10

67 11 0
                                    

Putaran terakhir tengah dimulai. Dan skor Starla saat ini berada pada urutan kedua. Dan Serin berada di urutan ke empat, sebenarnya urutan kedua pun bisa dipastikan masuk ke babak selanjutnya sebelum bisa menjadi pemenang yang akan mengikuti ke jenjang nasional. Tetapi Starla tidak puas dengan angka dua.

Starla bisa saja mengejar satu orang diatas nya kalau ia mencetak angka sepuluh dan satu orang tersebut mencapai angka dibawah sembilan, setidaknya. Hanya itu harapan Starla.
Tapi kalau dia mencetak angka sepuluh, maka pupus sudah harapan Starla.

Orang yang berada pada urutan ke tiga meluncurkan anak panahnya.

Delapan

Starla bersyukur dalam hati, dan segera meraih anak panahnya. Ia harus melakukan yang terbaik saat ini, dan berharap kalau pemanah di urutan pertama yang akan menembak setelahnya akan mencetak angka di bawah dirinya agar ia mendapatka peringkat pertama.
Starla mulai membidik sasarannya dengan seksama. Matanya menajam kala memerhatikan target dengan seksama.

Ia ingin menyenangkan hati tiga laki- laki yang saat ini tengah berada di Jakarta, dan berhasil membuat tekadnya kian kuat.

Yang pertama ada Ayahnya Stevano, lalu Samudra saudara kembarnya, dan ketiga Sendra.

Pleak!

Terdengar suara anak panah menancap pada papan target, Starla tak dapat menahan rasa gembiranya, ia berada di urutan pertama sementara ini. Terlebih saat pandangannya teralih ke target panahannya berada tepat di tengah- tengah angka 10, sempurna.

Sepuluh

Senyum merekah diwajah cantik Starla, memancing teriakan- teriakan histeris dari para penonton dan baru pada diam saat penjaga mulai menghampiri satu persatu.

***

Matahari mulai tenggelam tetapi di WarBe masih ramai anggota geng Emerald yang kumpul karena gabut jika di rumah. Anggota inti geng Emerlad sedari tadi tidak bisa diam apalagi si Gilang dan Radian biang rusuhnya, tetapi Samudra, Nico dan Vero hanya diam dengan pikiran bercabang karena kapten mereka belum sampai dari tadi.

"Woi diem-diem bae lo bertiga." Celetuk Gilang membuyarkan lamunan mereka

"Apa sih lo bacot aja." Kesal Vero karena dikagetkan oleh Gilang

"Iya lo ngrusuh aja dari tadi." Sambung Nico

"Karena kalo gak ada gue disini pasti ni WarBe sepi tau nggak sih lo pada." Kekeh Gilang tak mau di sudutkan

"Ye apaan lo tai onta." Balas Radian sambil menoyor kepala Gilang dengan keras dan si empunya mengaduh kesakitan

"Sakit goblok." Ucap Gilang ngegas

"Gue punya tebakan nih." Sambung Gilang

"Apaan?" Tanya Radian

"Buah, buah apa yang bikin pusing?" Ucap Gilang pada mereka

"Ya gak tau lah dugong." Jawab Vero nge-LPG

"Emang apaan?" Tanya Nico yang kepo

"Belimbing." Jawab Gilang

"Kok bisa sih." Heran Nico

"Ya bisalah belimbingan skripsi kan bikin pusing tuh." Jawab Gilang dengan watadosnya

"BIMBINGAN WOI BIMBINGAN." Ucap Radian kesal dengan jawaban Gilang

"Dbg." Ucap Samudra membuat mereka bingung

"Apaan dah Sam bahasa lo?" Tanya Vero bingung

"Tau tuh bahasa planet mana itu."Sambung Radian

"Diem bisa gak!" Kesal Samudra pada mereka

SENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang