Kamu hanya perlu waktu untuk menerima semua ini, selanjutnya kamu bisa melupakan dengan ikhlas.
~Ayyas Habibullah~
««»»
Happy reading.."Tempat udah clear, DP juga sudah dilunasi Gus" lapor Amir pada Gus Ayyas.
Gus Ayyas mengangguk. Tangannya kembali sibuk menscroll layar pipihnya.
"Oh iya. Diena, Lulu', untuk properti dekor kalian bisa buat checklist-nya. Nanti langsung dikirim ke saya biar segera saya carikan"
"Nggih gus"
Suasana hening seketika. Lulu' dan Diena sibuk dengan checklist-nya, Amir dengan proposalnya, dan Gus Ayyas yang entah asik dengan apa.
Tok!Tok!Tok!
Semua serempak menoleh ke arah pintu. Seorang santri putra berdiri dengan senyumnya yang mengembang.
"Ada perlu apa rif? Sini masuk!" Ajak Amir.
Yang dipanggil Rifqi itu masuk dengan mengucap salam terlebih dahulu.
"Ini ada paket untuk Gus Ayyas" katanya seraya menyerahkan sebuah bingkisan.
Dahi Gus Ayyas mengernyit membaca nama pengirim. Namun ia segera menormalkan ekspresinya.
"Syukron rif"
Rifki tidak langsung meninggalkan ruangan. Ia tetap pada posisinya.
"Tadi kata pengirimnya, didalamnya ada bingkisan untuk kak Lulu' "
Gus Ayyas mengangguk. Barulah setelah itu rifki pamit.
"Khania teman Lulu'?" Tanya Gus Ayyas tiba-tiba.
Lulu' mengangguk. Apa hubungannya dengan Khania? Tanyanya dalam hati.
Gus Ayyas sudah berhasil membongkar paketan dengan bungkus biru muda itu. Lulu' menelan ludah, pikirannya tertuju pada Gus Zaid.
"Ma Syaa Allah.. Sudah mau akad ternyata" gumam Gus Ayyas yang terdengar oleh Lulu'.
Tangan Gus Ayyas terulur menyodorkan sebuah novel dengan cover biru muda. Lulu' menerima novel tersebut.
"Couple Blue" ceplos Diena.
Lulu' terdiam menatap novel manis tersebut. Dibaliknya terdapat sebuah undangan pernikahan dengan warna senada.
Nama Khania dan Zaid bersanding cantik dengan warna gold. Diena tanpa diminta telah mengelus punggung Lulu'.
"Nanti ada yang lebih baik lagi, lu' "
"Perjuangan Gus Zaid gak sia-sia sekarang. Penantian panjangnya akan segera berakhir" ucap Lulu'.
Gus Ayyas yang sedang membaca sinopsis novel itu langsung menatap Lulu' bingung.
"Bukannya mereka baru ketemu ya?" Tanyanya.
Lulu' tersenyum. Tangannya menunjuk novel itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir pun Berkata Lain
Teen FictionPernahkan kalian merencanakan sesuatu? Memikirkan ini itu, membayangkan segala kemungkinan? Namun pada akhirnya, semua itu gagal? Sering mungkin. Terkadang ada rasa kecewa yang muncul setelah itu. Namun kamu tak perlu khawatir, Allah punya skena...