10 : Day one

214 22 0
                                    

Ini hari pertama dimana Jungkook mendiami Taehyung tanpa alasan dan sudah setengah jam Taehyung menunggu Jungkook keluar dari kediamannya, namun Jungkook tak kunjung keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini hari pertama dimana Jungkook mendiami Taehyung tanpa alasan dan sudah setengah jam Taehyung menunggu Jungkook keluar dari kediamannya, namun Jungkook tak kunjung keluar. Segala cara telah dilakukan Taehyung untuk menemukan presisi sang kekasih. Memborbadir sang kekasih dengan chat text, telepon, bahkan mengetuk pintu di sembarang tempat pun sudah ia lakukan. Sebenarnya Taehyung pun bingung, ia salah apa sehingga Jungkook bersikap seperti itu.

Taehyung yang tengah duduk damai di teras mendadak terkejut dengan hadirnya Jungkook. Jika Jungkook berjalan sendiri mungkin Taehyung tak akan terkejut, namun ternyata Jungkook berjalan berdampingan dengan sosok laki-laki lain. Sosok yang sempat membuat Taehyung geram sendiri. Jaehyun.

Jungkook tertawa sangat manis tanpa menyadari bahwa Taehyung ada di depan rumahnya bersedekap dengan pandangan mematikan.

"Jung.." kata sang teman sembari menyolek pundak Jungkook. Tawa Jungkook berhenti, lalu menatap kedepan dan terkejut.

Taehyung berjalan mendekat ke arah Jungkook berada, Jungkook yang menyadari itupun langsung menyuruh Jaehyun agar pergi dari hadapannya. Ia cukup tau bagaimana sikap Taehyung dikala marah, benar-benar mengerikan layaknya sapi mengamuk.

Jaehyun pergi, yang tersisa hanyalah Jungkook dan Taehyung dengan saling menatap. Taehyung menatap tajam, "Kamu jalan sama Jaehyun?"
Suara berat itu langsung diterima di telinga Jungkook, sebenarnya Jungkook sudah gemetar daritadi, namun ia mampu menyembunyikannya.

"Tae, aku sama Jaehyun cuma temen oke?"

Taehyung hela nafasnya agak dalam, melihat kaki Jungkook yang bergerak secara acak. Gugup. Jungkooknya sedang gugup, ia tau persis Jungkooknya sangat takut jika ia marah-marah.

"Aku gak ada nanya kamu pacaran sama dia, mbul"

"A-aku....aku cuma ngasi tau-" lidahnya kelu Taehyung terlampau lembut kepadanya "Tae, kamu jangan ngamuk disini oke?"

Sejak tadi Taehyung menahan emosinya, ia menata dengan lembut tutur katanya agar tak menyakiti hati sang kekasih. Namun kini emosi Taehyung sudah berada di puncaknya, ia tak dapat menahan semuanya lagi.

"Kamu tau? Daritadi aku coba nahan emosi, biar ga meledak disini dan kamu aman dari amukanku. Sadar gak? Kamu manggil aku nama doang. Kamu udah ga tahan sama aku? Bilang mbul, jangan diem aja. Aku mikir dari kemarin salahku apa samamu sampe gak masuk kerja hari ini demi ketemu kamu"

Jungkook menundukkan kepalanya, mengolah kata demi kata yang baru masuk kedalam otaknya. Mencerna dan memahami runtutan kata itu, lalu tangannya bergerak menggenggam tangan besar milik Taehyung.

"Tae, aku tau kamu pasti kaget liat aku begini. Kamu gak ada salah oke-" Jungkook hela nafasnya guna menyiapkan diri untuk berterus terang "Tapi, a-aku mau pu-putus sama kamu"

Taehyung yang mendengar itu mendadak bungkam, emosinya benar-benar naik. Muka memerah, tangan mengepal dengan kencang. Ia tau, mengeluarkan emosinya kepada sang kekasih akan membuat masalah fatal bagi keduanya, namun Taehyung sudah tidak tahan lagi akan semua ini.

Ia balik menggenggam tangan Jungkook, lalu menarik Jungkook masuk kedalam mobil dengan cepat. Mengunci pintunya, dan membiarkan Jungkook dalam keadaan gemetar.

"Tae, buka pintunya!"

"Tae!"

"Buka pintunya!"

Jungkook berteriak keras, tangannya tak tinggal diam, ia berusaha membuka secara paksa pintu mobil. Namun, apadaya kekuatan dirinya tak sebanding dengan keeratan pintu mobil yang dikunci secara otomatis.

Taehyung memutar kunci mobilnya, membiarkan Jungkook meraung-raung meminta membuka pintu mobil. Jungkook yang penat berteriak kini menatap tajam Taehyung, "Tae, buka pintunya atau kita bener-bener putus!"

Terdengar suara ban berdecit, bergesekan langsung dengan aspal panas, pertanda mobil diberhentikan secara paksa. Kepala Jungkook terantuk dashboard mobil sebab ia belum sempat menggunakan seatbeltnya. Jungkook menengok kearah Taehyung hendak layangkan beberapa umpatan untuknya, namun ia urungkan sebab pandangan Taehyung lurus tanpa berkedip.

"Jung-" Taehyung menggantungkan perkataannya "Kita udah lama bareng-bareng-" helaan nafas berat terdengar "dan kamu malah minta putus tanpa aku tau salahku dimana, Jung kamu sehat?"

Jungkook yang mendengar itupun berusaha kontrol mimik wajahnya, "Tae, buka pintunya" lirih Jungkook. Taehyung menekan tombol, lalu pintu mobil terbuka dengan cepat. Jungkook yang menyadarinya pun buru-buru keluar dari mobil, namun sebelum itu terjadi Taehyung menggenggam tangan Jungkook.

"Jung, kamu serius mau udahin semua kenangan kita?"

"Tae, aku gak pernah seserius ini sebelumnya"

Taehyung menganggukkan kepalanya, menandakan bahwa ia mengerti. Melepaskan genggaman tangannya dan beralih memegang stir mobil erat-erat, "Oke kalo itu maumu, bahagia terus Jung. Aku gatau salahku dimana, tapi aku tetep minta maaf sama kamu. Jung, sehat-sehat terus ya"

Setelah ucapan Taehyung selesai, Jungkook keluar dari mobilnya dan berjalan melawan arah, hendak kembali kedalam kediamannya. Jalan dengan terseok-seok sembari menyeka air mata yang sedari tadi menetes. Lengan bajunya kini total basah akan air mata, namun ia tetap hiraukan. Jungkook berfikir, salahkah ia mengambil jalan ini? Akankah semuanya berjalan dengan lancar nantinya? Ah tidak tau, Jungkook hanya ingin mengikuti alur ceritanya saja.


~~~~~~

Dahlah. Nulis apa aku ni:))

Too sweet // Taekook (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang