Ucapan Dea barusan membuat ku merasa bersalah, aku seperti lelaki yang tidak bertanggung jawab atas tindakan ku, mungkin ini salah satu efek karena aku baru saja putus dengan Linda, aku mulai bingung apa yang harus aku lakukan, seperti nya aku harus bercerita kepada Alaric untuk meminta saran.
Alaric seperti nya masih kaget dengan ceritaku, iya aku menceritakan semuanya termasuk perjanjian konyol itu.
" Bisa-bisa nya Lo ngambil keputusan kaya gitu sih?" Pertanyaan Alaric membuat ku menggaruk leher ku.
" Gue beneran terdesak Ric," ucapku sambil mengambil korek api.
" Kita ini pria dewasa Lan, Lo harus tanggung jawab dengan apa yang Lo perbuat," ucap Alaric yang membuatku sadar kalo aku memang harus mematuhi perjanjian itu.
"Lebih baik lo bicara baik-baik sama Dea. Pantes gue kaget kok tiba-tiba Lo nikah, dan Lo nikah nya sama Dea bukan sama Linda."
Aku memilih diam mendengarkan keterkejutan Alaric, aku menghabiskan kopi dan rokok ku dan segera kembali ke rumah.
Baru sampai aku di rumah, aku sudah melihat Dea yang sedang mengeringkan rambutnya, kenapa dia terlihat sangat menggoda, pikiran ku mulai kotor melihat penampilan Dea yang menggunakan celana hotpants di padu dengan tanktop warna merah muda yang membuat lekukan tubuhnya terlihat.
" Aku minta maaf soal kejadian tadi pagi, aku gak seharusnya bersikap dingin sama kamu," ucapku pelan sambil duduk di sofa.
Dea masih diam sambil mengambil air putih dalam kulkas.
" Lupakan kejadian tadi pagi, cukup ikuti saja perjanjian itu, aku janji setelah aku melahirkan kita akan bercerai," ucap Dea yang membuat ku diam.
Dea menatap ku bingung, karena dari tadi aku ingin mengucapkan sesuatu tapi ragu.
" Kenapa?" Tanya Dea sambil menatap ku." Mulai malam ini kita akan tidur satu ranjang, itu salah satu proses membuat kita lebih dekat agar cepat memiliki anak dan kemudian bercerai," ucapku sambil menatap manik mata coklat Dea.
Dea mengangguk tanpa mengatakan apapun, aku rasa ucapan ku sudah benar dan tidak keterlaluan. Aku sudah bersiap untuk tidur, aku melihat Dea sedang sibuk dengan ponselnya, seperti nya dia sedang mengerjakan proyek perusahaan nya.
" Jadi proyek apa yang sedang kamu kerjakan?" Tanya ku mencair kan suasana. Aku mengambil posisi di samping Dea.
" Property, ada satu blok rumah sedang masa pembuatan, dan desain yang dibuat Alaric sudah selesai, jadi aku sedang mencari bahan bangunan yang menurutku baik untuk bangunan itu, sebenarnya Alaric sudah menyarankan ku tentang bahan bangunan dengan kualitas terbaik, tapi aku juga perlu mencari referensi untuk itu," penjelasan Dea membuat terbengong.
Dea tidak seburuk yang aku pikirkan, dia terlihat mempesona saat menjelaskan proses pengerjaan proyeknya.
" Bagaimana dengan pekerjaan mu?" Dia bertanya sambil sedikit tersenyum.
" Aku harus memulai mengatur ulang sistem perusahaan agar kejadian kemarin tidak terjadi lagi, agak sulit menemukan orang yang bisa di percaya, jadi aku harus turun tangan sendiri, aku juga harus menentukan bahan kain yang baik untuk dijahit."
Aku berbicara mengenai pekerjaan ku, rasanya menyenangkan bisa berbagi tentang kesibukan kita, saat aku berpacaran dengan Linda, aku tidak pernah bercerita soal pekerjaan sedetail ini, mungkin karena waktu bertemu kita sangat singkat, kenapa aku mulai membanding-bandingkan Dea dan Linda.
" Kalo aku boleh tahu kenapa kamu ingin menikah dengan ku, maksudku begini, mungkin banyak pengusaha di luar sana yang lebih sukses usahanya yang mau menikah sama kamu, tapi kenapa kamu memilih aku?"
Aku masih penasaran dengan alasan Dea ingin menikahi ku.
" Aku tertarik kepada mu, kamu memiliki perilaku yang baik dan pekerja keras, dan aku rasa aku tidak salah memilih orang, aku sudah tau semua latar belakang tentang kamu,"
Aku diam sejenak, tidak sulit mendapatkan data diri dan informasi pribadi untuk orang semacam Dea." Kenapa diam?" Tanya Dea sambil melihat ku.
" Tidak papa, aku hanya ingin cepat kamu hamil dan kita segera berpisah, aku tidak mungkin hidup dengan orang yang tidak aku cinta. Berjanji lah Dea, kamu tidak akan jatuh cinta padaku," ucap ku sungguh-sungguh.
Dea mengangguk dan mulai bersiap tidur, dia membelakangi ku.
" Apa aku boleh memeluk mu?" Dea bertanya tanpa menoleh.
Aku diam sejenak, mungkin ini adalah proses pendekatan ku dengan Dea agar tidak terlalu canggung dan bisa professional dalam menjalani pernikahan palsu ini.
" Silahkan."
Tanpa menunggu lama Dea langsung menghadap ku dan memeluk ku, aku bisa merasakan harus Vanila dari rambut hitam Dea. Rasanya membuat ku nyaman.
" Kamu menyukai harum Vanila ya?" Tanyaku basa basi.
" Lumayan, tapi aku lebih suka bau stroberi," ucap nya.
" Seleramu sangat bagus, tidak jauh dari selera adikku," ucapku sambil mengingat Karina.
" Berapa umurnya?" Tanya nya sambil menatap ku.
" 22 tahun, sebentar lagi dia akan wisuda," ucapku sambil mengelus rambut hitamnya.
" Seperti apa Karina, pasti dia sangat manis."
Aku kembali diam dan mulai menyesali perbuatanku dan ucapan ku yang merendahkan Dea, ternyata Dea tidak seburuk itu. Dea perhatian dan penuh kasih.
" Bagaimana jika aku mencintaimu?" Tanya Dea.
Aku diam sejenak, aku bingung harus menjawab apa.
" Itu hak mu, tapi mungkin aku tidak bisa membalas nya." Aku menatap nya mantap.
" Kamu tau kan tuhan membolak-balik kan hati manusia tapi kenapa kamu dengan percaya diri tidak akan jatuh cinta padaku," ucapan Dea membuatku berfikir sejenak.
Perkataan Dea memang benar, kenapa aku seperti cenayang yang seakan bisa menebak masa depan, aku hanya yakin dengan hatiku yang sekarang masih milik wanita lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle Of Love
ChickLitArlan pria yang baik hati dan ramah, memiliki perusahaan yang besar di bidang tekstil. Pada ulang tahun nya yang ke-28 tahun ia mendapat hadiah buruk yaitu salah satu karyawan nya menipu dan membawa kabur uang perusahaan, akibatnya perusahaannya mul...