Chapter 5

194 10 0
                                    

Andin beranjak dari tempat tidur. Ia melangkah menuju kamar mandi. Tapi ini hari minggu Andin sedikit malas untuk mandi karena dia lagi halangan jadi mandi lebih awal.
" Andin turun sarapan dulu! " teriak Fabio" iyh bang, bentar baru selesai mandi " ujar Andin " cepetan abang dah laper". " sabar apa bang bio!" teriak Andin kesal
Andin segera bergegas turun karena abang yang bawel udah teriak

Mata Andin tertuju pada satu orang yang tidak asing baginya
"ka Aldi? " ujar Andin" tumben pagi pagi udah kesini? " tanya Andin
" dia kesini ngajak kamu jogging " ujar Fabian
" jadi ini nak aldi yang diceritakan Fabian " tanya Arjun" iya om saya Al-Dino Kahfi Mahendra " jelas aldi "jaga anak om ya, jangan sampai kamu sakiti dia" ujar Arjun " klo lo sakiti adek gw berurusan ama gw" ujar Fabio tegas " iya om, bang insyaallah saya jagain Andin" ujar Aldi yang membuat pipi Andin merona
" pah kita berangkat ya nanti keburu siang " ujar Andin" iya hati hati ya sayang " ujar Arjun" assalamualaikum " ujar Andin" wa'alaikumsalam " ujar Arjun dan kedua abang nya.

~ III ~

Setelah lelah mengelilingi komplek, mereka beristirahat di taman sekitar komplek.
" kak " panggil Andin" gw capek tau istirahat dulu ya" ujar Andin sambil duduk di bangku panjang taman
" Iya. Kamu tunggu sini ya kakak beli minum dulu " ujar Aldi meninggalkan Andin

Hah?! Apa? Aku kamu kok kak aldi manggil aku kamu? Gumam Andin dalam hati

Andin memperhatikan anak kecil yang sedang bermain dengan orang tua nya. Dia teringat masa kecilnya bersama ibunya " mah Andini kangen" ujar Andin, tanpa sadar air mata nya menetes

"nih minum nya" suara itu membuyarkan lamunan Andin
" eh iya" ujar Andin mengambil sebotol air mineral "kamu nangis?" tanya Aldi menatap mata Andin
" eh, nggak kak kelilipan tadi" Andin berbohong, dia nangis karena ingat Almarhum Ibunya
" Andin, sekarang panggil nya aku kamu ya" pinta Aldi
" hah?! Aku kamu? " tanya Andin
" kan kita udah jadian " ujar Aldi datar
" eumm.. Iyh kak" jawab Andin malu

Pipi kali ini jangan merah gw tau kok jantung gw berdebar kenceng pasti pipi gw merah. Jangan ya pliss!
Ujar Andin dalam hati

" kak pulang yuk" ujar Andin mengalihkan pembicaraan
" cepet banget "." ini udah jam 9 kak" rengek Andin " y udah ayo" ujar Aldi menggenggam tangan Andin

Kok dia aneh sih di sekolah aja dingin, disini aja manis kayak madu!

~III~

Setelah bersih bersih Andin mengambil sebuah bingkai foto dan beranjak ke tempat tidur
" mah, Andin kangen. Mamah gak kangen sama Andin. Ujar Andin menatap bingkai itu " mah tau gak, papah kasian ngurusin Andin sama abang sendiri. Andin takut papah capek mah" tanpa sadar air mata nya menetes.

Fabian yang dari tadi memperhatikan nya masuk ke dalam kamar Andin
" ayah gak akan capek ngurusin kita" ujar Fabian menghampiri Andin yang juga disusul Bio. "kan ada kita berdua, kita juga ngurusin lo" sambung Bio " udah gak usah nangis lagi kan ada kita. Jangan pernah merasa sedih ya, klo kamu sedih mamah juga sedih disana" ujar Bian yang sudah disamping Andin
" kita semua sayang sama lo kok. Jangan sedih lagi ya biarin mamah tenang disana kita disini kirim do'a buat mama " sambung Bio
" udah jangan nangis. Perincess kita gk boleh nangis " ujar Bian
" abang... " ujar Andin memeluk Bian yang disusul Bio" kita semua sayang lo kok" ujar Bio mencium kepala Andin "Andin juga sayang kalian" Andin mengeratkan pelukan nya


Maaf ya kalo Chapter ini pendek.
Jangan lupa follow wattpad aku
Vote nya juga ya! 💕

Alsaka✔️[Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang