11. Couple (커플)

7.8K 1.5K 160
                                    

MALAM KE-ENAM berada di kota Chuncheon ingin Taeyong habiskan dengan mengunjungi Santorini Coffee Shop yang sangat terkenal dan disukai masyarakat lokal di Chuncheon. Bahkan cafe itu pun menjadi incaran destinasi para turis dalam maupun luar negeri yang ingin menikmati suasana Italia tradisional namun dihias dengan interior mewah.

"Jaehyun, apa kau sudah selesai?" Taeyong mengetuk pintu kamar si lelaki berlesung pipi.

"Sebentar lagi, Hyung! Aku baru memasang sepatu!"

Mendengar Jaehyun berteriak dari dalam sana membuat Taeyong refleks tertawa. Ada-ada saja dengan bayi besarnya.

"Aigoo, sepertinya keponakan-keponakan Bibi akan menjelajahi Chuncheon lagi malam ini."

Taeyong tersentak saat mendengar suara Bibi Jung. Ia kemudian berbalik dan mendapati si wanita paruh baya tengah berdiri di belakangnya. Tersenyum tipis, ia lantas memeluk sosok bersahaja itu lalu bergumam, "Iya, Bi. Apa Bibi ingin ikut?"

"Ah, tidak. Kau dan Jaehyun saja yang pergi, nak." kata Bibi Jung seraya mengusap lembut rambut Taeyong, "Bibi ingin beristirahat. Pekerjaan di ladang sore tadi membuat Bibi sakit pinggang."

Mengangguk paham, Taeyong kemudian beralih mengusap bahu si wanita paruh baya. "Kalau begitu beristirahat lah, Bi. Ah iya, kau tidak perlu menunggu ku dan Jaehyun," ujarnya, "Kami akan pulang sebelum jam sepuluh malam. Aku berjanji."

"Baiklah, hati-hati di jalan. Pastikan kau selalu bersama Jaehyun, Bibi tidak ingin salah satu atau bahkan kalian berdua terluka."

Taeyong menatap wanita disampingnya dengan raut memelas. Bibi Jung begitu manis. Melebihi sebatang cokelat yang ia lahap siang tadi sampai habis. Jika terus begini, ia akan semakin tidak rela meninggalkan si wanita paruh baya juga Jaehyun saat waktunya kembali ke Seoul nanti.

"Tentu, Bi. Aku akan menjaga diri juga bayi besar yang masih berdandan di kamarnya itu."

"Hyung, aku tidak berdandan." Suara rengekan berasal dari pintu kamar yang baru saja terbuka. Menampilkan sosok lelaki tinggi yang mengenakan baju turtleneck berwarna cokelat gelap, celana jeans hitam dilengkapi dengan luaran baju hangat panjang.

"Tapi aku sudah menunggu mu di ruang tengah hampir setengah jam, Jaehyun." Canda Taeyong.

"Kalian berdua sangat tampan," puji Bibi Jung setelah menatap Taeyong dan Jaehyun bergantian, "Wanita-wanita di luar sana pasti sangat iri dengan Bibi."

Jaehyun mengangkat alisnya, "Kenapa bisa begitu, Bi?"

"Karena Bibi selalu berada di sekitar kalian, bahkan dipeluk oleh pria-pria tampan seperti kalian."

"Bibi bisa saja," Taeyong terkekeh lalu kembali mendekap tubuh si wanita paruh baya dari samping, "Aku sangat menyayangi, Bibi."

"Aku juga," Jaehyun berkata lalu ikut memeluk Bibi Jung dari sisi yang berbeda dengan Taeyong.

Ketiga nya lantas tertawa ringan bersama. Menikmati kehangatan dari interaksi mereka yang kian semakin intens. Membuat Taeyong yang semula merasa hanya dianggap sebagai tamu villa seketika berubah haluan. Ia kini seperti menemukan keluarga barunya.

"Kalian harus pergi sekarang bukan?" Bibi Jung angkat bicara.

"Iya, Bi." Jaehyun mengecup pipi Bibi Jung secepat kilat lalu berujar, "Sampai jumpa, Bi. Kami pergi dulu!" Katanya lalu menarik lengan Taeyong yang bahkan belum sempat mengucapkan sepatah kata. Ia menyeret lelaki yang lebih tua keluar dari rumah menuju garasi dimana mobil dan motor Bibi Jung berada.

Sesampainya di tempat untuk memarkir kendaraan itu, Taeyong seketika dibuat menganga saat melihat Jaehyun membuka kunci sebuah mobil SUV berwarna silver. Padahal ia sudah bermukim kurang lebih lima hari di villa, namun Taeyong baru menyadari jika mobil Bibi Jung tidak hanya satu, tapi dua. Satu mobil untuk mengantar sayuran dari ladang ke Seoul, dan satu lagi mobil SUV Hyundai keluaran terbaru yang ada di hadapannya ini.

A Train To Chuncheon | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang