🌷Bad Cover-04🌷

54 5 13
                                    

"Jangan takut menjadi berbeda atau menyuarakan pikiranmu, karena itulah yang membedakanmu dari orang lain."

- Dave Thomas

***

Zaura hanya bisa meraba-raba tanah sambil mencari kaca matanya. Sesaat kemudian sepasang tangan menyodorkan kacamata kepadanya.

Zaura pun mendogakkan kepalanya dan menerima kacamatanya.

"Makasih." Kata Zaura, kemudian memasangnya setelah merasa bisa melihat dengan jelas lagi,Zaura pun memandangi orang didepannya, zaura pun terkejut mendapati senior lelaki yang tadi Zaura tabrak adalah orang yang menolongnya.

" Jadi cewek tu jangan lemah." Katanya sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Ia mengeluarkan sabuah kapas dan alkohol. Lalu menuangkan alkohol itu ke kapas. Dengan gerakan cepat ia menarik lengan kiri Zaura.

Zaura membulatkan matanya reflek ia pun menarik lengannya.
"Eh gausah kak, ini gapapa cuma luka kecil. Sebentar lagi juga sembuh kok.

Namun sepertinya pria didepannya ini tak menghiraukan perkataan Zaura dan menarik kembali lengannya dan mulai membersihkan darah yang mengalir dan kerikil-kerikil kecil yang menempel di luka.

Di tempatnya Zaura hanya bisa meringis sambil memperhatikan wajah tenang di depannya yang sedang telaten menbersihkan lukanya. Dahinya bergelombang. Mengapa pria ini mau menolongnya, bahkan ia pun tak mengenalnya. Mengapa ia melakukan hal seperti ini padanya. Ribuan pertanyaan muncul di kepalanya.

Setelah selesai membersihkan luka gadis itu, ia pun segera membereskan obatnya dan memasukan kembali kedalam tasnya. Kemudian ia berdiri sambil mengulurkan tangan nya kepada gadis itu.

Dengan ragu Zaura pun menerima uluran tangannya lalu berdiri.
"Terima kasih kak."

Pria itu tak mengubris ucapan terima kasihnya ia langsung berbalik meningalkan Zaura yang hanya terbengong di depannya.

Dengan dahi mengernyit zaura memandangi punggung tegak lelaki itu yang makin lama semakin menjauh.
Kemudian dari samping terdengar suara klakson motor.

Tin tin

Bang Al sudah berada di samping Zaura sambil menyodorkan helm kepada Zaura.

" Yuk pulang."

Zaura pun segera meraih helm dan menaiki motor sport biru milik bang Al. Setelah Zaura naik Alfas melajukan motornya meninggalkan area sekolah.

"Lo kenal Renio ra, kok tadi bisa ngomong sama dia." Tanya Alfas.

"Ha? Apa kak?" Kata zaura karena kuping nya tertutup helm jadi gak kedengeran.

"Lo kenal Renio, kok tadi bisa ngomong sama dia." Kata Alfas mengulangi pertanyaanya.

"Ih kak kalo ngomong tuh yang keras napa gak denger nih." Kata Zaura.

"Kuping lo kudu dikorekin Ra sumpa udah teriak kenceng aja ga denger." Kata Alfas emosi dengan adiknya.

"Hehe iya-iya Zaura tuh denger kok cuma mau ngerjain abang aja." Kata Zaura.

"Gue kirain lo beneran ga bisa denger." Kata Alfas.

"Renio siapa sih ga kenal." Kata Zaura.

"Itu yang tadi ngomong sama kamu di depan gerbang." Kata Alfas.

Zaura coba mengingatnya.
O jadi kakak yang nolongin aku tadi namanya Renio. Batin Zaura.

"O pas itu, engga rara gak kenal kok, cuman tadi kakaknya nolongin rara ngambil kacamata rara yang jatuh." Kata Zaura.

Bad CoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang