Dea

20 0 0
                                    

Aku membuka mataku, sudah ada Arlan yang masih terlelap tidur, wajahnya terlihat damai dan tampan, kalo seperti ini terus aku akan semakin terjerumus dalam lubang yang ku buat sendiri. Aku tersenyum, tidak buruk menikah dengan pria yang aku cintai.

Aku bangun dan mengecup kening Arlan pelan agar dia tidak terbangun, aku menuju dapur dan membuat nasi goreng dengan telur setengah matang. Aku tidak pandai memasak, tapi jika hanya sekedar memasak untuk sarapan aku bisa, aku menoleh melirik Arlan yang sudah tersenyum manis kepadaku, rasanya sangat menghangatkan hatiku. Dia duduk di samping ku.

" Kenapa baunya enak sekali? Seperti nya chef Dea sangat pandai memasak," pujinya sambil mengambil air putih.

Rasanya aku ingin tersenyum lebar, tapi aku harus terlihat cool dan tidak terlena dengan pujian Arlan itu. Aku mengambil kan nasi goreng Arlan dengan telur setengah matang. Dia terlihat lahap dengan makanan buatan ku itu.

" Apa hari ini kamu kerja?" Tanya Arlan sambil meminum air putih nya.

" Iya, hari ini aku harus memantau bangunan rumahnya."

Arlan menatap ku, dia diam sejenak lalu membuka mulutnya.
" Apa tidak kamu suruh saja orang kepercayaan mu untuk melihat bangunan itu, disana sangat berbahaya," ucap Arlan yang masih menatap ku.

Aku menatapnya balik,
" Aku rasa tidak masalah, aku hanya melihat dan bukan mengerjakan nya Arlan," ucapku sambil memakan telur setengah matang itu.

" Baiklah aku akan menemanimu, aku ini suami mu. Aku hari ini tidak bekerja karena kain yang aku pesan belum datang."

Aku menatap nya, jika seperti ini terus aku akan terus jatuh cinta pada pria yang sekarang menjadi suamiku ini.

" Baiklah tidak masalah."

Aku dan Arlan sudah selesai dari memantau pekerjaan bangunan. Arlan dan aku sekarang sudah berada di salah satu tempat makan favoritnya. Aku melihat desain restorannya, selera Arlan cukup menarik, desain klasik modern dipadu dengan makanan khas Italia.

" Dulu aku dan keluargaku sering ke tempat ini untuk merayakan berbagai macam pencapaian, seperti saat aku wisuda, saat Karina lulus SMA dan masih banyak lagi." Arlan melahap pesanannya setelah menceritakan keluarganya.

" wow keluarga mu sangat harmonis ya, apa ibu mertua ku cukup menyukai masakan Italia?" Tanyaku sambil tersenyum.

Dia tertawa.
" Iya, ibu mertua mu itu cukup menyukai nya. Tapi dia lebih suka rendang," ucap Arlan sambil mengambil minumannya.

Arlan mengambil tisu dan mengelapnya pada sudut bibir ku, astaga pipiku bisa bisa merah karena menahan malu dan senang secara bersamaan.

" Kenapa kamu makan seperti anak kecil, pipimu juga merah. Apa terlalu pedas makanannya?" Tanya Arlan sambil mengambil kan minuman untuk ku.

Baru saja aku ingin menjawab, tapi rambut dan baju ku sudah basah dengan guyuran air. Aku tak mengenal siapa perempuan yang sedang menatap ku marah ini.

" Apa kamu seorang perebut pacar orang?" Tanya nya sinis.

Arlan terlihat memegang tangan wanita itu agar tidak melakukan tindakan yang lebih lagi.

" Linda, ayo kita bicarakan baik-baik, jangan nekat seperti ini," ucap Arlan sambil menenangkan wanita itu.

Sial sekarang aku menjadi pusat perhatian orang di sekitar. Aku berdiri dari tempat ku, aku tidak terima diperlakukan seperti ini.

" Dia itu suami ku, jadi jangan bersikap seolah aku yang jalang disini," ucapku tegas sambil meninggalkan Arlan dan Linda.

Aku seperti tidak punya harga diri, jadi itu yang namanya Linda. Bagaimana bisa dia mempermalukan dirinya sendiri di depan umum, aku menelpon supir ku, aku sedang malas dengan Arlan.

Baru saja aku selesai membersihkan tubuhku, Arlan datang dengan wajah bersalah nya, dia menatapku.

" Aku benar-benar minta maaf atas perbuatan Linda," ucap Arlan menyesal.

Aku menghela nafas ku kesal.
" Bagaimana bisa kamu yang meminta maaf? Itu kesalahan dia, tidak seharusnya kamu menutupi kesalahan dia, dan membiarkan dia lari dari tanggung jawab nya," ucap ku kesal.

" Kamu masih mencintainya bukan?"

Arlan diam, dia memilih diam dan aku meninggalkan nya. Baru saja aku menghubungi Laila untuk bertemu besok, tiba-tiba Arlan masuk kamar, aku memilih mengabaikan nya dan tidur membelakangi nya. Aku mendengar helaan nafasnya.

" Aku sudah bilang kepada Linda untuk minta maaf secara langsung." Arlan diam sejenak,
" Aku juga minta maaf, tidak seharusnya aku membela dia." Lanjutnya.

Aku masih tetap mengabaikan nya, lalu dia menyentuh pundak ku.

" Apa kamu tidak ingin tidur dipelukan ku?" Tanya nya pelan.

Aku ingin, sangat ingin! Tapi gengsi dan ego ku membuat ku menghela nafas, aku berfikir sejenak. Aku membalikkan badanku dan memeluknya, nyaman rasanya.

" Aku ingin, jadi tidak udah di tanya aku pasti akan menjawab iya," ucapku pelan.

Entah kenapa suara ku seperti suara gadis manja, astaga aku sudah tidak perduli lagi pada ego dan gengsi ku, aku hanya ingin bersama Arlan sekarang dan selamanya, tapi itu mustahil, kontrak nya hanya satu tahun.

Arlan membelai rambut ku pelan, aku menikmati momen seperti ini.
" Bisakah kita berlibur bersama?" Tanya ku hati-hati.

Arlan masih asik memainkan rambutku.
" Tentu saja bisa, aku ini suamimu. Seorang suami harus menuruti apa yang istri nya mau," ucapnya membuat ku tersenyum senang.

" Apa kah aku boleh mencium puncak kepalamu?" Tanya nya pada ku.

Aku tertawa kecil.
" Tentu saja, aku ini istri mu. Seorang istri harus menuruti apa kata suami kan. "

Arlan mencium puncak kepalaku cukup lama, dia memelukku.

"Karina besok akan berkunjung ke sini,"  ucap Arlan sambil kembali membelai rambut ku.

"bagus kalo begitu, mungkin dia pengen ketemu sama kakak ipar nya yang cantik ini," ucap ku percaya diri.

Arlan hanya tertawa kecil.
"dengerin aku ya, mulai sekarang kita jangan terlalu formal dan kaku ya, " pintanya sambil menatap ku.

Aku menatap nya, entah keberanian darimana aku berani mengecup bibirnya. Arlan terlihat menegang, tanpa di duga Arlan langsung mencium ku, ciuman dalam yang membuat hatiku semakin menghangat, kami berhenti dan Arlan langsung memelukku.

Struggle Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang