Happy reading..«««»»»
Aku yang terlalu jauh masuk dalam duniamu. Hingga aku lupa, mana duniaku yang sesungguhnya.
~Lu'lua El Ghassan~«««»»»
Tentang kisah 2 tahun itu. Aku benar-benar terpuruk. Trauma hebat yang ku alami ternyata sulit disembuhkan. Aku kembali merasakan hal yang sama seperti tahun itu.
Namun aku sangat bersyukur, keadaanku sekarang tidak separah kala itu.Satu yang ku ingat, kerja kerasmu untuk membuatku kembali tersenyum. Kamu tau? Kamu berhasil. Kamu yang pertama membuatku tersenyum.
Bagai lentera dalam gelap, kamu membawaku menuju harapan baru. Menyelamatkanku dari jurang keputus asaan.
Aku tau aku salah. Aku telah melibatkan hati dalam hal ini. Dan sejak saat itu, aku mengharapkanmu.
Aku tau, kamu bukan milikku. Kamu punya ruang tersendiri untuk khania,-sahabatku. 9 tahun lamanya kamu menunggu. Hanya untuk dia.
Hingga pada tahun ke tujuh, kamu sempat hadir dihidupku. Meski keadaannya kamu bukan untukku, aku sudah bahagia.
2 tahun dalam arahan dan naunganmu membuatku nyaman. Harapanku cukup tinggi, suatu saat aku dan kamu berubah jadi kita. Lucu bukan?
Namun harapku telah lenyap sekarang. Kamu dan dia akan menjadi kalian. Dan aku tetaplah aku.
Aku bahagia melihat perjuanganmu selama 9 tahun ini akan terbalas. Meski nanti, ada aku yang terluka. Aku tau, menunggu selama itu bukan hal yang mudah. Namun kamu tetap melakukannya.
Berkali-kali ku yakinkan dirimu bahwa khania menjaga hatinya untukmu. Dan berkali-kali pula aku meyakinkan diriku bahwa kamu bukan milikku.
Apa kamu tidak sadar? Kisah yang ditulis khania dalam novelnya adalah kisah tentangmu? Tentang kepergianmu menuntut ilmu ke turki?
Mungkin ini sudah saatnya bagiku untuk melepasmu. Aku yang terlalu jauh masuk dalam duniamu. Hingga aku lupa, mana duniaku yang sesungguhnya.
Aku salah menempatkan harapku. Seharusnya aku menitipkannya pada Sang Maha Cinta. Dan, itulah akibatnya. Aku kecewa.
Semoga Allah selalu memudahkanmu dalam berjuang mendapatkan cinta suci makhluqNya.
Lulu' mendongak. Menahan air mata yang memaksa untuk turun.
"Lulu' kuat.. Lulu' kuat" gumamnya.
Lulu' terpaksa menghapur air mata yang sudah terlanjur menganak di pipi. Ya Allah, sedalam itukah perasaanku padanya?
«««»»
Mentari pagi sudah menyapa diufuk timur. Seiring dengan mulainya aktivitasnya hari ini. Ya, setelah 2 minggu Lulu' rehat dari segala kegiatan, hari ini ia sudah kembali melakukan aktivitas.
Karena jadwal kuliahnya yang telah usai, Lulu' mengisinya dengan mengurus santri yang setara dengan SD/MI.
"Fahimtum?" Tanya Lulu' setelah menjelaskan pelajaran bahasa arab bab profesi.
"Fahimna kak!" Jawab mereka serempak.
Lulu' mengambil buku LKS dimeja, membuka pada halaman tertentu.
"Tugas yang kemarin dikumpulkan, yuk! Biar kakak nilai. Nanti yang nilainya paling bagus, kakak kasih hadiah" ujar Lulu' dengan bersemangat.
Santri-santri yang masih menginjak kelas 2 itu langsung berlomba-lomba mengumpulkan bukunya masing-masing.
Lulu' terkekeh melihat antusiasme santrinya itu. Dengan teliti Lulu' mengkoreksi tugas milik santrinya yang berjumlah 20 itu.
Disela-sela aktivitasnya, seorang santri mendekat ke meja Lulu'. Ia tampak bingung, seperti hendak mengatakan sesuatu tapi tidak ingin menyela kegiatan gurunya itu.
"Ada apa nabil? Mau ke kamar mandi?" Tanya Lulu' yang menyadari keberadaan nabil disampingnya.
"Mm.. itu kak.. Ada yang nyariin kakak diluar"
Lulu' langsung mengarahkan pandang ke arah pintu. Tapi tidak terlihat siapapun disana.
"Syukron nabil, silahkan nabil duduk"
Ia melangkahkan kaki ke luar ruangan. Matanya menyipit menatap punggung seseorang itu.
"Ada yang perlu apa ya?" Tanya Lulu'.
Pemuda itu berbalik, membuat Lulu' kaget. Tapi ia segera menetralkan ekspresinya.
"Ada perlu apa Gus Ayyas menemui saya?" Ulang Lulu'.
Gus Ayyas tersenyum singkat. Namun tidak mengurangi kesan dinginnya.
"Ada yang mau saya bicarakan"
Lulu' mempersilahkan Gus Ayyas duduk dikursi panjang depan kelas. Jarak mereka hanya 1 meter.
"Saya mau minta maaf perihal kejadian di Hotel Itu. Kalau Lulu' tidak keberatan, lokasi haflahnya bisa diganti."
"Gus tidak salah apa-apa kok. Lulu' yang seharusnya berterima kasih kepada Gus. Kalau tidak ada Gus Ayyas, Lulu' tidak tau apa yang terjadi."
Lulu' terdiam sebentar. Tangannya sibuk memainkan ujung jilbabnya.
"Untuk lokasi haflah, tidak perlu diganti. Lulu' yang perlu mengembalikan kondisi Lulu' sendiri Gus"
Hening. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Gus Ayyas berdehem cukup keras.
"Kalau gitu saya pamit. Sekali lagi saya minta maaf"
Lulu' hanya mengangguk. Menatap punggung Gus Ayyas yang perlahan hilang. Dingin banget ekspresi nya,-batin Lulu'.
«««»»»
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir pun Berkata Lain
Fiksi RemajaPernahkan kalian merencanakan sesuatu? Memikirkan ini itu, membayangkan segala kemungkinan? Namun pada akhirnya, semua itu gagal? Sering mungkin. Terkadang ada rasa kecewa yang muncul setelah itu. Namun kamu tak perlu khawatir, Allah punya skena...