengah tahun lalu belum bisa hilang dari ingatan Sehun. Trauma akan Chanyeol yang menyerangnya hanya karena sahabat kecilnya menyapa dan memberinya hadiah sederhana. Sehun belum bisa lupa dan mungkin tidak akan bisa.
"Pergilah, Hun. Aku juga akan pulang. Di sini hawanya cukup gerah." tutur Jongin.
"Baiklah. Aku duluan. Bye."
"Bye."
"Ayo," ajaknya pada Chanyeol.
Mereka bergandengan hingga ke parkiran. Chanyeol memerhatikan bibir tipis Sehun yang berubah sedikit pucat. Pasti karena terlalu lama berada di bawah matahari.
"Setelah menikah nanti, kau harus mengikuti kata dokter di sampingmu ini, sayang." kata Chanyeol yang belum sama sekali melajukan mobilnya. Ia hanya menghidupkan ac agar tunangannya merasa lebih sejuk dahulu.
"Hmm." Sehun bergumam.
"Kau tak boleh berpanas-panasan. Aku tak suka melihat wajahmu pucat seperti ini."
"Ini hanya sebentar. Beberapa jam lagi akan kembali seperti semula." timpal Sehun kesal.
"Tetap saja aku tak suka." Chanyeol tak mau kalah.
"Yasudah. Sekarang jalankan mobilnya. Aku ingin memakan masakan bibi Suzy. Dia bilang akan memasak dimsum kesukaanku di hari wisuda kita." pinta Sehun.
"Tunggu! Tapi 'kan, yang wisuda kita berdua.."
"Lalu?"
"Kenapa dia hanya memasak makanan kesukaanmu?"
"Dia lebih sayang padaku."
Benar. Ibunya memang lebih menaruh perhatian pada sang calon menantu daripada putra kandungnya sendiri. Huh, Chanyeol ingin menangis.
***
Di meja makan keluarga Park sangat ramai saat ini. Ada Park Seung Gi—si kepala keluarga—,Bae Suzy, Chanyeol, Sehun, Jaehyun, bahkan Johnny—kekasih Jaehyun—.
Chanyeol menyaksikan ibunya yang daritadi mengambilkan makanan ke piring Ayahnya dan Sehun. Awalnya, ia pikir sang ibu akan bergantian. Setelah dari ayahnya, ke Sehun, kemudian ke piringnya. Tapi nyatanya, Suzy justru langsung duduk setelah dari piring calon menantunya.
"Chanyeol? Kau tidak makan?" tanya ayahnya. Seung Gi memerhatikan piring putra sulungnya yang masih bersih.
"Iya, kakak tidak makan?" Jaehyun menambahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First One • ChanHun
FanfictionBisa kau bayangkan setelah 20 tahun hidup tanpa airmata, kemudian seseorang datang lalu menjadi yang pertama dan satu-satunya yang berhasil membuatmu menangis?