A New Life? Part 1

10 1 2
                                    

Ini merupakan hari kedua Anth berada dimana ia berada sekarang. Sebenarnya saat sarapan tadi Febrian dan teman-temannya bersikeras untuk mengantar Anth berkeliling mengenali tempat dimana ia berada, namun ia menolak. Anth tidak ingin terlalu merepotkan ketiga orang itu dan yang pada akhirnya nanti malah bisa terlalu bergantung pada mereka. Pada akhirnya, mereka sepakat untuk membiarkan Anth jalan sendiri dengan syarat ada yang stand by di depan rumah supaya Anth tidak salah masuk rumah orang.

Anth menyusuri jalan dengan tenang sambil melihat ke sekeliling, berharap ada sesuatu yang dapat menarik perhatiannya atau bahkan bisa ia ingat sebagai penanda. Banyak orang yang berlalu lalang di sekitarnya, namun Anth tidak begitu peduli dan melanjutkan perjalanannya.

“Aduh!” ucapnya ketika Anth merasakan ada yang menabrak punggungnya.

“Eh, sorry-sorry. Gue ga sengaja.” Ucap seseorang. Tak ayal Anth berhenti berjalan dan membalikkan badannya untuk melihat siapa pelakunya. Ia mendapati sesosok yang tidak asing, seperti pernah melihatnya.

“Hmm” dehemnya pelan sebagai jawaban. Anth hanya menatap biasa pada sesosok itu, namun ternyata sesosok itu mengenalinya terlebih dahulu.

“Eh! Lo yang kemaren itu kan? Yang kemaren di-uhmmm” ucapan sesosok itu tidak terdengar jelas karena Anth membekap mulutnya. Menurutnya, jika ucapan sesosok itu dilanjutkan maka hal itu sama saja dengan membongkar aib seseorang. Anth tidak ingin jika aibnya diketahui orang lain. Tak lama kemudian Anth melepaskan bekapannya namun dibalas pelototan tak percaya oleh sesosok dihadapannya.

“Apasih gue belum selesai ngomong malah main bekap-bekap aja!” ucap sesosok itu. Ternyata sesosok itu adalah orang yang kemarin memberikan pakaian kepada Anth saat dirinya mendarat di dunia ini.

“B aja. Lo lanjutin sama aja buka aib orang. Nambah tuh dosa lo.” Ucap Anth dingin. Kemudian Anth berbalik dan pergi menjauh untuk melanjutkan perjalanannya, ternyata sesosok itu mengikutinya.

“Eh tunggu dong! Jangan main tinggal aja! Kita belum kenalan!” teriak sesosok tersebut. Sedangkan Anth hanya melambaikan tangannya dengan gestur mengusir tidak peduli. Tapi dengan cepat sesosok itu meraih tangan kanan Anth seolah berkenalan dan bersalaman.

“Apasih?” tanya Anth tidak begitu suka diperlakukan seperti itu.

“Ya kenalan dong. Kita kan belum kenalan nih, jadi harus kenalan, wajib malah. Kenalin gue Aquila, nah lo siapa?” ucap sesosok yang ternyata bernama Aquila. Sedangkan Anth hanya menaikkan sebelah alisnya dan menjawab.

“Anth.” Ucapnya singkat. Aquila hanya menatap datar manusia yang sedang bersalaman dengannya. Kemudian tanpa aba-aba Anth melepaskan tangannya dari genggaman Aquila.

“Udah kan?” tanya Anth yang setelah itu melanjutkan perjalanannya yang sempat terhenti. Lagi-lagi Aquila mengikutinya dan berkata entah apa itu Anth tidak tahu karena saking banyaknya dan Anth juga tidak peduli.

“Ih lo ngeselin deh. Mbok ya dengerin gue ngomong, direspon, atau apalah jangan cuma diam doang. Jangan kaya batu.” Ucap Aquila yang tidak tahan dengan sikap Anth yang begitu cuek.

“Oh. Terus.” Ucap Anth singkat lagi. Aquila hanya dapat menepuk jidatnya dan menyerah dengan sikap Anth. Dia hanya berjalan berdampingan dengan Anth yang diam seperti manekin. Sedih rasanya orang yang cerewet seperti Aquila harus menahan diri karena berdampingan dengan Anth yang malas bicara. Mau ngomong apa aja sampai ngalor-ngidul juga gak bakalan digagas, yang ada malah mulutnya pegel plus capek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Elements World MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang