5 // Clarissa

14 2 0
                                    

Keesokan harinya,
Seperti biasanya, ku bangun pagi namun hari ini lebih awal dari kemarin karena hari ini ku bangun pukul setengah 5. Masih banyak waktu untuk memasak meskipun persediaan bahan pangan di kosan ku hanya ada mie instan dan telor paling tidak bisa menghemat habisnya roti karena roti sangat mahal disini.
Setelah ku persiapkan semua, aku keluar dari kosan dan sungguh terkejutnya melihat pria gagah di depan pintu kosan ku

"Aaaaaa..." Teriakku karena terkejut

"Risa? Ini mas aji" kekeh mas aji. Masih menggemaskan seperti dulu kamu ris

"Ma-mas aji?"

"Sorry ga ngabarin kamu dulu, berangkat bareng yuk?"

"Aduh maaf mas gabisa kayanya, aku naik sepeda aja ya" tolakku sangat pelan sekali

"Bukanya sepeda kamu masih dikantor ris?"

Aduh aku sangat malu, niat menolak tapi kenapa aku sendiri kena imbasnya. Hatiku terus saja menggerutu akan kebodohan ku

"Oh... Hem..... Aku... Aku... Ah iya aku naik angkot saja dekat kok dan banyak angkot yang satu jurusan sama cafe" entah apa yang aku pikirkan, hanya saja aku takut gosip beredar yang tidak tidak nantinya jika aku terlalu dekat dengan mas aji

"Kamu menolakku ris? Bahkan aku tak pernah menolakkmu untuk tetap bekerja di cafeku secara atasanmu sudah berganti. Aku hanya ingin berniat baik untuk mu tapi aku kira niatku tidak dianggap baik oleh mu. Saya pergi dulu, jangan sampai telat" sejenak ku diam, bingung harus apa. Ku melihat punggung pria itu yang meninggal kan ku, semakin jauh hampir tak terlihat

"Mas!" Teriakku membuatnya berhenti di tempat. Langsung ku kunci pintu kosan ku dan ku kejar ia

"Aku.. aku mau berangkat bareng kok"

Ya Tuhan sungguh menggemaskan sekali anak ini. Batin aji sembari tersenyum

"Yasudah ayo naik"

Aku langsung mengangguk dan masuk ke dalam mobilnya. Di perjalanan daripada sunyi aku membuka suara

"Kok mas aji tau aku berangkat sepagi ini?"

"Aku ini banyak mata-mata kalau kau lupa"

Ah iya benar, mas aji ini bukan seperti aku yang dari keluarga biasa jadi dia gampang mempunyai mata-mata. Batinku

"Mas, apa boleh aku minta sesuatu?"

"Katakan saja"

"Di cafe ada beberapa bahan yang stoknya tipis, apa kau mau menemani ku untuk membelinya?"

"Tentu Clarissa" ujarnya tersenyum ke arahku sungguh itu masih sekali.

"Tapi mas jaraknya lumayan jauh, apa tidak apa?"

"Apa yang kau katakan risa?"

"Ah maksudku mas ini bosnya apa tidak malu mengantarkan pegawai biasa seperti ku?"tanyaku ragu-ragu. mas aji hanya membalas dengan senyuman dan mengusap kepala ku pelan

"Untuk apa malu? Kau tidak gila bukan?"

"Hampir gila karena mu" gumamnya sangat lirih. Harapnya tak terdengar oleh mas aji

"Apa?kau bicara apa? Kenapa sangat pelan sekali?"

"Bukan apa apa mas, ayok lanjut aja jalannya aku mau ngabarin pegawai lainya kalo aku datang terlambat"

"Kau ini kenapa menggemaskan sejak dulu risa? Kau sedang pergi dengan bosmu kenapa harus izin ke mereka?" Ucapnya yang sedikit terdengar kekehnya

"Iyaiya? Kenapa harus izin? Entahlah"

MY DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang