Sakura pov
Mataku terasa berat untuk terbuka, rasanya ada lem yang merekat disana. Apakah ini karena ada kotoran dimataku?
Ayo lah mata, bekerja samalah. Perlahan ku gerakkan mataku beberapa kali hingga akhirnya aku benar-benar dapat membuka mataku.
Hehehe, akhirnya berhasil juga. Sinar dari ruangan benar-benar membuatku silau, aku menggerak-gerakkan mataku beberapa kali untuk menyesuaikan mataku.
Aku melihat langit-langit putih, aku tidak bisa menggerakkan tangan dan tubuhku, rasanya sangat lemas, tak ada kekuatan sama sekali. Hidungku terpasang selang oksigen, ini sangat tidak nyaman. Aku juga mendengar bunyi 'tit-tit-tit' dari mesin disamping ranjang, kurasa ini mesin pendeteksi kerja jantung. Kenapa aku dipasangi mesin ini.
Ah, tentu saja, aku baru ingat jika aku ditabrak oleh bus besar. Aku mengingat kala aku mendorong Sasuke-sama yang tuli, tidak mendengar ataupun melihat bus yang melaju kencang dan menabrak halte.
Mengapa aku menolongnya hingga mengorbankan diriku begini.
cinta benar-benar membuatku tidak waras. Alih-alih menyelamatkan diri sendiri, aku malah mengorbankan nyawaku untuk orang yang tidak pernah memperdulikanku sedikitpun.
Sialan, aku ingin menangis.
Clek
Seseorang membuka pintu,
Terima kasih tuhan.
Seorang perawat masuk, aku berusaha mengerakkan kepalaku menatapnya. dia melotot saat melihatku. 'ada apa?',
"dokter!", dia menjerit dan lari kembali.
Tak lama, Pintu kembali terbuka, kali ini suster dan dokter yang masuk. Mereka berjalan cepat kearahku.
"nona Haruno, aku tidak percaya kamu akhirnya bisa sadar", dokter itu berujar dengan ekspresi bahagia. "ini benar-benar keajaiban",
Mengapa dia kelihatan bahagia sekali, memang sudah berapa lama aku tertidur?
"apakah kau bisa mendengarku, kedipkan matamu jika iya",
Aku mengedipkan mataku.
Dia memeriksa beberapa hal ditubuhku dan mencabut beberapa kabel yang... entah itu kabel apa.
"apakah kau ingat siapa namamu?",
Aku ingin berbohong jika aku amnesia seperti di film-film, tapi berhubung aku anak baik, aku akan berkata jujur. Aku mengedipkan mataku.
"baguslah, untuk sekarang kamu hanya perlu beristirahat kembali, tunanganmu pasti akan sangat bahagia mendengar kabar ini", dokter itu berlalu pergi.
Aku melotot bingung, 'aku masih haruno Sakura kan?', sejak kapan aku mempunyai tunangan?!!
Ku lirik suster yang masih mengecekku, dia tersenyum kepadaku.
"nona haruno benar-benar beruntung, anda tahu, tunangan anda benar-benar lelaki yang baik, dia yang selama ini selalu menemani nona disini, dia lelaki yang baik", dia terus memuji tunanganku yang, entah siapa?
Hallooo!!!... adakah yang bisa jelaskan padaku ada apaa?!!
Tunggu...apa...
Apakah aku bertransmigrasi ke dunia lain? ya tuhan, aku mulai mempertimbangkannya. Meski tidak masuk akal, ini mungkin opsi yang paling bisa dibenarkan. Aku mana punya tunangan!! Entah aku yang gila atau mereka yang gila. Aku butuh cermin segera!!.
Atau... apakah aku benar-benar amnesia?
Suster itu menarik selang (?) yang di masukkan dari mulutku.
YOU ARE READING
DAMN, I'M 23
FanfictionSaat ku buka mataku hal yang pertama kulihat adalah... tunggu tunggu! dimana aku! siapa lelaki tampan ini?! mengapa dia menatapku begitu? ASTAGA, Kenapa dia menciumku!!!