Part 9

1.4K 176 23
                                    

Terhitung tiga puluh menit sudah Sehun berada di ruangan gawat darurat itu. Belum ada tanda-tanda tim medis akan keluar dan membawa kabar baik. Keluarga Oh masih menunggu dalam kecemasan.

Jennie sempat pingsan melihat kondisi putra bungsunya tadi. Ia masih syok kenapa Sehun bisa tiba-tiba berpikir untuk mengakhiri hidupnya seperti itu. Masalah sebesar apa yang kira-kira tengah dihadapi anak itu hingga sebegitu nekatnya melakukan percobaan bunuh diri.

Siwon tiba-tiba terpikir untuk memberi kabar Sehun ini setidaknya pada Chanyeol. Orang yang kata Sehun cukup berarti dalam hidup anak itu.

Siwon tak punya nomornya. Oleh sebab itu, ia mencoba menelepon menggunakan ponsel Sehun. Yang syukurnya tidak dikunci.

Siwon membukanya dan apa yang ia lihat benar-benar membuat darahnya naik ke ubun-ubun. Wajahnya merah hingga ke telinga. Melihat roomchat Sehun dengan Chanyeol yang tadi belum sempat Sehun keluarkan. Foto beserta keterangan yang pemuda itu tuliskan, membuat Siwon paham penyebab Sehun hilang kendali.

"Bajingan!" maki Siwon tanpa sadar.

"Ayah kenapa?" tanya Seo Joon heran. Melihat ayahnya yang tiba-tiba memaki entah pada siapa. Tangannya juga terlihat meremat ponsel sang adik.

Seo Joon mengintip. "Astaga!" kagetnya.

Jennie yang juga tak bisa menahan rasa penasarannya, ikut menyaksikan apa yang tengah suami dan putra sulungnya ributkan. Kedua tangannya terangkat untuk menutup mulutnya yang ternganga kaget.

Siwon bergerak menekan ikon telepon. Tak menunggu lama, akhirnya Chanyeol mengangkat panggilan itu.

"Hai, Oh—"

"Aku Oh Siwon." potong Siwon.

Cukup lama Chanyeol tak menjawab, Siwon melanjutkan kata-katanya. "Kemarilah. Lihat putraku yang sekarat akibat ulahmu, sialan!"

"A-apa?" Chanyeol kedengaran terbata.

"Jika putraku mati, aku tak akan membuatmu mati. Aku lebih senang melihatmu hidup dengan rasa berdosa sampai mati." Siwon pun menutup panggilan secara sepihak. Sebenarnya ia ingin sekali memukul wajah Chanyeol jika anak itu di depannya sekarang.

Detik berikutnya seorang dokter keluar. Dengan langkah cepat Siwon mendatanginya. "Bagaimana putraku? Dia baik-baik saja?" tanyanya tak sabaran.

"Saat ini putra anda sedang dalam kondisi kritis. Dia koma lantaran kehilangan cukup banyak darah. Setelah ini kami akan langsung memindahkannya ke ruang ICU."

"Tapi dia bisa selamat 'kan? Kapan dia akan bangun, dok?" Jennie menimpali.

Dokter menghela nafas. "Kami tidak menjamin hal itu akan terjadi. Tapi berdoalah, kami pun akan mengupayakan yang terbaik."

***

Bug!

"Ayah, sudah! Ini rumah sakit." Seo Joon menahan ayahnya yang baru saja membuat seseorang tersungkur dengan satu kali pukulan. Sedangkan Jennie hanya menyaksikan Chanyeol yang mematung di tempatnya. Tak ada sedikitpun niatan untuk membela lantaran ia juga begitu kecewa dengan apa yang Chanyeol lakukan pada putranya.

Perih. Bibirnya memar dan ujungnya tampak sedikit robek. Tapi Chanyeol rasa ia berhak menerima hal yang belum seberapa ini ketimbang apa yang ia lakukan pada Sehun.

"Saat pertama kali dia mengenalkanmu padaku, dia berbicara dengan bangga bahwa kau berhasil membawa perubahan positif dalam hidupnya. Tapi jika tahu begini, ia lebih baik tak mengenalmu dan menyandang alexithymia seumur hidupnya." ungkap Siwon seraya menunjuk-nunjuk wajah Chanyeol.

The First One • ChanHunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang