Hari sudah teramat sore. Ino, Sakura, Tenten dan Karin baru saja bisa pulang dari sekolah. Setelah mendapatkan siraman rohani yang disertai dengan hujan asam dari oreo sensei untuk yang kedua kalinya, mereka dipaksa untuk melaksanakan hukuman mereka dengan membersihkan seluruh toilet sekolah dilantai tiga.
"jika saja para dedengkot neraka itu tidak datang, kita pasti sudah bisa bolos dari tadi siang", gerutu Tenten seraya merenggangkan tangannya yang pegal bukan main.
"hiks, wajahku, kuku-ku, tubuhku... hweee aku sudah tidak cantik lagiiii", rengek Ino melihat penampilannya yang kuyu, make up sudah luntur tidak karuan, tubuhnya berkeringat bau asam bercampur dengan bau aneh dari toilet. Dan kukunya yang patah. Aargh, sempurna sudah.
"aku sangat lelaah", Sakura menghentakkan kakinya kesal.
"tidak kau saja yang lelah pink, kita semua juga lelah!", Karin yang kesal menimpali Sakura dengan nada suara yang menukik tinggi.
Mata Sakura membesar dengan linangan air mata dipelupuknya, "uwuhuhu, kau membentakku",
"ucuucupcupcup, my baby Sakura", Tenten memeluk Sakura manja. Ino ikut-ikutan memeluk Sakura. Tenten dan Ino memberikan tatapan tajamnya pada Karin.
Karin menatap mereka dengan ekspresi 'apa kalian bercanda!!! Aku bahkan tidak menyakitinyaa!'. Haruskah kalian bucin sekarang?!
"tenang ya Saku-chan, jangan menangis ne. kakak ada permen gula manis dirumah satu toples untuk Sakura-chan",
"kau pikir aku anak kecil", Sakura memberontak dari pelukan Tenten dan Ino.
"dua toples",
"ayo cepat kita pulang kerumah Ino-chan",
"...."
"...."
.
.
.
(Karin : kau sungguh memalukan Sakura) *aku tidak mengenalmu!)
(Tenten : bahkan keponakanku yang berumur 3 tahun saja tidak mau disuap dengan permen!!! kau idiot)
(Ino : uuulululuh, ma baby Saku-chan sungguh imut~)
.
.
.
"sudah cukup, kau simpan permen bodohmu itu", Karin menyita toples yang digenggaman Sakura.
"kembalikan permenkuuu", Sakura berusaha merebut kembali toples yang diangkat tinggi-tinggi oleh Karin.
Tuing
Tuing
Tuing
'ini tidak adiilll', batin Sakura menjerit histeris.
Karin 171 dengan Sakura yang mentok di 154.
Yah, kalian bisa bayangkan sendiri. (aku menyalakan lilin untukmu nak, turut berduka)
Tenten menepuk bahu Sakura, "Sakura-chan, .... 3 loli milk**a setara dengan satu gelas susu", dia meniru slogan iklan yang baru saja tayang dilayar televisi.
Sakura mengedipkan matanya bingung, "aku sudah makan 7 permen, jadi kurang dua lagi untuk jadi 9",
"oh, itu sama dengan 3 gelas susu!", seru Tenten dengan semangat.
Sakura mengangguk keras, "biar cepat tinggi".
Mata Tenten berbinar cerah, "ho'oh, kau benar, hey Karin berikan toplesnya padaku", dia dan Sakura menggelendoti Karin. Mencoba untuk mendakinya.
YOU ARE READING
DAMN, I'M 23
FanfictionSaat ku buka mataku hal yang pertama kulihat adalah... tunggu tunggu! dimana aku! siapa lelaki tampan ini?! mengapa dia menatapku begitu? ASTAGA, Kenapa dia menciumku!!!