Seolah aku berusaha keras mempertahankannya dan sesuatu hal itu semakin jatuh.
-Starla Seraphine
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kegaduhan melanda SMA Atlanta sejak satu jam yang lalu. Jam pelajaran ditiadakan karena para guru sedang rapat. Meskipun begitu, para siswa tidak dipulangkan lebih awal.
Mereka menghabiskan waktunya di kantin, taman, lapangan basket maupun berjalan- jalan entah kemana. Berbeda dengan enam orang yang kini tengah berada di perpustakaan. Siapa lagi kalau bukan Sendra, Samudra, Nico, Gilang, Radian dan Vero. Mereka ke perpustakaan atas paksaan Big bos yang justru membuat mereka menghela nafas kasar.
Mereka tiba di depan perpustakaan tetapi tidak ada tanda-tanda mereka akan memasuki ruangan penuh buku itu kecuali Sendra dan Samudra yang langsung masuk meninggalkan mereka ber-4 yang masih seperti patung.
"Kuy masuk nanti di marahin bos tau rasa lo semua." Ajak Nico pada mereka yang terlihat seperti tak mempunyai semangat hidup.
"Kuy lah." Jawab Vero sambil mendorong bahu Nico agar lebih dulu masuk.
Dan masih tersisa Gilang dan Radian yang masih menatap perpustakaan seakan ruangan itu penuh dengan hantu.
"Lang masuk sono." Ucap Radian mendorong bahu Gilang.
"Gak mending lo aja." Jawab Gilang juga mendorong bahu Radian.
"Gak mendingan gue ke kantin aja banyak ciwi-ciwi disana."
"Hayuklah gue juga ikut mau ngapelin Olive."
"Ya kaya Olive mau sama lo aja." Ucap Radian mengejek Gilang.
"Liat aja nanti Yan."
"Nama gue tu RADIAN bukan RADIYAN bangke lu." Ucap Radian geram sendiri.
"Oh aja ya kan."
"Udah mending cabut ke kantin sebelum yang lain tau." Ucap Radian sudah malas berdebat dengan Gilang.
"Kuy." Jawab Gilang merangkul Radian.
Belum sampai satu langkah kerah baju mereka sudah ditarik seseorang dari belakang.
"Woi siapa sih berani-beraninya narik gue." Ucap Radian kesal.
"Awas aja nih orang gue bejek-bejek berani narik kerah gue." Sambung Gilang.
Mereka berdua berbalik dan menatap sang empu yang menarik kerah mereka.
"Eh pak bos ngapain disini atuh." Ucap Radian cengengesan.
"Ehehe bos kenapa kesini kan tadi udah di dalem baca buku." Ucap Gilang cengengesan sambil menggaruk tengkuknya.
"Mau kabur?!." Tanya Sendra dengan nada tegas dan tatapan tak lepas dari mereka berdua.
"Enggak."
"Iya."
"Eh Lang kenapa lo bilang iya sih." Ucap Radian menoyor kepala Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENDRA
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM BACA) Sendra Matthew Aradea, Cowok dengan sejuta pesonanya, Pintar dalam segi akademik maupun non akademik, Pendiam dan sangat misterius, disegani oleh semua orang termasuk gengnya. Sangat acuh terhadap sekitar kecuali dengan se...