"Saya tak menyangka perkembangan Sehun akan sejauh ini. Ini mencapai tujuh puluh persen dari perkiraan." kata Psikolog Yoo puas.
"Benarkah?" Siwon menanggapi.
"Emosi berupa kegembiraan, jengkel, dan lain-lain yang pernah putra anda keluarkan itu saya rasa murni dari lingkungannya. Bukan terapi saya." ucap Yoo apa adanya.
Siwon mengernyit, "Lingkungan?"
"Iya. Saya yakin ada suatu hal yang membuatnya begitu bahagia. Entah benda atau seseorang. Dan pasti sangat spesial baginya." jawab psikolog Yoo.
"Benar begitu, Hun?" Siwon beralih pada putra bungsunya yang duduk tepat sampingnya.
Sehun menatap Siwon kemudian mengangguk ragu-ragu.
Pikiran Siwon langsung tertuju ke satu arah. Tapi ia tak mungkin menanyakan itu di depan psikolog Yoo. Dia harus menghargai privasi putranya.
Siwon kemudian mengakhiri pertemuan mereka dan pamit pada psikolog Yoo. Ia sudah tak tahan untuk menanyakan apa yang terus hinggap dipikirannya dari tadi.
"Sehun," panggil Siwon begitu mereka memasuki mobil.
"Iya, Yah?"
"Benarkah, orang spesialmu itu pria berandalan semalam?"
"Park Chanyeol namanya, Yah." kata Sehun agak ketus. Sedikit tidak terima mendengar Chanyeol disebut pria berandalan oleh ayahnya.
"Iya, apapun. Tapi benarkah?"
Sehun mengangguk malu-malu.
"Astaga!" Siwon terkejut melihat pengakuan Sehun.
"Memangnya kenapa, Yah?"
"Ayah hanya.. tidak menyangka orang seperti dia ternyata membawa pengaruh positif dalam hidupmu."
Sehun mendengkus, "Memangnya dia orang seperti apa?"
"Ya.. seperti itu."
"Seperti apa?!"
"Seperti berandalan."
"Ayah!" pekik Sehun.
"Hahaha.. ayah hanya becanda sayang."
***
Sehun tengah duduk di kantin bersama Chanyeol. Orang yang resmi menjadi pacarnya dalam dua hari ini tengah sibuk memainkan sebuah game mobile di ponselnya. Sehun tak melarang. Dia bukan tipikal pacar yang posesif tidak pada tempatnya.
"Sehun," panggil seseorang. Sehun menoleh, mendapati Jongin yang berlari kecil ke arahnya.
"Hai Jong!" sapanya. "Kenapa kau di sini?"
Jongin adalah teman Sehun saat di rumah nenek. Sama halnya dengan Chanyeol, Jongin juga sempat membuatnya sedikit tersenyum. Sayangnya perjumpaan mereka begitu singkat, tapi Sehun masih sering berkontakan dengannya. Namun, Jongin tak pernah memberi tahunya kalau hari ini ia datanh ke kampus Sehun.
Jongin tersenyum. "Aku sedang mengikuti tes untuk jurusan hukum tata negara."
"Wow, hebat! Kau pasti lulus, Jong." pujinya.
"Ya, semoga saja."
"Kau mau makan?" tanya Sehun.
Jongin mengangguk, "Ya. Tapi, sebelumnya aku ingin ke toilet dulu. Bisa kau antar aku ke sana?"
"Tentu. Ayo." ajak Sehun. Tapi sebelum itu, ia berpamitan pada Chanyeol dahulu. "Kak Park, aku mengantar Jongin ke toilet sebentar ya?"
Chanyeol tak menggubris. Masih fokus pada ponselnya. Sehun hanya menghela nafas, "Sudahlah. Ayo." Sehun menarik tangan si pemuda tan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First One • ChanHun
FanfictionBisa kau bayangkan setelah 20 tahun hidup tanpa airmata, kemudian seseorang datang lalu menjadi yang pertama dan satu-satunya yang berhasil membuatmu menangis?