Chanyeol meninggalkan ruangan Sehun, membiarkan paramedis yang sudah datang memeriksa. Hal yang ia lakukan pertama kali adalah menghubungi Jennie yang tengah menyapu rumah. Wanita itu kedengaran menangis haru mendengar kabar baik dari Chanyeol.
Jennie tiba dalam sepuluh menit bersama suami dan putra sulungnya.
"Bagaimana keadaannya, nak?" tanya Jennie pada Chanyeol yang tengah duduk di depan ruangan Sehun.
"Dokter sedang memeriksanya, Bibi."
Detik berikutnya dokter keluar. Menyatakan bahwa kondisi Sehun sudah jauh lebih baik dan sudah bisa dipindahkan ke ruangan biasa.
Chanyeol menyadari Sehun yang terus memandanginya dengan matanya yang masih amat sayu sejak ia bangun tadi sampai sekarang.
Sehun sudah pindah ke ruang rawat yang jauh lebih besar dan mereka bisa masuk bersamaan sekaligus. Hanya saja, sekarang orang tua Sehun sedang berada di luar untuk urusan administrasi putra mereka. Sedangkan Seo Joon beberapa menit yang lalu keluar di jemput kekasihnya, Jong Suk, untuk pergi makan.
Chanyeol seolah mengabaikan tatapan Sehun padanya. Beberapa kali Chanyeol memalingkan muka saat mata mereka bersinggungan. Yang ia lakukan hanya mengelus pipi Sehun yang tampak lebih tirus. Ia juga tak mau terlalu banyak mengajaknya bicara. Anak itu masih terbata. Bahkan saat selang dari mulutnya dilepas tadi saja, ia menangis. Sedikit berdarah. Dan Chanyeol pikir itu pasti menyakitkan.
"Kak.. Park.."
Chanyeol menoleh. Ia berdehem dan menghentikan aktivitasnya mengelus pipi Sehun. Beralih ke lengan kurus anak itu. Kemudian menempelkan telapak tangan Sehun ke pipinya. Sangat halus dan dingin.
"A..ku.. menangis.." kata Sehun tersenyum. Ia tersenyum lega setelah berhasil menyebutkan kata menangis dalam satu tarikan nafas ngos-ngosan.
Chanyeol mengangguk. Mencium telapak tangan Sehun. "Aku tahu, sayang."
"Bukan.. pelacur.." kata Sehun lagi.
"Sshh, jangan mengatakannya lagi. Itu membuatku sakit. Maafkan aku."
Tangis Chanyeol pecah. Ia memeluk tubuh ringkih itu. Mendengar Sehun mengatakan hal itu sungguh sangat mengiris hati. Jika ada kata yang lebih dari menyesal, maka posisi Chanyeol sekarang ada di sana.
Ia sadar sudah mengucapkan kalimat yang merusak kekasihnya sendiri. Merusak mental maupun fisiknya. Mungkin nanti fisik Sehun akan sembuh, tapi luka batinnya bisa saja membekas sampai kapanpun.
***
Genap seminggu Sehun rilis dari rumah sakit. Ia sudah fasih berbicara dan bisa berjalan untuk sekedar ke toilet atau untuk jarak beberapa meter. Selainnya ia hanya bisa mengandalkan kursi roda. Kakinya belum kuat. Kadang ia mencoba memaksa dan beberapa kali terjatuh. Dokter bilang, ia akan bisa berjalan dengan benar. Hanya saja harus menunggu beberapa waktu lagi.
Chanyeol rutin mengunjunginya. Bahkan kadang ia tidur di sana jika mau. Seperti sekarang ini.
"Kita kembali, Sayang. Ini sudah pukul sembilan. Sebaiknya kau tidur." ungkap Chanyeol setelah mereka cukup lama duduk di depan kolam renang. Ia memasang kancing jaket Sehun. Sebelum akhirnya mendorong kursi rodanya.
Tapi tangan kanan Sehun tiba-tiba memegang tangan kiri laki-laki di belakangnya. Ia sedikit memutar badan memandang Chanyeol teduh. "Kak Park, biarkan aku berjalan."
Sehun tiba-tiba turun dari kursi rodanya. Chanyeol yang sempat diam dan terkejut buru-buru meraih tubuh Sehun untuk di sangga. Pasalnya saat turun saja, kaki-kaki Sehun sudah gemetaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First One • ChanHun
FanficBisa kau bayangkan setelah 20 tahun hidup tanpa airmata, kemudian seseorang datang lalu menjadi yang pertama dan satu-satunya yang berhasil membuatmu menangis?