Dia adalah Alya Kirana Djati sudah tiga tahun ini mengabdikan diri bekerja di RS ini sebagai dokter jaga IGD. Kirana--begitu nama panggilannya-- sangat menyukai pekerjaannya. Bertemu dan membantu sebanyak-banyaknya orang adalah keinginan besarnya.
Gadis berambut pendek sebahu dengan tinggi sekitar seratus enam puluh sentimeter. Mempunyai warna kulit putih langsat dan penyuka warna pink. Hal yang umum untuk seorang perempuan. Kirana memang perempuan kalem keturunan Jawa, putri Solo. Tumbuh dari keluarga yang berkecukupan tidak membuatnya sombong atau berlebihan. Ibunya seorang dokter yang berakhir memilih melepas karir dan menjadi ibu rumah tangga dan ayahnya baru saja pensiun dari jabatannya sebagai Sales Director salah satu perusahaan elektronik swasta multinasional, Takeda Electronics.
Turun dari Toyota CHR hitamnya, dengan tunik lengan sesiku berwarna salem, rok panjang span warna navy yang sangat pas setinggi dibawah lutut, berjalan dengan Fendi brown snake skin heels-nya ke arah lobi rumah sakit.
Disana Kirana janji untuk bertemu salah satu sahabat terdekatnya sejak kuliah, seorang dokter spesialis rehabilitasi medik, Lara.
"Ki, lama banget sih lo, ditungguin juga katanya jam delapan. Gue keburu ke poli."
"Sori-sori macet. Yang ini beneran macet, bukan cuma alesan. Mana?" Sahutnya sambil menengadahkan tangan.
"Nih. Gue langsung ke poli yaaaa.. Makasih lho Ki udah mau bantuin ngrekap, imbalannya besok gue kenalin sama temen gue, dokter lagi mudah-mudahan kali ini kalian jodoh. Jangan ditolak lagi yee. Byeeee..."
Lara pamit dengan mengedipkan salah satu matanya dan berjalan ke arah poli dengan buru-buru.
"Hei hati-hati bumil gak usah pake buru-buru kali."
Kirana menghela nafas melihat tingkah sahabatnya itu. Sahabat yang selalu rajin menjodohkannya dengan teman-temannya dari segala profesi dan segala tipe. Sahabat yang akhir-akhir ini mengalami mual muntah sampai-sampai dia tidak tega membiarkannya mengerjakan penelitiannya sendiri. Kirana, Lara dan dokter Ardi memang sedang terlibat dalam penelitian dibidang Orthopedi dan Rehabilitasi medik.
Berbeda denganny, Lara sudah menikah sejak satu tahun yang lalu dengan Bram, salah satu staf petinggi perusahaan provider seluler terbesar di Indonesia yang memiliki kantor pusat di daerah Sudirman.
Menerima setumpuk rekam medis pasien dari Lara, Kirana meneruskan langkah ke IGD.
--
A. Kirana Djati.
"Dokter Kirana, temani saya visite pasien semalam ya yang anaknya pak Airlangga. Dokter kapan dapat shift jaga ruangan? Karena kemungkinan saya mau titip untuk minggu depan saya ada PIT di Bali seminggu."
Karena pergantian shift masih 30 menit lagi, aku menuruti permintaan dokter Ardi, mengikutinya visite.
Gak biasanya Dr. dr. Ardianto Kusuma, Sp.OT(K) main titip-titip begini. Biasanya kalau beliau ada seminar, masih ada juniornya di ortopedi yang siap dimintai tolong.
"Dok, maaf bukannya biasanya ada dokter Syahrul dok yang menggantikan dokter saat dokter keluar kota? Saya jaga ruangannya masih bulan depan dok. Bulan ini yang jaga ruangan dokter Luna."
Sambil berjalan ke arah lift menuju lantai tiga tempat kamar-kamar VVIP berapa, Dokter Ardi tersenyum simpul dengan wibawanya walaupun kini usianya sudah memasuki lima puluh tahun menanggapi pertanyaanku.
"iya Syahrul kalo ada cito operasi, kalau ini saya titip buat monitoring aja, kalau ada masalah tetap nanti kamu konsul Syahrul atau bisa langsung ke saya ya. VVIP spesial soalnya, Ki. Anak sahabat saya, udah kayak anak saya sendiri. Saya juga gak enak ninggalin dia minggu depan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Yang Minta (Completed Dreame)
ChickLit#1 in fiksiumum (May 11, 2020) #1 in romance (May 22, 2020) #1 in chicklit (May 1, 2020) #1 in ceo (May 1, 2020) #1 in romantic (June 9, 2020) #1 in doctor (June 13, 2020) #1 in metropop (July 11,2020) #1 in menikah (July 20, 2020) #1 in generalfict...