Ijab kabul yang baru saja selesai di ucapkan Arlan membuat hatiku tenang sekaligus senang, aku mencium tangan Arlan. Pernikahan kami cukup besar dengan tamu undangan yang lumayan banyak, ibu mertua ku tersenyum melihatku, baru beberapa kali bertemu dengannya membuatku sudah terasa dekat dengannya.
" Arlan itu kadang masih seperti anak kecil, jadi kamu harus sabar ya menghadapi dia," nasihat mertua ku sambil mengelus lenganku.
Aku juga menyalami sahabat dekat Arlan, yang ku tahu hanya Alaric, karena beberapa kali aku juga bertemu dia untuk masalah desain proyek yang akan aku kerjakan.
"selamat ya, kapan-kapan ajak dia minum alkohol, aku yakin pasti dia langsung muntah, " ucap Alaric sambil meledek Arlan.
Aku hanya tertawa mendengar ucapan Alaric, yang ku tahu dari Alaric, Arlan itu sangat tidak suka alkohol.
Akhirnya pesta sudah berakhir, aku melepas semua pernak-pernik yang menempel pada tubuhku, begitu pula Arlan, wajahnya nampak sama sekali tidak senang dengan pernikahan kami.
"jadi kapan kita akan memulai malam pertama kita? " ucap ku santai sambil melepas anting besar yang menempel pada telingaku.
Dia menghela nafas panjang nya.
" aku gak bisa nyentuh kamu, " ucap nya pelan.Aku berhenti melepas anting ku, lalu menatap nya sambil tersenyum meremehkan.
" kenapa? Karena kamu belum pernah melakukan nya? " tanya ku frontal.
" bukan begitu, tapi kita tidak saling mencintai, " penjelasan Arlan membuat ku tertawa.
" bahkan lelaki di luar sana banyak yang bisa melakukan nya tanpa cinta," ucap ku sambil melepas kebaya putihku.
" kamu sudah menyetujui perjanjian kita bukan? Harusnya kamu tanggung jawab dengan apa yang kamu lakukan, " ucap ku sambil mendekati nya.
Arlan menghiraukan aku, dia memilih keluar kamar sambil membawa bantal, aku menghela nafasku ini konsekuensinya, aku sudah memilih ini dan aku harus bertanggung jawab dengan pilihanku.
Pagi hari terasa menyibukkan bagiku, aku membuat dua buah sandwich isi tuna dan jus lemon, Arlan baru saja bangun dan menuruni tangga, dia melirik ku sebentar lalu masuk kamar mandi. Aku kembali menghela nafas, aku menguatkan diriku dan terus berdoa jika sikap Arlan yang seperti ini hanya sementara.
Arlan ke meja makan dan memakan sandwich buatan ku, dia juga meminum jus lemon buatan ku, aku tersenyum lebar.
" Aku memakan ini karena aku sudah menandatangani surat itu, jadi tidak usah berfikir aku mulai menyukai mu," Arlan kembali meninggalkan aku.
Senyuman ku luntur, aku heran kepada diriku sendiri, kenapa aku terlihat lemah dan terlalu pasrah. Aku mempertanyakan dimana sikap aroganku, dimana ego yang selalu aku junjung tinggi. Sial, kenapa cinta membuat ku seperti orang linglung.
" Hari ini kamu ada janji kan dengan Alaric. Cepat berangkat, aku tunggu di mobil."
Aku bergegas dan menghiraukan kegundahan diriku. Aku menggunakan lipstik berwarna nude di bibirku.
Hari ini aku memang ada janji dengan Alaric terkait Desain proyek yang akan aku gunakan untuk project perusahaan.
" apa kamu tidak ada urusan lain? " tanya ku basa-basi.
" tidak ada, lagi pula aku juga harus menepati janji untuk hidup seperti suami istri pada umumnya, " ucapan Arlan menohok hatiku, astaga ini sedikit menyakitkan.
Aku menarik nafas tenang.
" iya kamu benar. " aku berdiri dari meja rias dan hendak mengambil sepatu."Dea," panggilan Arlan membuat ku berhenti di tempat.
" aku harap kamu tidak akan mencintai ku, " pinta Arlan serius.
" karena aku sama sekali tidak memiliki perasaan padamu," lanjutnya.Mataku mungkin sudah berkaca, astaga kenapa Arlan tega sekali berbicara seperti itu. Aku sudah mencintai nya sejak kejadian malam dimana ban mobil ku bocor, aku membuang nafas pelan.
" baik, aku harap aku bisa melakukannya, " ucapku sambil melangkah keluar kamar.
Sekarang aku sudah berada di kantor Alaric, pria itu menghampiri ku sambil membawa dua cangkir kopi.
" kenapa wajahmu muram? Apa Arlan membuat masalah? " tanya nya sambil meneguk minuman nya.
Aku menggeleng kecil lalu ikut meneguk kopiku.
"bagiamana desain yang aku pesan kemarin? Apa sudah selesai?" tanya ku sambil menatap Alaric."sudah, detail bangunan nya juga sudah ku buat, " jawabnya.
Aku memperhatikan desain yang dibuat Alaric, desainnya hampir sempurna menerutku, karena detail dan ukuran nya sangat pas sesuai dengan bayangan ku.
" Hari ini Karina pulang dari Australia."
Aku mengalihkan perhatian ku kepada Alaric.
" Apa dia kekasihmu?" Tanya ku sambil menyesap kopi yang sudah disajikan di atas meja kerja Alaric.
Alaric tertawa heran sambil menatapku.
" Kamu ini gimana sih, dia adik ipar kamu."Aku terdiam sebentar, astaga aku benar-benar hampir lupa mengenai adik Arlan yang kuliah di Australia.
" Apa Arlan tidak memberitahu kamu?" Tanya Alaric sambil mengepulkan asap rokoknya.
Aku berdehem sebentar.
" Dia memberi tahuku, aku terlalu sibuk dengan proyek yang sedang aku kerjakan, jadi aku hampir lupa," aku mencari alasan dari pertanyaan Alaric.Aku harus mulai tegas dan membuat strategi agar Arlan mencintai ku, tapi aku harus apa?
Aku baru saja sampai di rumah, Arlan sudah duduk manis di ruang tamu sambil memainkan laptop nya.
" Tidak bisakah kamu bersikap profesional?" Tanyaku kesal.
" Apa kamu tidak paham dengan kalimat hidup seperti pasangan suami istri pada umumnya?" Aku sudah tidak bisa menahan kesabaran ku.
" Setidaknya jika ada apa-apa terkait keluarga mu beritahu aku, jadi aku tidak seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa."
Dia menatap ku dengan tatapan yang tidak bisa ku artikan.
" Jika aku membuat kan kamu sarapan, harusnya kamu bilang terimakasih bukan malah mengungkit perjanjian itu, tanpa di ungkit aku juga masih ingat. Aku hanya ingin memiliki anak, setelah itu kamu bebas pergi dengan wanita manapun."Aku pergi meninggalkan dia, aku memasuki kamar dan menguncinya nya, aku merapatkan kedua lutut ku, menangis pelan, jadi seperti ini rasanya mencintai hanya satu belah pihak, menyesakkan dan menyakitkan. Aku sudah sejauh ini, aku tidak mungkin mundur, aku harus mencoba membuat nya jatuh cinta, setidaknya jika aku gagal, aku mendapatkan seorang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle Of Love
ChickLitArlan pria yang baik hati dan ramah, memiliki perusahaan yang besar di bidang tekstil. Pada ulang tahun nya yang ke-28 tahun ia mendapat hadiah buruk yaitu salah satu karyawan nya menipu dan membawa kabur uang perusahaan, akibatnya perusahaannya mul...