"Wajah polosmu mengingatkanku pada uang recehan. Bermuka dua dan tidak berharga" -Starla Seraphine
————————————————————PRANG!!
"Aduh maaf atuh, suara nya den Nico bikin bibi kaget." Ucap Bi Nani.
"Maaf." Cicit Nico.
"Iya den, kalo gitu bibi mau ke dapur dulu." Pamit Bi Nani.
***
Keadaan tempatnya menghabiskan waktu saat istirahat sangat hening karena mereka memilih untuk ke tempat banyak buku yang berjajar rapi yang kemungkinan agak berdebu karena jarang di sentuh oleh kebanyakan siswa SMA Atlanta.
"Baca buku kaya gitu gak pegel apa Sen?"
"Saya udah biasa baca buku kaya gini Star buat Olimpiade."
Ya mereka adalah Starla dan Sendra yang berada di perpustakaan dengan memilih bangku paling ujung yang jarang dipakai kebanyakan siswa.
Dengan posisi Starla menyender nyaman di bahu Sendra dan mata yang terpejam berbeda dengan Sendra yang memegang buku tebal berisi materi untuk persiapan Olimpiade.
Sendra sama sekali tak terganggu dengan posisi Starla yang menyender di bahunya justru ia kerap kali mengelus kepala sang bintang di sela-sela kegiatan membacanya.
"Sendra!" Teriak seseorang dari kejauhan.
Teriakan itu mengusik Starla yang nyaman dengan posisinya lantas menegakkan badannya dan mendengus dengan tangan bersedekap ketika tau siapa yang memanggil sang kapten.
Sendra yang melihat kelakuan sang bintang hanya menggelengkan kepala dan tanpa aba-aba tangan besar itu sudah bertengger manis di kepala sang bintang dengan membelainya dengan lembut dan ya berhasil membuat Starla tersentak.
"Sendra!" Panggil orang itu sekali lagi saat sudah duduk di depan pasangan itu.
Sendra hanya merespon dengan menaikkan salah satu alisnya karena enggan mengeluarkan suaranya.
"Sen aku mau nanya materi yang kemarin soalnya kurang paham sama yang dijelasin Pak Indra." Ucap Laras dengan suara yang dibuat-buat.
"Cihh sok manis." Starla berdecih, sontak Laras membalas dengan senyuman.
"Kamu kenapa sih Star gak suka banget sama aku." Ucap Laras melirih agar mendapat simpati dari Sendra.
"Wajah polosmu mengingatkanku pada uang recehan. Bermuka dua dan tidak berharga." Sarkas Starla yang mendapat pelototan tajam dari Sendra.
"Starla language." Ucap Sendra menyentil bibir Starla pelan.
"Aduh Sen ini kenapa bibir aku disentil sih kan sakittt." Rengek Starla.
"Makanya jangan bicara gitu lagi sama orang." Ucap Sendra mengacak rambut Starla.
"Iya iya ishh jangan ngacak-ngacak rambut aku bisa kan." Gerutu Starla.
Laras yang melihat kedua sejoli itu bermesraan di depan matanya menyebabkan dirinya terbakar rasa iri.
Starla yang melihat Laras tersenyum smirk hanya memutar bola matanya karena sudah mengetahui Laras tak sebaik yang dilihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENDRA
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM BACA) Sendra Matthew Aradea, Cowok dengan sejuta pesonanya, Pintar dalam segi akademik maupun non akademik, Pendiam dan sangat misterius, disegani oleh semua orang termasuk gengnya. Sangat acuh terhadap sekitar kecuali dengan se...