E M P A T

167 11 0
                                    

"mencari mu akan kah serumit ini?"


Aku tidak akan mengerti kenapa aku masih saja memikiran lelaki tanpa nama itu, membuat ku lupa akan rindu pada kampung halaman yang sudah ku rangcang sedemikian lalu.
Aku sudah berusaha membuat pikiran ku tidak memikirkan itu itu saja, sejujurnya aku tidak tahu mengapa, aku ingin menjumpainya sehari, dua hari, bahkan berkali kali. Dia terlihat seperti lelaki yang baik, aku harus mencoba mencarinya, ini untuk kebutuhan batin ku.

Aku mendatangi tempat yang sama setiap hari, yaa di taman ini, untuk pertama kali nya aku bertemu lelaki yang membuat senyum kecil ku keluar begitu gampangnya. Tapi hasilnya sama saja, aku tidak dapat menemui mu, di kota sebesar ini ke mana aku akan mencari mu wahai lelaki tanpa nama!!

Andai saja waktu itu tidak mengalir dengan cepat mungkin aku akan bisa berlama lama dengannya, menanyakan namanya dan tidak mencarinya seperti ini

Akal ku sudah hampir putus, memikirkan cara agar aku bisa menyapanya kembali secara nyata, dan akhirnya!!
"Ahh bodo aku kan kemarin sama si abg abg gojek, mungkin aja kan dia kenal sama si bocah.." ucap ku dengan kesal
Aku mencari cari nomor abg gojek yang sudah menelpon ku minggu lalu, dan akhirnya aku membuat janji dengan seorang pria untuk bertemu

"Bg kau kan yg kemaren antar aku ke bandara, yang aku jatuh dekat taman simpang limun itu?" tanya ku dengan cepat kepada abg gojek yg baru saja sampai ke hadapan ku
"Udah sehatnya kau mbak, ku kira lah uda datang malaikat jemput kau waktu itu" jawabnya dengan membuka helm yang ada di atas kepalanya
"Haa jadi kenapa kau telpon telpon aku lagi, ada perlu apa rupanya, ada barang mu yg ilang?" sambungnya
"Ih apa lah abg ini, aku mau nanyak, pas kemaren tau gak orang yang antar aku balek itu siapa namanya?"
"Oh cowok itu kan, gak pulak tau aku namanya ntah siapa pun tiba tiba aja dia datang, aku pun gak pala tau dia di mana, orang mana bukan bapaknya aku" dia menjawab dengan wajah yang membuat ku ingin marah, aku ingin mengusirnya, dari dia, aku tidak dapat info apa apa
"Ya sudah lah bang, makasih yaa infonya bg.. " jawab ku dengan singkat dan senyum lebar pada dirinya, dia pun pergi dengan bergegas karna ada orderan masuk sambil melambaikan tangan pertanda kata "oke"

Aku sudah lelah harus berkali kali datang ke taman yang sama dan seketika itu otak ku memberi ide yang cukup membuat ku takjub, di simpang dekat taman itu ada sebuah warung kecil kecilan, mungkin saja aku dapat menerima kabar dari sana

Aku bergegas menuju warung itu, sesampainya di sana aku memesan sebuah es teh manis untuk pembuka awal cerita, ketika warung itu sepi aku mulai bertanya layaknya seorang polisi yang mencari orang hilang

"buk tau gak seminggu lalu ada orang kan yang pingsan dekat taman itu!" aku mencoba membuka bahan cerita
"oh iyaa tau aku itu cantek cewek nya kan, sama abg abg gojek dia kemaren itu terus ada cowok, ku kira itu cowoknya!" sahut si ibu warung dengan baik
"eh iya nya buk, orang mana rupanya cowoknya itu" dengan tanpa basa basi aku langsung masuk ke inti
"anta lah sering dia narek becak ke pajak batu, dari flyover sana!" jawab ibu warung

Dengan begitu kaki ku ingin segara bergerak dengan secepat kilat untuk menemukannya, memarahinya, dan tujuan awal ku adalah menanyakan namanya
"begitu yaa buk, ya udh lah buk pamit lah aku yaa udh mau hampir sore" tegas ku yang segera pergi meninggalkan warung itu
Hari ini masih menunjukan pukul 3 sore, aku masih dapat mencarinya ini belum berakhir bukan
Aku berhenti pas di bawah flyover ini menanti becaknya yang olang aling

Sudah sejam tidak ada ku jumpai becak yang lewat sini, aku memutuskan untuk pergi kepajak batu walau hari itu sudah menunjukan pukul 5 aku harus menemukan hasil hari ini
Sesampainya di sana, aku menemukan satu tempat  yang begitu ramai, padat, bau manusia yang beragam, dan menemukan satu hal yang tidak ingin ku lihat

Di sana ada seorang anak kecil sendiri, berjalan dalam kerumunan, tanpa alas kaki, memegang sebuah plastik kecil tempat menyimpan uang hasil pengemisannya, seketika itu aku iba, merogoh rogoh tas kecil milik ku dan memberikannya sebuah kertas penuh makna dalam menunjang hidupnya

Aku mendengar bisikan yang tak sepatutnya aku dengar

"Hei lihat cewek itu, tak seharusnya wanita berpangkat ada di tengah tengah kerumunan kotar seperti kita"

Haruskah aku mendengar bisikan itu? Apa alasannya mereka mengatakan hal itu di samping ku, padahal aku dan dirimu adalah sama, sama sama terlahir dalam rahim yg utuh, hanya saja aku terlahir dari rahim yang sudah memiliki keuntungan dan kau terlahir dari rahim yang harus mencari keuntungan itu.

"iya lihat lah dia pakaian modis, bermerek, pasti sangat mahal, menyentuh saja aku tidak berani"
"hai cewek, boleh kenalan gak, minta lah abang nomor hapenya"
"berapa semalam?"

Aku ingin pulang, di mana jalan pulangnya, di mana jalan keluarnya...
Aku takut, jika terjadi hal yang menyakitkan jika itu tentang mencarimu..

Jangan lupa vote dan comment ❤❤💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan comment ❤❤💋

P E R I H Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang