《Junhoon》

5.5K 148 27
                                    

<CEO and his secretary>

Junhui memandang ke arah pria berwajah tegas itu, kata orang bila seseorang sedang mengerjakan sesuatu dengan serius maka dia akan terlihat semakin tampan. Junhui setuju dengan hal itu. Bosnya memang sangat tampan.

Lee Jihoon, 24 tahun, CEO muda dari perusahaan warisan keluarga. Lulus dengan S2 bisnis di negara asing dan memiliki bakat tinggi dalam seni musik. Rautnya dingin dan acuh tak acuh, sikapnya dominan dan tirani, karena itu meski tubuhnya tidak setinggi dominasinya, masih tidak ada yang berani untuk menentangnya.

Dan di sini, Junhui, pria muda kelahiran Tiongkok, merantau jauh-jauh karena kenaikan pangkat dan dipindah tugaskan untuk menjadi sekretaris CEO muda itu.

Jihoon mengangkat wajahnya dan melihat pandangan melamun Junhui ke arahnya, alisnya naik dan sudut bibirnya naik sedikit.

"Junhui.." Panggil Jihoon, Junhui tersentak dari lamunan dan berdiri dengan tergesa-gesa.

"Ya, pak?" Jihoon melirik cangkir kopinya yang kosong, Junhui mengangguk patuh lalu mengambil cangkir kosong itu dan pergi ke dapur kantor.

Orang bilang pahlawan ada di antara kaum muda, dan Lee Jihoon gambaran yang sempurna. Dia muda, kaya, berpendidikan tinggi, posisinya tinggi, bakatnya tinggi, dan IQnya juga tinggi. Junhui mencibir bahwa Tuhan sangat adil, karena membuat penampilan Jihoon sangat tidak mengintimidasi. Ya, Jihoon sangat pendek. Junhui segera tersenyum senang.

Setelah selesai membuat kopi, dia segera kembali ke ruangan Jihoon dan meletakkan kopi di atas meja, bersisian dengan segelas penuh air putih. Junhui baru saja akan kembali ke mejanya saat tangan Jihoon pergelangan tangannya.

Junhui mengerjap bingung, namun tidak bertanya. Jihoon menarik dasinya turun dan  membuka 2 kancing kemeja teratas, terlihat lelah. Junhui mengerjap 3 kali sebelum memunculkan senyum nakal.

"Pak, apakah kamu lelah?" Tanya Junhui dengan pandangan polos. Jihoon mengangkat alisnya, apakah mereka akan bermain lagi? Baik, Jihoon akan mengikuti alurnya.

"Ya. Apakah kamu akan memijatku?" Balas Jihoon, Junhui merekahkan senyum lebar sebelum merubah ekspresinya menjadi tundukan dan senyum malu-malu.

"Tapi, pak.. itu tidak ada di dalam kontrak." Ujar Junhui sambil memilin-milin ujung jasnya. Jihoon menarik pinggang Junhui dan membuatnya berjongkok di depannya.

"Hm? Jadi?" Tanya Jihoon, Junhui terlihat salah tingkah dan wajahnya merah padam. Sesekali dia akan menjilat atau menggigit bibirnya dengan gerakan slow-motion. Jihoon mengangkat dagu Junhui, "Apakah kamu kehausan? Bibirmu kering?" Tanya Jihoon dengan pandangan ringan. Junhui tidak menjawab hanya mencoba mengalihkan pandangannya kemanapun dengan liar.

Jihoon menggapai gelas air putih di atas mejanya dan menyerahkannya ke Junhui.

"Minum." Junhui akan mengambil gelas itu namun sebelum tangan Junhui mencapai gelas, Jihoon dengan sengaja melonggarkan tangannya dan Junhui segera mendekap gelas dengan terkejut. Airnya tumpah. Membasahi kemeja putih tipis Junhui bahkan hingga membasahi celananya.

"Oh, tanganku licin." Ujar Jihoon acuh tak acuh, Junhui menggigit bibirnya, tidak merespons. Jihoon berdiri dan bergerak ke sebuah ruangan lain yang berada dalam ruang kerjanya.

"Kemarilah, ganti bajumu." Ujar Jihoon, Junhui mengikutinya dengan patuh. Ruangan itu adalah ruang tidur Jihoon, Jihoon seringkali bermalam di perusahaan karena banyaknya pekerjaan, jadi dia memiliki ruang tidurnya sendiri di dalam ruang kerjanya. Jihoon berdiri di depan lemari dan terlihat memilah-milah pakaian.

[COMPLETED] Needy○• | A Sub-Jun Enthusiast's CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang