17

40 7 0
                                    

Drrrttt.... drrrttt...

Getaran ponsel yang berada di saku nya membuatnya terpaksa harus menepikan motor besarnya itu.

"Hmmm."

"Starla udah di rumah."

"Gimana."

"Dia pulang udah basah kuyup and she fainted."

"..."

"Gue gak tau dia pulang sama siapa."

Tutt....

"Arghhhh." Teriak Sendra mengepalkan tangannya.

Sendra yang tadinya ingin ke WarBe untuk berkumpul dengan temannya langsung memutar arah menuju rumah sang bintang.

Jalanan lengang membuatnya lebih leluasa untuk mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi tak memikirkan resikonya yang akan terpeleset apabila mengendarainya dengan cepat.

Sesampainya di rumah sang bintang motornya ia parkir sembarangan dan helmnya ia lepas lalu membuangnya begitu saja tanpa mempedulikan lecet atau tidaknya.

Sendra lantas berlari menuju kamar sang bintang dengan tergesa-gesa tanpa mengucapkan salam ataupun permisi.

Brakk...

Pintu kamar Starla dibuka secara paksa membuat seseorang yang didalam terlonjak kaget.

"Damn it."

"Sorry." Ucap Sendra tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Samudra yang mendengar itu hanya memutar bola mata nya malas dengan tingkah laku bos sekaligus sahabat nya itu, Samudra keluar dari kamar itu karena ingin memberi privasi Sendra berbicara pada Starla walaupun gadis itu belum membuka matanya.

"Wake up Starla don't make me worry about you." Ucap Sendra sambil menggenggam tangan Starla yang masih agak dingin.

"Sweet dreams and get well soon my star." Ucap Sendra kemudian mengecup tangan Starla berlalu keluar dari kamar Starla.

Sendra berjalan menuju kamar Samudra karena ingin membicarakan masalah ini.

"Kenapa?"

"Gue gak tau tadi pulang-pulang udah basah kuyup, gue kira dia pulang ama lo."

"Sorry, ada urusan Olimpiade."

"Harusnya lo bilang ke gue kalo lo gak bisa nganterin dia pulang." Ucap Samudra menggeram marah.

"Damn it."

"Gue tau Starla kuat, titip Starla dulu gue mau keluar sebentar." Pamit Samudra

***

Bintang gemerlap menghiasi gelapnya malam ini. Serin beranjak dari sofa saat mendengar deringan telfonnya di atas meja.

Keningnya mengernyit sesaat lalu menerima panggilan telpon dari, Samudra.

Tumben telpon, biasanya langsung kesini.

"Halo." Ucap Serin saat ia sudah menempelkan ponsel ke telinganya.

"Keluar."

"Maksutnya?"

"Rumah."

"Aku itu suka heran sama kamu, kalo ngomong satu kata dua..."

Tut

"Kata Samudra ih.." Sebelum Serin menyelesaikan ucapannya Samudra sudah mematikan panggilannya terlebih dahulu.

SENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang