3# Doa dan Harapan

40 5 1
                                    


Semoga saja, tidak ada malaikat yang ingin  mengamini doa mereka.

~Lu'lua El Ghassan~

«««»»»


Entah yang ke berapa kalinya lulu' bermimpi yang sama. Membuatnya kesal namun juga girang. Pasalnya, ia tidak harus menerima khitbah sang kakak sepupu itu.

"Menurut ustadzah, mimpi lulu' gimana? Lulu' harus pindah atau tetap disini?" Tanyanya ragu.

Ustadzah zahira tersenyum lembut menatap lulu'. Sejak pertama lulu' menuturkan cerita tentang mimpinya senyuman itu belum surut.

"Lulu' tau? Gambaran pondok yang lulu' tuturkan sama dengan rancangan desain gus izam tentang pondok ini kedepannya"

Mata lulu' sempurna membulat. Dengan susah payah ia menelan ludah. Jangan-jangan doa temen-temen bakal terkabul? Dan aku jadi..

"Gak! Lulu' gak mau!" Ucap lulu' tiba-tiba.

Ustadzah zahira mengguncang tubuh lulu' pelan. Membuat empunya tersadar.

"Apa yang gak mau lulu'?"

Hanya cengiran khasnya yang ia tunjukkan. Dan disambut gelengan kepala ustadzah zahira.

"Mungkin jodoh lulu' disini, di dhalem" kata ustadzah zahira dengan penekanan dikata terakhirnya.

Lulu' memajukan bibir. Kesal dengan candaan ustadzah nya itu. Ustadzah zahira tertawa melihat ekspresi yang ditunjukkan lulu'. Ia sengaja menggoda lulu' karena ia tau, lulu' tidak ingin menjadi bagian dhalem.

«««»»»

"Bener tuh kata ustadzah zahira lu'. Kamu bakal jadi mantunya umi" kata najma tanpa disaring.

Lulu' memutar bola malas. Teman-temannya tidak akan berhenti menggodanya kalau sudah begini.

"Aku? Jadi mantunya umi? Emang aku siapa? Gak akan memenuhi kriteria calon mantunya" balas lulu'.

Memang menjadi menantu seorang kyai bukan perkara yang mudah. Banyak kriteria yang harus dilewati. Termasuk hafidzoh dan cerdas. Fisik? Itu belakangan kata umi.

"Seharusnya, diena aja. Hafidzoh? Iya. Cerdas? Owh, jangan ditanya. Cantik? Ma Syaa Allah. Lengkapkan?" Lanjut lulu'.

Diena menjitak dahi lulu'. Sahabatnya ini kadang suka ngawur kalau bicara.

"Ngaca dulu klo ngomong lulu'" sindir ilma yang sudah tertawa melihat lulu' dijitak.

Tangan ilma dengan ringannya mencubit hidung mancung lulu'. Membuat lulu' mengaduh kesakitan.

"Aw..Sakit tau!"

"Lu', Yang disini hafalannya lancar kayak jalan tol itu kamu! Yang pinternya nembus langit itu kamu. Yang cantiknya ngalahin miss universe itu siapa?" Ilma menjeda kalimatnya.

"lu_" baru saja najma dan diena akan menjawab pertanyaan ilma. Namun ilma telah memotongnya habis.

"Yaaa..aku yang paling cantik" potongnya dengan tawa yang melebar.

Ketiganya menepuk jidat kompak. Udah serius-serius didengerin, eh nglantur juga akhirnya.

"Udah ah, gak usah dibahas lagi. Yang bakal jadi mantunya umi itu diena" ucap lulu' yakin.

Takdir pun Berkata LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang