Chapter 33

28 3 0
                                    

Kembali lagi bersama Andino! Gimana? Udah siap babay sama Andino? Sebentar lagi mereka ending nih, semangat ya baca nyaPart ini mengandung buawang! 🤧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali lagi bersama Andino!
Gimana? Udah siap babay sama Andino? Sebentar lagi mereka ending nih, semangat ya baca nya
Part ini mengandung buawang! 🤧

Hari ini adalah hari Dimana kelulusan kelas XII diadakan. Untung saja luka diwajah Aldi yang kemarin sudah mendingan, jika tidak, huh, bisa bisa ditertawakan dia wisuda wajah nya seperti itu
Andin yang tau akan hari ini merasa sedih, karena dia tidak satu sekolah lagi dengan Aldi , dan Aldi akan melanjutkan kuliah militer nya di makassar, tempat ayahnya bertugas dulu
"Andin sudah siap belum? Ayo berangkat, katanya mau lihat Aldi?" ujar Bian
"bentar bang" Andin menghapus air matanya yang tiba-tiba menetes, dia sedih, belum pergi saja sudah sedih, apalagi kalo udah pergi
"ayo bang berangkat"

Kali ini Aldi berangkat bersama orang tuanya, ya, karena ini kan wisuda jadi dengan orang tua
"gimana? Udah siap 2 hari lagi Makassar?" ujar Gavin
"insyaallah siap. Tapi kalau aku udah punya anak, aku berhenti ya pah" ujar Aldi
"iya, tapi kamu harus melanjutkan bisnis papah"
Aldi menganggukan kepala sebagai jawaban

Andin dan abang nya sudah sampai disekolah, disana juga ada ketiga sahabat nya, dia kira kelas XI dia doang yang dateng. Kalian tau lah alasan ketiga sahabat Andin dateng
"eh, lo bertiga disini juga" sapa Andin
"iya dong, lo tau kan alasannya" ujar Siska "yee, itu mah lu kali, lha gue?" Olivia memang belum ada yang tau bagaimana dia sama azmi, tapi yang jelas dia dateng untuk menghargai azmi "lha lu kan ada ka azmi" ledek Chelsea

Tak terasa acara sudah selesai, Andin langsung menghampiri Aldi dan memberi bucket bunga
"ka Aldi! Happy Graduation!" ujar Andin seraya memeluk Aldi
"kakak kira kamu gak dateng tau" Aldi mengusap kepala Andin dan mengecup keningnya
"aku dateng lah, gk mungkin gak dateng. Kakak Bener mau ke makassar 2 hari lagi?" ujar Andin sambil mengerucutkan bibir nya
Aldi melepas pelukan nya dan menatap gadis itu "iya, kakak ke Makassar 2 hari lagi, tapi kakak janji 2 hari waktu kakak buat kamu jangan sedih ya" Aldi kembali memeluk Andin

Sementara Olivia, dia menghampiri Azmi dengan perasaan canggung
Azmi sedang berbicara dengan teman nya, dia takut untuk menghampiri nya "Mi, itu bukannya cewek yang lagi deket sama lu? Dia kesini tuh" ujar teman Azmi "gue tinggal ya Mi"
Azmi menghampiri Olivia, Olivia yang menunduk tidak tahu kalo Azmi sudah didepan nya
"ekhem" Azmi sengaja berdehem agar Olivia menatap nya
Olivia yang merasa ada seseorang didepan nya langsung melihatnya
Dia diam ketika tahu Azmi yang didepan nya "hallo, Olivia?" ujar Azmi "h-hai, nih buat kakak" Olivia menyerahkan bucket bunga dan boneka singa lalu pergi. Tapi Azmi sudah menarik tangannya, sehingga Olivia sekarang dipelukan nya
Tiba-tiba nafas Oliv terhenti, dan jantung nya berdetak tak karuan, tanpa sadar Azmi dan Oliv sama sama meneteskan air mata
"k-kak Azmi, kenapa?" ujar Olivia Azmi semakin mengeratkan pelukan nya pada Oliv seperti orang takut kehilangan "kak, jangan buat gue sedih dah, hiks" yaps! Olivia nangis dalam pelukan Azmi
"liv maaf ya kalo gue belum nembak lu sama sekali, tapi gue janji, dikorea gue bakal jaga hati, jaga mata, jaga diri juga, gue janji setelah selesai kuliah gue akan lamar lu, gue gak mau pacaran" ujar Azmi
Olivia yang mendengar itu tambah terisak tangisan nya "j-jangan pergi kak, hiks, ntar siapa yang buat gue ketawa" ujar Oliv dalam tangisan nya
Azmi melepas pelukan nya
"hei, jangan nangis, kelinci gue gak boleh nangis" Azmi mengusap air mata Olivia dan mengecup kening nya

Siska dan Andre sedang berbicara ditaman. Siska menangis, dia belum siap Andre jauh dari nya
"udah dong jangan nangis, aku janji di London aku akan jaga hati, jaga mata, udah ya jangan nangis, coba senyum" Andre menunjukkan wajah konyol nya, tapi itu membuat Siska tambah nangis "eh kok nangis sih" Andre kini memeluk Siska "dimana aku akan lihat wajah konyol itu kak, dimana, hiks" Ujar Siska dalam pelukan Andre
Siska mengeratkan pelukan nya, dia bener-bener takut kalau Andre jauh dari nya, ya walaupun tingkah Andre aneh, tapi dia unik

Sementara Chelsea masih mencari Jordan, dimana cowok itu berada. Saat melewati taman, dia melihat Jordan bersama Rani sedang pelukan.
Chelsea yang melihat itu berusaha kuat dan baik baik saja. Jordan yang melihat Chelsea langsung melepas pelukan nya dan menghampiri Chelsea "Chelsea!" panggil Jordan ketika Chelsea hendak pergi
"mau kemana, jangan pergi" Jordan langsung memeluk Chelsea dari belakang, diam diam Chelsea menangis. Rani yang melihat itu langsung menghampiri nya dan melepaskan pelukan Jordan pada Chelsea "Jordan" lirih Rani
"rani kenalin ini Chelsea sahabat gue" ujar Jordan. Rani melirik kearah Chelsea, kening nya berkerut mengingat dia pernah bertemu dengan nya "kamu bukan nya yang waktu itu nampar Jordan ya?" ujar Rani "itu kemarin dia marah sama gue, sekarang kita udah baikan kok" ujar Jordan. Rani dengan senang hati langsung memeluk Chelsea dan membisikan sesuatu
"chel, aku titip Jordan ya, kamu tau gak, bisa jadi ini hari terakhir aku, aku titip dia ya, nih cincin nya aku kasih kamu" ujar Rani sambil memberikan cincin tunangan nya dengan Jordan. Chelsea yang melihat itu ingin menangis, gak mungkin hidup Rani berakhir hari ini
"Ran, lu jangan ngomong kayak gitu, jangan tinggalin Jordan, Jordan sayang sama lu" Chelsea memeluk Rani. Beberapa detik mereka pelukan, Rani sudah tak bernafas lagi
"Ran, Rani! Ka Jordan! Kok Rani berat ya, dia lemes banget!" ujar Chelsea panik. Jordan dan Chelsea langsung membawa nya kerumah sakit

Jordan dan Chelsea menunggu nya di depan ruang ICU. Andin, Aldi, dan sahabat nya dateng ke rumah sakit menyusul Jordan dan Chelsea
"gimana keadaan Rani dok?" ujar Jordan yang baru saja keluar dari ruang ICU
"sabar ya mas, mba, nyawa Rani tidak bisa kami tolong, penyakit nya sudah parah, dan ini memang waktu dia pulang" jelas Dokter kemudian pergi
Jordan langsung lemas, dia belum sempat membuat cewek itu bahagia
"chel" Jordan langsung memeluk Chelsea "gue belum bisa bahagiain dia chel, gue-gue nyesel" ujar Jordan yang sudah menangis "kak, ini bukan salah lo, sabar ya kak" Chelsea berusaha menenangkan Jordan
Tak lama orang tua rani datang dengan keadaan panik
"gimana, gimana kabar anak saya? Kenapa kalian semua diam?! " ujar Rio ayah Rani" Jawab dimana rani?" kini Citra - ibu Rani berbicara
Jordan melepaskan pelukan nya dan berlutut dikaki ayah Rani
"om, maafin Jordan om, Jordan belum bisa bahagiain Rani, dia - dia udah pergi duluan, hiks" ujar Jordan terisak. Rio langsung membangun kan Jordan dan memeluk nya dia menangis begitu juga dengan citra yang langsung jatuh ke lantai
"kamu gak salah, ini emang takdir dia" ujar Rio "pah, kenapa anak kita pergi cepat banget pah! Kenapa gak mamah aja!" ujar Citra. Rio langsung menghampiri istrinya dan memeluk nya erat. Chelsea yang ingat perkataan Rani menghampiri orang tua nya "om, tante, tadi Rani titip ini sama Chelsea, dia minta Chelsea jagain Jordan" jelas Chelsea
"berarti dia minta kamu dan Jordan sama sama, mungkin dengan itu dia bahagia disana" ujar Rio
"iya nak, tante sama om mohon ya, kamu nikah sama Jordan untuk membahagiakan Rani" ujar Citra
Chelsea langsung menangis, dia merasa bersalah atas kepergian Rani

TAMAT!















TAPI BOONG! 😭😝

TBC!
Mengandung buawang kan guys! 🤧
Aku aja yang nulis nangis
Jangan lupa ya VOTE AND KOMEN

Alsaka✔️[Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang