TAEYONG TERCENGANG. Ia yakin telinganya masih sangat sehat. Ia juga yakin jika baru saja pendengarannya sangat tepat. Namun ia sendiri tidak ㅡbahkan seakan engganㅡpercaya jika Jaehyun meminta untuk memeluknya.
Bukan kah anak ini benci dengan skinship? Batinnya.
"Maaf," Jaehyun menunduk. "Lupakan ucapan ku tadi, Taeyong Hyung."
"Tidak," sergah Taeyong. Ia tersenyum kala lelaki yang lebih muda kembali menggulirkan mata ke arahnya. Meski sangat jelas jika Jaehyun terlihat ragu juga takut. "Kau boleh memelukku. Bukan kah sudah ku bilang jika aku ini adalah kakakmu selama beberapa hari kedepan?"
Sang model lantas merentangkan tangan. "Kemarilah, bayi besarku."
Jaehyun seketika menyambut dekapan Taeyong. Ia melingkarkan lengannya pada pinggang si tamu villa. Menenggelamkan wajah pada pundaknya seraya menghirup aroma manis yang menyeruak diantara pelukan mereka. Jaehyun yakin, lelaki bermata rusa itu menggunakan sampo dengan wangi vanilla.
Sementara itu, Taeyong membalas dekapan Jaehyun dengan mengusap punggungnya. Meski masih diselimuti rasa terkejut, namun ia tetap berusaha menenangkan si lelaki berlesung pipi. Persekian detik kemudian, sang model semakin dibuat terkejut ketika ia merasakan punggung Jaehyun bergetar. Suara isak pilu pun seketika menggema. Menyentuh gendang telinganya.
Jaehyun menangis dalam pelukannya.
"Kau tidak akan pergi dari hidupku kan, Hyung?"
Taeyong tertegun mendengar Jaehyun bergumam. Tepat pada pundaknya, dimana lelaki berlesung itu menenggelamkan wajah. "Apa yang kau katakan, Jaehyun? Tentu, aku tidak akan pergi dari hidupmu."
"Kau tidak akan meninggalkan ku kan?"
Lelaki bermata rusa itu terdiam sejenak. Membuat keheningan tercipta ditengah-tengah aktivitasnya dengan Jaehyun yang masih berpelukan.
Sudah sangat jelas jika ia akan meninggalkan Jaehyun. Tempat tinggal, orang tua, juga tempatnya bekerja guna mengais pundi-pundi uang sekaligus menggapai impian ada di Seoul, ia tidak akan bisa selalu berada di Chuncheon.
"Jaehyun," Taeyong beralih mengusap belakang kepala lelaki yang lebih muda. "Kau tahu sendiri kan jika aku ini berasal dari Seoul? Aku pasti akan meninggalkanmu juga Chuncheon beberapa hari lagi."
Jaehyun melepas dekapannya. Beralih memandangi wajah Taeyong tepat didepan miliknya. Membuat ia bisa melihat dengan jelas betapa besar mata si tamu villa, juga rahang tegasnya.
"Aku paham," kata Jaehyun. "Tapi... Kau tidak akan meninggalkan ku begitu saja kan? Kau masih akan tetap menjadi teman ku meski telah kembali ke Seoul kan, Hyung?"
Taeyong tertawa kecil. Menghapus jejak air mata di pipi Jaehyun sejenak sebelum menyodorkan tangannya tepat di depan dada sosok yang selalu ia sebut bayi besar, "Sini, berikan aku ponsel mu."
Si lelaki berlesung pipi pun hanya menurut. Ia merogoh saku piyama nya lalu mengeluarkan benda persegi canggih miliknya sebelum memberinya pada Taeyong.
"Sepertinya aku belum pernah memberitahumu," kata Taeyong seraya mengutak-atik ponsel Jaehyun. Lelaki yang lebih muda darinya itu tak memberi sandi apapun pada layar kunci nya. Benar-benar seperti anak kecil yang masih belum paham privasi, pikirnya.
Taeyong kemudian mengarahkan layar ponsel dalam genggamannya itu tepat di hadapan sang empu. Membuat Jaehyun seketika disuguhkan dengan sebuah profile SNS dimana nama Lee Taeyong beserta foto-fotonya dengan berbagai macam mode fashion terpampang.
"Woah..."
"Woah?" Taeyong mengerutkan kening sebelum tertawa geli. Wajah Jaehyun terlihat takjub sekaligus kebingungan. "Apa kau terkejut melihat jumlah pengikut akun SNS ku?" Tanyanya dan dibalas anggukan lugu oleh lelaki yang lebih muda.
![](https://img.wattpad.com/cover/211290074-288-k683754.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Train To Chuncheon | Jaeyong ✓
Fanfic❝The train came up hard somewhere I go to Chuncheon❞ M/M | FLUFF | MATURE Lee Taeyong, seorang model terkenal yang tengah berada di jalan berbunganya tiba-tiba merasa jenuh dan lelah akan kesibukannya di Seoul. Ia kemudian memilih kabur dari sebuah...