Arlan

24 0 0
                                    

Aku baru saja selesai berbicara pada gadis yang bernama Dea, gadis angkuh dengan gaya nya yang cukup elegan, tapi aku sama sekali tidak tertarik pada gadis ini, gadis sombong. Panggilan telfon ayahku menyuruh ku untuk cepat-cepat datang ke rumah sakit, tanpa pikir panjang aku langsung pergi ke rumah sakit.

Sampai disana aku melihat ayah dan Linda, mereka terlihat kusut dan pucat, aku menghampiri ayahku.

" Gimana pah keadaan nya?" Aku bertanya sambil berharap mendapat jawaban yang membuat ku tenang.

Ayahku memegang pundak ku.
" Ibu mu sudah sadar, tapi dokter menyarankan untuk cepat melakukan operasi jantung, karena pendonor jantungnya sudah ada. Tapi kamu tau kan Arlan, biaya nya cukup mahal." Ayahku menatapku cemas.

Aku duduk di kursi tunggu, Linda menghampiri ku dan memeleku, mengelus punggung ku sambil mengucapkan ucapan penyemangat.
Aku berfikir keras, tidak mungkin aku meminjam uang lagi pada sahabat ku Alaric, Minggu lalu aku sudah meminjam untuk biaya kuliah Rina, adikku. Rina kuliah di Australia, biayanya cukup banyak untuk kuliahnya. Aku juga tidak mungkin meminjam uang pada sahabat ku yang lain seperti Revan dan Leo, Revan uangnya pasti sudah habis untuk membelanjakan wanita- wanita mainannya, sedangkan Leo, dia sedang dalam masa penaikan karir yang mengharuskan untuk lanjut pendidikan S2.

" Kamu bakal baik-baik aja, aku percaya sama kamu," ucap Linda yang membuatku sedikit tenang.

Aku bersyukur memiliki pacar seperti dia, dia perhatian dan penuh pengertian, bahkan dia rela jauh-jauh dari Bandung ke Jakarta hanya untuk menengok ibu ku. Kami sudah 3 tahun berpacaran, tapi kenangan kami tidak banyak, mengingat aku dan dia harus LDR sejak dulu, dia memilih bekerja dan menetap di Bandung.

" Makasih ya, " aku memeluknya hangat.

Aku merebahkan tubuhku, berfikir sejenak apa yang harus aku lakukan, malam ini aku juga menolak ajakan Revan untuk ke club. Sebuah dering pesan membuatku mengambil ponsel ku malas.

Widjaya Corp
Besok kita bertemu di tempat tadi lagi, kami sudah memutuskan untuk memberikan suntikan dana dengan beberapa syarat

Aku menatap pesan itu dengan riang, terimakasih tuhan, mungkin Widjaya Corp adalah salah satu penolongku. Sebuah pesan masuk lagi membuat ku kembali melirik ponselku.

Linda
Besok kita jalan yuk

Aku menatap pesan dari Linda, dan aku tidak bisa jalan dengan dengan dia, karena aku harus bertemu dengan gadis sombong itu untuk urusan perusahaan.

Aku sudah menunggu sekitar 10 menit untuk bertemu dengan gadis itu, dia berjalan ke arah ku, menggunakan dress warna putih dengan rambut kuncir kudanya, dia terlihat sangat anggun dan elegan, lalu dia duduk di depanku sambil tersenyum.

" Kamu bisa baca perjanjiannya," ucap Dea sambil memberikan sebuah map berwarna coklat.

Aku mengambil amplop tersebut dan membaca dengan teliti, alis ku mengkerut, menatap tak percaya perjanjian tersebut.

" Apa kamu gila?" Tanyaku yang reflek.

" Mungkin sedikit, bagaimana apa kamu setuju? " Tanya nya tanpa merespon pertanyaan ku.

" Sebenarnya apa tujuan mu?" Tanyaku tanpa basa-basi.

" Aku hanya ingin menikah denganmu," ucapnya santai.

" Kamu pikir pernikahan adalah sebuah mainan? Ini sangat berlawanan dengan prinsip ku, jadi lupakan pernikahan denganku, Karena aku tidak akan menandatangani surat ini!" Ucapku mantap.

" Semua terserah padamu, hanya perusahaan ayahku yang bisa membantu mu, aku yakin perusahaan-perusahaan lain juga akan berfikir seribu kali untuk membantu mu. Lagi pula aku tau perusahaan mu juga masih berhutang pada bank, dan lusa kamu harus melunasinya, dan apa kamu tega melihat karyawan yang menggantungkan nasib padamu akan di pecat satu-persatu karena perusahaan mu bangkrut." Penjelasan Dea benar-benar membuatku tidak bisa menolaknya, gadis gila! Bagaimana bisa ada gadis seperti ini di muka bumi ini.

Dia gadis angkuh dan penuh ambisi, bahkan menurut ku tidak ada sisi dewasanya sama sekali. Aku menghela nafas ku, bagaimana dengan Linda, astaga.

" Saya menerima perjanjian ini, " ucapku masih dalam keraguan.

" Jika kamu menyutujuinya, kamu bisa putus kan gadis bernama Linda itu dalam waktu seminggu ini," ucapnya tenang sambil menyesap kopinya.

Aku kembali terkejut, darimana dia tau Linda? Gadis ini benar-benar membuatku frustasi.

" Baik, ada lagi?" Tanyaku berusaha menjaga wibawaku di depan gadis gila ini.

" Aku ingin memiliki anak." ucapannya hampir saja membuatku memuntahkan semua minuman yang ada di mulut ku.

Aku rasa gadis ini memang tidak ada sisi baiknya sama sekali, dia ingin memiliki anak dariku, itu artinya aku berhubungan  suami-istri untuk menghasilkan seorang anak. astaga aku benar-benar benci dengan gadis ini.

" apa kamu seorang kelainan mental? " tanyaku frontal tanpa takut dia akan tersinggung.

Menurut ku dia juga tidak akan tersinggung, karena memang itu kenyataannya.

Dea tertawa kecil.
" apa hanya itu yang ada di otakmu?" tanya Dea yang sedikit tersinggung dengan ucapannku.

" aku tidak perduli apa yang kamu pikirkan, karena tujuan ku hanya ingin memiliki kamu, segera tanda tangan perjanjian nya dan aku akan mencairkan dana yang kamu inginkan! " seru Dea sambil melenggang  pergi dari hadapanku.

Aku sedikit merasa bersalah, apa aku terlalu  kejam padanya? Ah sial, kenapa jadi seperti ini, aku belum siap melepas Linda, dan aku juga tidak menyukai Dea.

Aku menghisap putung rokok ku sambil mendengarkan cerita konyol Revan, lalu Alaric datang sambil membawa wajah kusutnya.

"Mira menikah di Inggris," ucap Alaric yang membuatku tersedak minuman ku.

Aku mengenal baik Mira, kekasih Alaric jaman SMA yang sangat mencintai Alaric.

" Santai bro, perbandingan pria dan wanita itu satu banding empat di dunia ini, jadi jangan takut gak kebagian cewek, lagipula Mira juga biasa aja," ucap Revan ngelantur karena kebanyakan minum.

Aku hanya menghela nafasku, kenapa akhir-akhir ini nasib sial beradatangan pada sahabat ku juga. Aku melirik Alaric yang terlihat frustasi sambil meneguk koktail. Aku memilih menghisap putung rokokku karena aku sudah berhenti minum sejak lulus kuliah.

Struggle Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang