“Sai suamimu?! Kau sudah menikah?”, Sakura baru memperhatikan jika badan Ino sedikit lebih berisi, dan bagian depannya juga sudah terlihat membusung. Dia semakin kaget, “k-kau hamil, Ino-pig?”,
“….”
“BWAHAHAHHA…!!!”,
Tawa pecah diantara Karin dan Tenten, sedang Ino beraut wajah masam.
Sakura masih menunggu penjelasan dari mereka, dia tidak mengerti.
“HAHAHA, ya tuhan, aku tidak percaya akan diingatkan momen ini kembali”, Karin masih tertawa terbungkuk-bungkuk.
Sakura membuat kontak mata dengan Ino, tapi wanita itu malah melengoskan wajahnya.
“Okay… okay biarku ceritakan sayang”, Karin menggeret Sasuke jauh, “minggir Uchiha”, Karin menduduki samping ranjang Sakura.
“kau tahu mengapa ibu-ibu hamil disana itu bisa menikah dengan Sai?”, Karin terkikik menahan tawa.
Sakura menggelengkan kepalanya, dia menunggu cerita lengkap dari Karin.
“jadi, beberapa bulan yang lalu, kami baru saja lulus dari universitas. Kami merayakannya di bar ‘Heavenet’. Kami melihat geng Sasuke minus dia sendiri_”, dia menunjuk Sasuke yang sudah terduduk disofa kembali, dia memperhatikan Sakura sesekali,
“_ dia sudah pasti mendengkur tidur disebelahmu, aku tahu itu. Oke… lupakan Uchiha yang satu itu, kembali fokus pada Ino. Karna melihat mereka Sai, Neji, Suigetsu, Shikamaru, dan yang lainnya. Kami , aku, Ino dan Tenten membuat permainan. Kami membuat kelintingan, dan nama siapapun yang keluar dari kelitingan ini harus bisa menggaet salah satu dari laki-laki itu”,
Karin tertawa lagi, bahkan tawanya lebih keras, “sialnya nama Ino yang keluar, HAHAHAHA”, dia tertawa dengan puas, “ya tuhan, aku tidak akan pernah lupa wajah masam Ino HAHAHHA”,
“Dia bahkan mencoba menyogok kami dengan setoples Milk**a mu agar membatalkan taruhan”, Tenten menambahkannya sambil tertawa juga.
“yah berhenti tertawa kau penghianat, kau hampir tergoda saat Ino menambahkannya menjadi 3 toples stup”, Karin menunjuknya.
“serius gaez, Sakura baru sadar dan kita akan berdebat masalah perkawinanku”, Ino kesal lantaran aibnya mejadi bahan tertawaan.
“no no noooo, nyonya Shimura, lebih baik kau duduk disana”, Tenten menunjuk ke soffa tunggal disamping ranjang, “atau kau ingin bergabung dengan tuan Uchiha disana”, dia menunjuk Sasuke yang duduk disoffa besar di sudut lain ruangan.
“suamimu akan menjerit jika kau berdiri lebih dari 10 menit”, goda Karin.
“haha, sangat lucu kawan”, dia terlihat sangat kesal.
“Ino kemarilah duduk disini”, Sakura menepuk bagian samping ranjangnya yang besar.
Ino langsung berlari kecil menaiki ranjang Sakura. Dia bahkan ikut berbaring bersama Sakura, memeluknya.
Sasuke mengerutkan dahinya tidak suka kala melihat teman-teman Sakura terlalu berkerumun dan menekan gadisnya. ‘Sakura butuh udara yang bersih’. Dia hanya bisa menghela napas , ‘ hanya kali ini saja’, batinnya memperingatkan.
“biar kuteruskan ceritanya”, Karin menyambung kembali, “jadi si pirang ini berkumur-kumur alkohol, dan mencipratkannya ke tubuh, mengacak-acak rambut dan pakaiannya, dia berpura-pura mabuk ceritanya. Dia berjalan sempoyongan dan menjatuhkan dirinya pada SAI, Kau dengar aku, ini SAAI! musuh bebuyutannya”,
“aku tak habis pikir, padahal disana ada neji, sui, shika, kiba, dan yang lainnya. Mengapa dia memilih Sai, rivalnya!”, Karin memekik heboh.
“itu karena aku tersandung hills ku bodoh, aku tidak berniat memilihnya!”, Ino berkilah, wajahnya sudah merah entah karena emosi atau malu.
YOU ARE READING
DAMN, I'M 23
FanfictionSaat ku buka mataku hal yang pertama kulihat adalah... tunggu tunggu! dimana aku! siapa lelaki tampan ini?! mengapa dia menatapku begitu? ASTAGA, Kenapa dia menciumku!!!