Chapter 5 : Meeting Nicole Whitman

1.1K 11 0
                                    

“Harry aku harus masuk kuliah.” Aku mendorong tubuh Harry menjauh dari tubuhku dengan lembut, berusaha membuatnya berhenti menciumi seluruh wajahku.

“Aw come on. Satu ciuman lagi?” Rengutan mulai tergambar di wajah Harry, menunjukkan lesung pipinya yang begitu menggemaskan. Ugh, Ia tahu aku lemah terhadap mereka. Memutar mata, aku menarik tubuhnya ke arahku lagi dan memberinya kecupan singkat di bibir.

“That wasn’t a kiss, Sammy bear.” Tangannya menarik tubuhku yang baru akan keluar dari mobil dengan tegas, membuatku kehilangan keseimbangan. Tak butuh waktu semenit untuk merasakan bibirnya yang lembut menempel erat di bibirku, membuatku kehilangan seluruh pikiran mengenai kuliah. Bibirnya yang sempurna bergerak dengan sinkron bersama bibirku, membuatku meleleh dalam sentuhannya yang indah.

Jari-jariku otomatis langsung terkait dengan rambutnya yang lembut, menariknya perlahan dan membuatnya mengeluarkan suara erangan yang begitu seksi. Senyuman terbentuk di wajahku. Aku senang membuatnya merasa terbakar oleh nafsu. Tangannya melingkar di pinggangku dengan erat, menarikku lebih dekat. Oh screw campus, I just want to be with him all day.

“I really want you, babe. God, I want you.” Harry berbisik di leherku, membuat nafasku tercekat di tenggorokan. Mataku terpejam dengan erat, jantungku berpacu di dadaku. Duniaku serasa berputar dan semuanya hilang, yang tersisa hanya Harry, Aku, dan bibirnya yang menempel erat pada leherku.

“Harry, A –Aku harus... uhm...” Suaraku mulai tersendat-sendat, kehilangan fokus. Inilah yang kau dapatkan jika Harry sudah menempelkan seluruh tubuhmu dengan tubuhnya dan bibirnya yang lembut itu sudah memberikan kecupan-kecupan hangat di seluruh tubuhmu.

“Hmmm?” Harry menjawab dengan bisikan di leherku, membuat bulu kudukku meremang. Tangannya membelai pinggangku dengan lembut. Aku merasakan tanganku mendorong tubuhnya dengan lemah, tak merasa memiliki cukup kekuatan untuk mendorongnya menjauh.

“Kau pulang cepat hari ini? Aku akan menjemputmu.” Harry bergumam di leherku, memberikan getaran yang membuat nafasku semakin tersenggal-senggal. Tak merasa  memiliki kekuatan menjawab, aku menganggukkan kepalaku dengan lemah.

“Begitu sampai rumah, aku akan –“

(Hey girl I’m waiting on you.. I’m waiting on you

Come on and let me sneek you out..)

Bibir Harry langsung berhenti bergerak di leherku, membeku di tempat. Menghembuskan nafas dengan lega, aku mendorong tubuh Harry dan tersenyum kecil. Harry menggapai handphonenya yang berdering di kantung celananya dengan wajah kesal sambil memutar matanya.

“Hello?” Harry menjawab dengan nada membentak, membuatku terkekeh. Aku menghadap ke arahnya dan memberinya ciuman singkat di bibir sebelum cepat-cepat berbalik ke arah pintu dan keluar dari mobil. Aku harus melakukannya dengan cepat sebelum Harry mulai merengek dan menarikku kembali lagi ke dalam mobil.

“Kau mengganggu ciumanku hanya untuk mengatakan hal ini?!” Suara Harry mengecil seiring dengan langkahku menuju halaman depan kampus. Mataku melihat ke sekelilingku sebelum bertemu dengan orang yang kucari-cari, Jane.

“Hey Jane !” Aku mempercepat langkahku, memanggil namanya. Kepalanya berputar, menunjukkan wajahnya yang ceria. Rambut pirang terangnya dibiarkan tergerai, menghiasi wajahnya yang putih pucat. Mata birunya yang berwarna terang langsung melebar melihatku.

“Oh God, Sam. Kurasa kau harus memakai syal hari ini.” Ia melemparkan syal berwarna hijau tua ke arahku, membuat keningku mengernyit heran.

“Aku tak perlu syal, Jane. Sekarang baru musim gugur. Aku belum terlalu kedinginan.” Menolak dengan lembut, aku mengembalikan syal hijaunya kepada Jane.

Moments of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang