10

1.2K 283 108
                                    

"Rea, itu cowok ngelambain tangan ke lo kayaknya... Yang pakai hoodie hijau sama ada plester di pipinya," bisik Nara yang menggandeng Rea keluar menuju parkiran.

Rea melirik ke arah yang dimaksud Nara. Rea langsung tersenyum karena mengenali orang itu.

Rea pun mengangkat tangannya membalas lambaian tangan laki-laki yang tak lain adalah Reizal.

"Hai Rei!" sapa Rea membuat Nara langsung melirik Rea dengan tatapan tidak percaya.

Rea balas menatap Nara yang menatap Rea dengan tatapan 'lo kenal?'

Rea tersenyum. "Dia Reizal sepupunya Bang Alvian," jelas Rea yang tidak berhasil menjawab kebingungan Nara.

"Bang Alvian saha?" tanya Nara yang saking bingungnya logat sunda nya jadi keluar saat bukan mengatakan siapa justru mengatakan 'saha'.

"Temennya si Edgar," sahut Rea santai.

"Oh abang lo yang ganteng tapi tsundere sama lo itu kaya si Abim?" kata Nara yang langsung menutup mulutnya karena menyebut nama mantan Rea seolah nama itu adalah nama yang seharusnya tidak di sebut.

"Edgar nggak tsundere emang dia mah nyebelin aja dari DNA nya juga," protes Rea yang terlihat emosi mengingat kakaknya itu semalam justru tidur ketika dia menceritakan kisahnya dengan Abim.

Rea mendengus. "Jangan-jangan Edgar bener kalau gue anak pungut," gumam Rea mengingat saat SD Edgar pernah menjahili Rea dan mengatakan kalau Rea sebenarnya anak pungut orang tuanya, dan saat itu Rea langsung menangis kencang dan berhasil membuat uang jajan Edgar dipotong seminggu karena kejahilannya itu.

"Hei jangan bilang begitu, nanti lo makin keliatan miris Rea..." protes Nara.

Ujung bibir Rea terangkat. "Udah tanggung miris."

"Glad to see you here!" Reizal terlihat tersenyum senang begitu Rea dan Nara muncul di depannya.

"Lagi mau survey Sekolah baru lo?" ledek Rea mengingat sebelumnya ia bercanda untuk mengajak Rei pindah ke Sekolahnya.

Rei tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Mau jemput lo."

"Gue?" tanya Rea tidak percaya.

Rei mengangguk. "Iya lah lo masa mantan lo," cibir Rei sambil matanya ke arah belakang Rea.

"Mantan?" tanya Rea yang seperti orang bodoh kerena lupa kalau dia sudah memiliki mantan jika saja Nara tidak mengingatkan.

"Abim Rea... Abim ada di belakang sana," bisik Nara yang sudah lebih dulu melihat Abim yang tengah berjalan menuju Parkiran.

Rea mengerti dan melirik ke belakang melihat Abim berjalan menuju kearahnya. Rea terlalu percaya diri dan merasa kalau Abim sempat melihat kearahnya sebelum akhirnya memalingkan pandangan ke arah lain.

Abim pulang sendiri seperti sebelumnya. Namun sebelumnya Rea selalu menunggunya. Rea dulu selalu menunggu Abim untuk pulang bersama Rea padahal mereka beda kendaraan dan beda arah rumah.

"Eh lo yang kemarin di Mall kan?" pertanyaan Reizal berhasil mengagetkan semuanya.

Seolah tidak peduli, Reizal tersenyum sambil menatap Abim yang menghentikan langkahnya. "Gue boleh kan pulang sama Rea?"

"Iya, silahkan," sahut Abim datar.

Reizal menepuk pundak Abim. "Thanks kalau gitu."

Abim terlihat menjauhkan tangan Reizal dari pundaknya. "Nggak usah terima kasih sama gue," kata Abim datar dan langsung meninggalkan mereka yang sama-sama terkejut melihat sikap Abim.

PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang