"PIGSHIITT!", Tenten mengumpat keras memegangi ponselnya.
Ino yang berdiri disebelahnya tersinggung, "sorryy!",
"bukan kau, tapi spesies mu yang lain. Diam dulu", dia menggeser layar pada panel ponsel, "halo".
Ino menyimak percakapan Tenten dengan seseorang di ponselnya.
"saya sudah meminta izin dari bapak kemarin, bahwa saya ada keperluan dan berhalangan hadir",
"apa? Tapi itu bukan tugas saya Pak!",
"pak, jelas-jelas anda menyerahkan projek tersebut pada meiko",
"pak, anda tidak bisa tiba-tiba menyerahkannya pada saya, mohon maaf pak, sejujurnya pekerjaan yang anda berikan kepada saya sudah terlalu banyak! Aku tidak bisa_",
"bukan seperti_",
"anda dengarkan saya terlebih dahu_",
Tenten memejamkan matanya, emosinya sudah mencapai ubun-ubun.
"baik, siang ini saya akan kembali ke kantor",
Panggilan diakhiri.
Tenten meremas ponselnya kuat-kuat, menyalurkan amarahnya.
"itu... apa manajermu lagi. Si botak buncit?", tanya Ino yang sedari tadi ikut menyimak percakapan Tenten.
"rasanya aku ingin segera resign dari perusahaan jika terus-terusan menjadi bawahannya", Tenten menggerutu.
"apa lagi yang dia lakukan",
"apa lagi kalau bukan melimpahkan pekerjaan selingkuhannya padaku", dengus Tenten emosi.
"aah, bitchiie", Ino mengumpat, "mengapa mereka selalu menargetkanmu",
"entahlah, kurasa mereka mempunyai dendam pribadi denganku", gerutu Tenten. "ck, aku harus kembali ke perusahaan siang ini, kau mau ku antar pulang terlebih dahulu",
"umm",
.
.
.
.
.
Karin masih anteng di posisinya. Sejujurnya dia bingung dan gugup. Terlalu banyak pertanyaan yang menyinggahi kepalanya. Dia terus bertanya, mengapa uchiha Itachi hari ini terlihat berbeda.
'dia berbicara padaku, tersenyum padaku, memegang tanganku ......',
'apa hari ini matahari terbit dari barat?', mata Karin mendongak melirik keluar, menatap langit. 'Konyol!'.
Itachi menghentikan mobilnya. Dia melepas sabuk pengamannya.
Karin menengok ke luar. Matanya melotot, dalam satu detik dia memutar kepalanya pada Itachi.
"kita di_", dia tidak sanggup untuk mengatakannya.
Itachi memberikan senyuman kecil, "kau membawa kartu identitasmu?",
Karin mengangguk kaku.
"itu saja cukup, ayo keluar", Itachi yang hendak membuka pintu mobil ditarik kembali oleh Karin.
"jelaskan_padaku", dia takut setengah mati, jelaskan! MENGAPA MEREKA PARKIR DI DEPAN GEDUNG KANTOR CATATAN SIPIL. Jantungnya sudah berdebar kencang.
Itachi tertawa melihat wajah Karin yang panik, pucat pasi.
Dia mengelus kepala Karin, "bernapas",
Karin menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "aku tak bisa bernapas", Dia sangat lucu.
YOU ARE READING
DAMN, I'M 23
FanficSaat ku buka mataku hal yang pertama kulihat adalah... tunggu tunggu! dimana aku! siapa lelaki tampan ini?! mengapa dia menatapku begitu? ASTAGA, Kenapa dia menciumku!!!