6

73 14 7
                                    

"Lo yakin mau ke masa lalu Na?" tanya Alif

Sekarang aku dan Alif berada didepan gerbang rumah ku. Setelah berbincang dengan pemilik toko, kami pun langsung memutuskan pulang karena takut mama dan papa mencariku.

"Ya tentu saja" ucap ku

"Tapi kan..."

"Ah udah-udah mendingan lo pulang aja ya, gue capek"  Ucap ku memotong perkataan Alif

"Hmm yaudah deh, gue pulang ya"

"Okee bye" Ucapku sambil melambaikan tangan

Alif pun segera melajukan motornya. Saat motor Alif sudah tidak lagi terlihat oleh pandangan ku, aku pun segera masuk ke rumah.

“Dari mana lo?” Tanya bang Iyan saat aku sudah berada didalam rumah

“Bukan urusan lo” Jawab ku dan langsung segera pergi meninggalkan bang Iyan dan berniat masuk ke kamarku.

Tiba-tiba bang Iyan menarik tangan ku

“PLAKKKK” Sebuah tamparan mendarat tepat di pipi ku

“LO JADI ORANG JANGAN KERAS KEPALA, GUE ABANG LO DAN GUE PENGEN YANG TERBAIK BUAT LO” bentak bang Iyan

Kini air mata ku sudah jatuh tak tertahankan

“LO BILANG PENGEN YANG TERBAIK BUAT GUE? GINI CARA LO MENDIDIK? APA HARUS PAKE KEKERASAN?”

Aku pun segera berlari dan masuk ke kamar, aku menangis sejadi-jadinya sambil memegangi pipi ku

“ABANG MACAM APA LO? LO ABANG APA MUSUH GUE SIH?” Oceh ku seorang diri saat sudah dikamar

Ketika aku sudah merasa lelah karena menangis terlalu lama, akhirnya aku pun segera mandi. Setelah selesai mandi aku menelpon Alif.

“Hallo Assalamu’alaikum ukhty” Ujar Alif

“ Ini bukan waktunya bercanda, gue sekarang mau curhat sama lo”

“Masalah apa?”

“Abang gue jahat banget Lif, dia tega nampar adiknya sendiri”

“Oh ya, kapan?”

“Tadi sore”

“Ya ampun kasihan banget sih lo, tapi gue yakin kok kalo lo enggak ada salah dia gak mungkin nampar lo”

“Ya tapi kan enggak gitu juga caranya, dia bisa nasihatin gue dengan baik-baik”
“Lo enggak bisa di nasihatin dengan baik-baik, pasti lo ngebantah”.

“Ih apa sih lo, kok malah belain bang Iyan”.

“Gue enggak bela bang Iyan, gue cuman bela yang menurut gue bener, dan apa yang dilakuin bang Iyan itu bener menurut gue”.

“Jadi menurut lo gue yang salah”

“Eh enggak gitu juga”

“Ya terus gimana”

“Ah enggak tau ah, males pengen beli truk”

“Emang manusia terlaknut lo”

Setelah selesai mengobrol dengan Alif, aku pun segera pergi kebawah dan menuju ruang makan karena cacing-cacing diperut ku sudah mengadakan konser dengan lagu berjudul NASI.

“Ayo sini makan dek” ujar papa

Ada yang aneh ini, tumben bang Iyan hanya diam dan tidak memperdulikan ku seolah-olah tidak ada aku disini. Biasanya ada-ada saja alasan dia buat marahin gue, tapi buguslah deh kalo dia enggak ngomong hati ku tentram dan tenang.

TIME TRAVELLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang