Dea (21++)

30 1 0
                                    

Bang David
Tadi aku melihat Arlan di grand Palangka.

Aku menatap pesan dari Bang David, jadi disitu wanita bernama Meta itu tinggal, aku segera mengambil tas ku dan menuju apartemen tersebut. Aku tidak bisa membiarkan siapapun mengganggu rumah tangga ku. Aku menepikan mobil ku saat melihat mobil Arlan keluar dari parkiran Apartemen tersebut. Baru saja aku masuk lobi, tapi mataku langsung tertuju pada wanita yang sedang membawa belanjaan dari toserba di sekitar apartemen.

" Bisa bicara sebentar?"

Sepertinya suara ku membuat nya cukup terkejut, dia menatapku dengan tatapan tajam, ini aneh, dia seakan-akan pernah melihatku sebelumnya.

" Untuk apa?" Tanya nya dengan pandangan emosi.

" Ini menyangkut soal suami ku," jawab ku santai sambil menatapnya.

" Apa maksudnya?"

Kami sekarang duduk di salah satu kedai kafe dekat apartemen Grand Palangka. Aku benar-benar merasa aneh dengan tatapan Meta, seperti tatapan kebencian yang dalam kepadaku.

"jauhi suamiku, " ucap ku santai sambil menikmati satu cangkir kopi yang batu saja disajikan.

Meta masih menetap ku, lalu dia tertawa sumbang.

" kali ini saya tidak akan biarkan kamu merebut apa yang saya punya, " ucap Meta yang menatap ku kesal.

" serendah itu harga dirimu? Menjadi perusak rumah tangga orang, dan wanita simpanan. Sangat memalukan, "

Aku mengejek agar dia paham dimana posisi nya, dia menatap ku dengan senyuman sinis.

"aku tidak akan mundur dan akan memiliki Arlan, jadi siapkan saja surat cerai.... - -

Belum sempat dia menyelesaikan ucapan nya aku sudah menyiram wajahnya dengan air mineral yang baru saja diletakkan.

"baik jika itu maumu, kita lihat sekuat apa kamu bersaing dengan ku, kamu akan mendapatkan kejutan besok, " ucap ku meninggalkan gadis bernama Meta itu.

Aku melangkah kan kakiku pergi dari kedai kopi tersebut, tatapan matanya seakan memancarkan kebencian yang mendalam kepada ku. Baru saja duduk di jok mobil, aku mendapat pesan dari Bram yang merupakan orang suruhan ku untuk menyelidiki gadis itu.

Bram
Saya sudah mendapatkan informasi tentang nyonya Meta, saya tunggu ditempat biasa.

Aku menyalakan mesin mobilku dan menuju tempat Bram, kali ini aku harus memberi wanita itu pelajaran.

Aku memasuki kafe yang biasa tempat ku dan Bram mengobrol, aku duduk tepat di depan Bram. Bram meletakkan amplop coklat di atas meja, dia menghela nafasnya.

" ini mungkin akan menyakiti nona,"  ucap Bram serius.

Aku menatap nya seakan kode untuk melanjutkan tentang identitas Meta.

" namanya Meta Ariandi, merupakan gadis yang selalu mendapat beasiswa sejak SMA hingga kuliah. Berpacaran dengan tuan Arlan kurang lebih 7 tahun, dia juga merupakan gadis simpanan para pria hidung belang yang cukup berumur, salah satu pria berumur itu adalah ayah anda."

Aku diam seribu bahasa, lidah ku kaku dan kelu, tubuhku benar-benar menegang mendengar pernyataan tersebut.

" dia menikah dengan tuan Dimas Adiguna karena sebuah perjodohan, tapi pernikahan nya sangat singkat dan bercerai pada tahun kemarin, memiliki satu anak bernama Mera Adiguna. Beberapa kali saya juga memergoki tuan Arlan berkunjung ke apartemen Grand Palangka yang merupakan tempat tinggal nyonya Meta. Bahkan tuan Arlan sudah mendaftar kan Mera di salah satu Tk yang lumayan mahal."

Bram menutup amplop nya, aku tidak berkata apa-apa, aku berdiri dari tempat ku, tapi aku hampir lunglai. Jadi apa aku sekarang dipermainkan oleh takdir? Ini menyakitkan, harusnya aku tidak menciptakan ekspektasi yang indah jika faktanya pahit dan menyakitkan seperti ini.

Aku diam di dalam mobil, wanita jalang itu benar-benar membuatku frustrasi. Aku mulai paham apa yang dia maksud, aku mulai paham kenapa dia menganggap ku perebut apa yang dia punya. Aku benci orang disekitar ku, aku benci Dimas, aku benci ayah ku tapi tidak dengan Arlan.

Sialan, kenapa mencintai sepihak sangat menyakitkan dan menyedihkan, aku akan buat pelajaran kepada mereka.

Aku baru saja sampai rumah, sudah ada Arlan dan duduk manis di ruang keluarga sambil menonton televisi. Tanpa apa-apa aku mendekati nya dan mencium bibir nya dalam, dia sempat kaget tapi akhirnya membalas ciuman ku dengan dalam juga, kami mulai melepas pakaian kami masing masing, Arlan melahap buah dadaku yang membuat ku mendesah nikmat.

Kami menyatukan diri kami lagi dengan latar ruang keluarga, aku tidak peduli dengan tempat, yang aku peduli kan sekarang adalah membuat Arlan jatuh cinta padaku. Kami menghirup nafas panjang akibat aktivitas yang melelahkan barusan.

" hari ini kamu terlihat melelahkan, apa proyek mu terlalu berat?" tanya Arlan sambil mencium kening ku.

Aku hanya diam, saat ini hanya diam yang aku butuhkan. Sesekali aku mengelus dada Arlan.

" jika nanti aku hamil apa kamu akan langsung menceraikan aku? "

Pertanyaan yang terlontar dari mulutku membuat tubuhnya menegang.

" aku akan ikuti perjanjian nya selama satu tahun, jadi walaupun kamu hamil aku tidak akan langsung menceraikan kamu sampai waktu satu tahun itu habis," ucap Arlan sambil mengelus rambut ku.

"kamu ingat kan, dalam pernikahan kita tidak ada orang ketiga, " ucap ku mengingatkan Arlan.

Arlan mengangguk-ngangguk.

"  aku juga tidak mau wanita bernama Meta itu menjadi orang ketiga dalam rumah tangga ini. "

Arlan menatapku, sepertinya dia cukup kaget dengan ucapan ku barusan.

" darimana kamu tau tentang Meta? Aku tidak akan melibatkan dia, jadi kamu jangan ganggu dia, " ucap Arlan pelan dengan penuh keraguan.

"  aku tidak akan mengganggu dia jika dia tidak mengganggu rumah tangga ku, tapi sepertinya dia tidak akan mundur, " ucap ku sambil memainkan jariku.

"maksud kamu?"  tanya Arlan penasaran.

"aku menemui nya dan melarang nya berhubungan dengan kamu, tapi dia menolak. Itu artinya aku tidak akan tinggal diam."

Arlan diam, seperti dia kehabisan kata untuk menjawab kata-kata ku barusan. Aku mendengar dia menghela nafasnya panjang. Apa sangat melelahkan hidup bersama ku? Hati ku terus mengeluh pada takdir, sampai tanpa permisi air mataku mengalir dan membuat Arlan menyadari nya.

"aku mohon jangan menangis, kamu tidak pantas menangis untuk pria brengsek sepertiku, aku minta maaf aku masih mencintai Meta. Tapi aku janji tidak akan  selingkuh dengan nya."

Aku menatap Arlan.
"apa sesulit itu untuk mencintai ku? "

Struggle Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang