🌷Bad Cover-06🌷

28 5 2
                                    

“Hot heads and cold hearts never solved anything.” — Billy Graham

***

"Kak Renio ngapain bawa aku ke mobil sih aku kan mau pulang." Corocos Zaura.

Di tempatnya Renio hanya diam seribu bahasa. Dia mulai menyalakan mobil dan mulai meninggalkan halaman sekolah. Ketika mereka sudah melewati gerbang sekolah, suara lengkingan Zaura terdengar.

"Kakkkkkk  kita mau kemana? Aku kan maunya ke depan gerbang doang. Kak Renio jangan macem-macem deh. Turunin aku sekarang."

Lagi-lagi Heningg
Renio hanya fokus ke depan, mengamati jalan lewat kaca depan mobil yang agak sedikit blur karna air hujan yang tak kunjung berhenti.

Di tempatnya Zaura sedikit gelisah. Keringat dingin mengalir dari pelipisnya. Pasalnya pernah beredar gosip tak sedap tentang Renio yang membawa teman kencan nya ke hotel untuk diajak bersenang-senang. Kalau itu terjadi rusaklah masa depan Zaura. Ngak!! Ini gak bener. Tuhan tolong selamatkan Zaura.

"Oke kak aku tau diam itu emas, tapi bisa ngak jangan mikirin emas dulu. Sekarang yang harus kak Ren lakuin cuma nginjek rem doang, trus biarin aku keluar, aku ga mau berakhir di hotel kayak kebanyakan cewek yang pernah kakak ajak jalan."

"Aku masih waras kak, aku ga bakal ngebiarin kakak ngapa-ngapain aku. Aku masih mau sekolah, mau kuliah, mau kerja, mau.....mmph" belum sempat Zaura menyelesaikan perkataanya, tangan Renio sudah membekap mulut Zaura.

"Mpphh....kak!!!!!. Kata Zaura sambil menghempaskan tangan Renio kasar.
"Baru aja dibilangin jangan sentuh aku. Kakak tuh punya kuping gak sih? Kalo diajak ngobrol tuh dengerin. Punya kuping ngak ada gunanya. Bu..." lagi- lagi perkataan Zaura terpotong.

"Bisa diem ngak sih, berhenti bacot atau sepatu ini melayang ke mulut cerewet lo itu." Ancam Renio.

"Kalo mau aku diem, turunin aku sekarang." Kata Zaura.

"GUE BILANG DIEM YA DIEM." Bentak Renio dengan suara yang agak meninggi.

Ditempatnya Zaura memantung. Apa salahnya. Ia hanya inggin keluar. Kenapa dia membentaknya. Apa ngak ada cara lain selain membetak.
"Kak Ren jahattt." Kata Zaura dengan mata sedikit berair dan bibir yang mengerucut.

"Aku cuma pengen keluar, kenapa kak ren sampe ngebentak aku. Apa salah ya aku khawatir kalo nanti kak ren bakal ngapa-ngapain aku. Bahkan aku baru kenal kak ren baru kemarin. Apa salah aku curiga sama orang yang baru aku kenal." Kata Zaura sambil melepas kacamatanya, kedua tangan nya ia gunakan untuk menutupi wajahnya dan mulai menangis sesengukan.

Di tempatnya Renio mematung dengan mata yang terfokus dengan gadis yang sedang menangis ini. Ia merasa bersalah telah membentak nya. Ia pun akhirnya mengalah dan membiarkan Zaura hingga berhenti menangis. Biasanya jika ia bertemu dengam wanita yang cengeng ia tak akan sungkan untuk mengeluarkannya dari dalam mobil dan membiarkan nya sendirian di luar sana.  Karena ia sangat membenci air mata. Apalagi air mata yang dikeluarkan oleh seorang wanita.

Bermenit-menit berlalu. Tangisan Zaura pun sudah mereda. Setelah perdebatan yang cukup panjang, akhrinya ia setuju diantar pulang Renio dengan syarat Zaura duduk di kursi belakang. Ia tak inggin duduk berdampingan dengan Renio. Senior jahat yang suka bikin wanita nangis. Brengsek!! Mulai detik ini dia sangat benci dengan nama Renio. Kakak kelas judes itu sudah berani membuat Zaura menangis, Zaura tak kan pernah inggin berurusan dengan nya lagi. Cukup untuk hari ini, dia tak kan membiarkan kehidupan nya diganggu oleh cowok brengsek macam Renio.

"Apa kamu liat-liat, mau aku congkel tu mata biar ga bisa liat lagi." Kata Zaura pada Renio yang sedang mencuri pandang pada kaca depan mobil.

"Aku tau Kak Ren mau ngetawain aku kan, belum puas bikin cewek manis nangis-nangis di tengah gerimis kayak gini." Kata Zaura.

"Cih cewek manis," katanya sambil memutar bola mata jengah." udah dikasih jantung malah minta kulit, cuih gak tau terima kasih." Sarkas Renio.

"Jadi ceritanya kak Renio gak ikhlas nganterin aku."

"Diem sebentar ngak bisa kah? Mulut dikontrol. Ngoceh mulu." Sarkasnya.

"Cowok ngak tau diri. Mulut siapa yang dari tadi ngomong kasar. Harusnya mulut kak ren tuh kontrol. Cuma mulut setan yang bisa ngomong kasar." Kata Zaura.

Renio tak mengubris celotekan  Zaura. Renio mulai melajukan mobilnya menuju perumahan mentari. Membelah deras nya hujan, yang makin lama makin deras. Bunyi kilat masih terdengar samar-samar.

Sesampainya di depan rumah Zaura.

Zaura bergegas keluar dari mobil dengan membanting pintu mobil cukup keras.

"Ngak mau bilang makasih." Kata Renio.

"Aku ga mau bilang makasih gak ada gunanya, ngak bakal buat si jahat berubah jadi si baik. Lagian kalau ngak dipaksa aku juga ngak mau kamu anterin." Kata Zaura kemudian berlalu menuju dalam rumah.

Renio memandangi pungung si nerd girls itu yang mulai masuk kedalam rumahnya dengan tatapan yang sulit diartikan. 

Baru kali ini ada seorang gadis yang menarik perhatian sang raja kutub.


Makasih vote sama komen nya🖤
Selamat menjalankan ibadah ramadhan. Walau di rumah aja tetep semangat ya...
Bosen juga lama" dirumah, tapi apalah daya kondisinya masih kek gini. Doain aja pandemi ini bisa cepet berakhir ya gais.
Stay healthy wan kawan ❤

Bad CoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang