"Waduh asyik bener nih kek nya. Wah wah belom ada sejam ditingalin udah gandeng cewek aja lo Ri." Kata Abbas yang entah sejak kapan sudah berada di samping mereka. Abbas tak sendiri disamping Abbas ada Renio yang sejak tadi menatap Zaura tajam.
"Berduaan aja ntar yang ketiga setan loh." Kata Abbas.
"Apasih, kebetulan aja tadi ketemu Zaura disini. Iya kan Ra". Balas Arion.
"Iya." Balas Zaura.
"Ini temen-temen nya kak Ari?" Tanya Zaura.
"Iya."
Zaura hanya ber oh ria. Kenapa mesti Ada Renio sih. Bikin mood ancur aja. Lagi asyik-asyik pacaran juga. Males banget ngeliat muka dingin nya, udah gitu gapernah senyum lagi. Rasanya pen nendang ke kutub utara biar tambah beku tuh muka. Ngerusak suasana aja.
"Kenalin ini Abbas." Kata Arion memperkenalkan temannya itu.
Abbas mengulurkan tangannya. Zaura dengan kaku menyambut nya.
"Hai cantik, kenalin nama gua Abbas Gentara. Ngak akan pernah gentar untuk mencintai wanita. Panggil aja Abbas."
"Zaura bisa juga dipanggil Rara."
Kata Zaura sambil melepaskan tanganya dari Abbas. Tapi dengan sengaja Abbas tak mau melepaskan tangannya. Zaura pun tersenyum kikuk."Gausah lama-lama ah, kebiasaan." Kata Renio.
"Nah kalo itu namanya Renio." Jelas Arion.
Ditempatnya Renio mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri.
"Nama Gue.........." Ucapan Renio dipotong.
"Udah tau." Kata Zaura sambil memutar bola matanya jenggah. Apaan sih dia udah kenal juga, ngapain pake kenalan ulang segala. Palingan juga mau modus megang tangan ku. Sorry ya aku ga sudi kena najis, susah ngebersiin nya.
"Oh udah kenal rupannya." Kata Arion.
Di tempatnya Renio hanya merutuki Zaura dalam hati. Dasar wanita kejam.
"Eh kak Ari aku duluan ya."
"Loh mau kemana Ra?"
"Mau ke amang bubur, beliin pesananya oma."
"Oh yaudah bareng aja yuk, kita juga mau makan." Kata Arion.
"Kalo gitu ayo kak." Kata Zaura sambil menarik tangan Arion mengajaknya pergi. Gatau kenapa males aja lama-lama liat muka senior galak kek kak Renio.
"Eh tungguin dong, main tinggal aje." Kata Abbas sambil berjalan mengerjar Zaura dan Arion. Dengan Renio yang membuntutinya di belakang.
Dibelakang Renio mengepalkan kedua tangan nya.
***
"Mang pesen bubur ayam nya 4 ya, sama 2 lagi buat dibungkus. Minumnya teh anget aja." Pesan Zaura.
"Siap neng, ditunggu ya." Kata amang bubur.
"Oke mang."
Zaura pun kembali duduk disebelah Arion didepan nya ada Renio dan Abbas disamping nya.
"Udah aku pesenin, tinggal nunggu aja." Kata Zaura.
"Sip sip." Kata Abbas sambil mengacungkan kedua jempolnya.
"Eh siapa tadi nama lo? Lupa. Kok bisa kenal sama Arion sih?" Tanya Abbas.
"Zaura." Kata Zaura malas.
"Iya iya itu maksud gue." Kata Abbas.
"Baru-baru aja kenal nya. Kemaren kebetulan aja ketemu di perpusustakan sekolah." Jelas Zaura.
"Wah lo sekolah di Redmount juga." Tutur Abbas.
"Iya." Kata Zaura singkat.
"Kok lo beda banget si kalo dirumah?" Tanya Arion.
"Beda gimana maksutnya? Tanya Zaura.
"Ya beda, kalo sekolah lo keliatan pendiem, kalo dirumah beda jadi lebih ceria gitu." Kata Arion.
"Sama aja deh kek nya, aku kayak gitu ke orang yang belum akrab aja."
"Ow gitu." Kata Abbas.
"Iya."
"Gue sering liat lo di bully disekolah. Lo ngak ada niatan buat nglawan?" Tanya Arion.
"Apa gunanya melawan. Mereka bully aku biar aku benci sama diri sendiri."
"Ha? Gimana tuh maksut nya." Potong Abbas penasaran.
"Mereka berangapan aku tuh orang yang ngak percaya sama kelebihan yang aku punya. Dan itu bisa buat mereka pakai untuk menghancurkan seluruh kepercayaan diri aku." Jelas Zaura.
"Nah justru itu kan. Lo harus lawan mereka, lo gak salah apa-apa kan? Nah kenapa lo harus dikasarin." Kata Abbas.
"Buat apa sih ngelawan, dengan kita diam orang-orang bakalan capek sendiri kok bully kita. Diam tu membuat kita lebih dewasa dan lebih kuat dari orang yang bully aku. Diam tuh nunjukin pengendalian diri dari sifat yang tidak dimiliki si pembully itu. Diam bukan berarti lemah kan?"
"Gue salut sama lo, orang yang baik kek lo masih aja di bully. Emang goblok tuh orang yang bully lo." Kata Arion.
"Aku dah biasa kok. Toh dengan itu banyak hikmah yang bisa kita ambil kan. Setiap kejahatan ngak perlu dibalas dengan kejahatan juga kan?" Balas Zaura
"Otak di dengkul tuh ya kek gitu, ngak pernah mikir sebelum bertindak, mereka seneng aja gitu dapat kepuasan batin. Sementara korban nya? Batinnya terluka? Pasti. belum lagi fisik mereka."
"Heem" Balas Zaura.
Setelah itu amang bubur datang, langsung menghindangkan bubur dan teh di atas meja. Aroma sedap pun tercium.
"Selamat menikmati." Kata mang bubur.
"Makasih mang." Kata Arion.
Setelah kepergian mang bubur, Zaura dan yang lainnya mulai menyantap makanan masing-masing. Keheningan pun menyelimuti. Hanya suara sendok dan garpu yang menari diatas mangkok.
Sejak tadi Renio hanya mendengar kata apa pun yang keluar dari bibir Zaura. Dan ekpresi yang ditimbulkan setiap dia bercerita. Ia tak habis pikir apa yang membuat gadis ini selalu menarik perhatian nya. Meski dengan tingkah polos dan dewasanya. Zaura memang gadis baik. Dia tak pernah membalas setiap perbuatan kejam yang dilakukan temannya. Dia memilih diam. Tapi apa dengan diam masalah akan selesai? Tentu tidak! Tapi apa yang dilakukan Zaura perlu di apresiasi.Zaura memang gadis yang berbeda, ia memiliki aura tersendiri yang dapat memikat hati para pria. Kalau diibaratkan Zaura adalah magnet baginya. Apapun bentuknya, bahkan sekalipun kumparan mengulungnya seperti benang kusut. Daya tarik nya tetap tidak akan hilang. Walau Renio mengakui jika saat ini Zaura berbeda dari biasanya. Dia cantik alami walau tanpa polesan make up sedikit pun.
Entah mengapa Renio tertarik untuk mengenal Zaura lebih dalam.
Apakah bisaaa???
Aku ingetin jangan lupa pencet tombol bintang di kiri bawah ya🙂❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Cover
Teen FictionSalah satu yang paling menyebalkan di dunia adalah bertemu orang-orang yang dengan mudah menilai diri kita dari penampilan. Jika kita berpenampilan buruk mereka akan mengangap kita hal sepele. Teruntuk mereka yang gampang mendeskripsikan seseorang...