Before read it, you can watch it...
Isi hati Rea untuk Abim...
Isi hati Abim untuk Rea...
***Kehidupan Abim kini lebih banyak dihabiskan bersama sahabat-sahabatnya. Ia dan keenam sahabatnya memang kini tengah disibukkan dengan pekerjaan mereka di Club malam.
Abim bersyukur untuk kesibukkannya itu jadi ia setidaknya bisa lepas pikirannya yang terus memikirkan Rea. Reanya kini sudah bukan miliknya lagi. Apalagi hampir setiap hari laki-laki berhoodie hijau itu selalu mengantar jemput Rea dengan mobilnya.
Sesak dan bahagia.
Mungkin sudah waktunya Rea menemukan kebahagiaan yang selama ini tidak bisa Abim berikan untuknya.
Ingin kembali dan membuat Rea kembali ke sisinya saja rasanya. Tapi kalau Abim memaksakan itu Abim berpikir ia orang yang paling egois sedunia. Mungkin seharusnya sebagai laki-laki Abim lah yang mengajak Rea kembali ke sisinya. Tapi Abim terlalu takut.
Takut waktu Rea sia-sia karena melewatkan kebahagiaannya dengan yang lain.
Dan kini Abim hanya bisa memandangi nama kontak Rea di handphone nya yang tentu saja sudah seharusnya dia ganti tapi kenapa rasanya sulit?
"Ngapain lo mojok sendirian disini?"
Abim menoleh pada Fazran yang tiba-tiba muncul. "Lagi kangen Rea ya lo?"
Abim tersenyum datar. "Ada yang bilang katanya kita nggak boleh kangen sama milik orang lain..."
"Siapa itu yang bilang kalimat bodoh begitu?" tanya Fazran menantang.
"Gue barusan."
Fazran pun hanya diam mendengar lelucon Abim yang tidak lucu.
"Bim..."
"Hmm?"
"Udah waktunya lo balik ke Rea."
Abim menggelengkan kepalanya. "Rea lagi bahagia sama yang lain."
"Jangan sok tau..."
"Dulu tiap gue baca pepatah yang bilang tahap mencintai paling kuat itu adalah saat lo bisa merelakan orang yang paling lo cintai bahagia tanpa lo gue nggak percaya," gumam Abim lirih.
Abim mendesahkan napasnya. "Tapi sekarang gue akuin itu ada benernya. Gue cinta sama Rea tapi gue mau Rea bahagia. Semudah itu impian gue."
"Sorry..."
Abim tersenyum lalu menatap Fazran. "Jangan minta maaf terus nanti gue bisa mati bosan dengernya."
"Karena sebelumnya lo bantuin gue sekarang giliran gue bantuin lo balikan sama Rea," kata Fazran penuh semangat.
Abim tersenyum lalu bangkit dari tempatnya duduk lalu menepuk pundak Fazran. "Jangan repot-repot nanti lo kesal sendiri."
***
Sudah sembilan cara move on yang sahabat-sahabatnya ajarkan padanya dilakukan oleh Rea. Mulai dari bodo amat dengan omongan yang tidak enak bagi hatinya sampai menghindari Abim di Sekolah. Sebenarnya ada satu cara move on lagi yang belum Rea lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho
Novela Juvenil"They call me psycho. Tapi gue bukan psycho serem yang dibayangin orang-orang. Gue psycho nya dalam hal cinta. Dalam mempertahankan hubungan cinta gue sama dia. Apa salah?" - Edrea Clarinta Ramaniya. _Jungri lokal vers_